Lembar 5. Who's Her?

81 12 4
                                    


Happy Reading!♥️

🎵With play : All We Know-The Chainsmokers feat. Phoebe Ryan🎵

⭐⭐⭐

Aku akan terus menggenggam senyumanmu agar tak pernah hilang.

{Aslan}

⭐⭐⭐
 

  Acantha mengunyah permen kapas yang bertekstur lembut itu dengan nikmat. Keningnya sejak tadi terus berkerut karena tak paham nama-nama yang menjadi komposisi permen berwarna putih yang ia makan itu. Acantha mengangkat bahunya lalu kembali mengambil sisa permen kapas yang masih ada. Seketika senyumannya mengembang, saat sekelebat bayangan wajah dingin seorang lelaki tampan. Aslan. Tanpa ia kehendaki, batinnya menyebut nama Aslan. Acantha menggelengkan kepalanya dan menggerutu pada dirinya sendiri karena memikirkan lelaki songong tapi tampan itu.

"Aslan itu tampan, tapi hatinya tidak setampan waj—Aduh sakit!" Acantha mengusap kepalanya yang mulai berdenyut karena seseorang menjambak rambutnya dengan keras.

"Kalo nggak suka langsung ngomong keorangnya, jangan kayak maling sembunyi-sembunyi,"

Acantha menatap Aslan yang tengah duduk disampingnya dengan tangan yang masih mengusap kepalanya.

"Kemarin aku udah bilang itu," ucap Acantha datar, meniru nada bicara Aslan agar lelaki itu tahu bagaimana rasanya mendapat nada dingin dari lawan bicaranya.

"Bilang apa?"

"Aku nggak suka kamu. Ingat?" Acantha melirik sekilas kesamping kanannya.

"Gue nggak sepikun yang lo kira." Aslan menyumpal telinganya menggunakan earphone, lalu suara Selena Gomez menyanyikan lagu Back To You terdengar indah diindra pendengarannya.

"Dasar cowo sok kegantengan," Acantha mengunyah kasar permen kapasnya dengan sesekali melirik Aslan yang tengah memejamkan matanya meresapi setiap kata dilagunya. Jantung Acantha berdegup kencang kala mata berwarna biru itu perlahan-lahan terbuka dengan sempurna seperti gerakan slow motion.

Indah sekali.

"Baru nyadar kalo gue ganteng, hah?"

Acantha mengerjapkan matanya lalu melangkahkan kakinya untuk menghindari Aslan. Namun, Aslan menarik rambut panjangnya yang diikat satu dengan kuat. Dan hampir membuatnya terjungkal kebelakang.

"Sakit Aslan!" Acantha menginjak ujung sepatu Aslan yang membuatnya tersenyum senang karena melihat wajah Aslan yang menahan kesal sekaligus sakit.

"Kamu pikir rambut aku tali tambang apa, yang ditarik-tarik gitu?" Sulut Acantha dengan wajah yang ditekuk. Acantha memberikan tatapan sangar pada Aslan yang masih menatapinya dengan santai tanpa rasa bersalah. Acantha semakin greget, dan mencebikkan bibirnya karena rambut hasil tatanan tadi pagi yang rapi kini terlihat seperti gembel karena perbuatan Aslan.

Acantha mengurai rambut berwarna coklat terang itu dan menyisirnya menggunakan jari-jari tangannya. Aslan terkesiap takjub melihat rambut indah Acantha yang tergerai panjang hingga punggungnya. Tak ada petir tak ada tornado, Aslan mengulurkan tangannya mengusap puncak rambut Acantha. Acantha tersentak kaget. Mulutnya menganga lebar saat merasakan elusan Aslan dari belakangnya. Ia pun membalikkan badannya, dan alhasil mereka berdua pun saling berhadapan.

Tegang. Itulah yang kini dirasakan Acantha. Susah payah ia meneguk air ludahnya, saat iris biru itu menatapnya tajam terimidasi. Acantha meremas ikat rambut berwarna pink itu untuk mengalihkan rasa gugupnya.

ASLANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang