"Tiba-tiba aku penasaran tentang sesuatu yang tak bermanfaat"
- Gracia
"Bersenang-senanglah sebelum gila"
-Al
L_I_B
Gracia telah mengetahui semua nama lengkap teman sekelas, kecuali satu Ardi A. Gracia tak tahu nama lengkapnya. Al adalah panggilan Ardi yang disukai Gracia. Bukan karena spesial atau suka, cuma pas perkenalan bikin heboh sekelas. Ceritanya Ardi memperkenalkan cuma,
'Nama saya Ardi A, silakan memanggilku Al'
Padahal teman sekelasnya yang namanya terdapat 4 suku kata ditulis lengkap dalam buku absen. Entah mengapa nama temannya ini tak ditulis dengan lengkap.
Gracia pernah bertanya kepada teman sebangkunya, Widya. Ia pun tak tau.
Flashback on
Anak-anak belum banyak yang datang. Kelas Gracia baru terdapat tiga anak. Memang masih pagi, jadi wajar.
"Ini aku yang berangkat kepagian apa yang lain lagi molor" batin Gracia bingung.
Gracia menaruh tas kemudian pandangannya jatuh pada Meli yang berjalan menuju meja guru. Gracia menduga pasti Meli ingin mengabsen. Buku absen telah disediakan. Anak-anak diminta untuk mengisi sendiri. Siapapun boleh mengisi dan mengabsen. Tapi jika tidak terisi yang disalahkan pasti anak yang bertugas piket.
"Sebenarnya namanya Ardi itu siapa sih" kata Meli setelah mengisi buku absen.
"Ada yang tau nggak, lihat nih padahal namanya Ega panjang kayak sepur aja ditulis lengkap. Lha ini cuma dua nggak ditulis semua" tanya Meli pada siapa pun yang tau. Si cerewet ini memang kebiasaan nyerocos tanpa peduli bersama siapa.
Tiga anak lain termasuk Gracia hanya saling menatap kemudian ada yang menggerakkan bahu atau kepala mereka pertanda mereka juga tidak tahu.
Gracia tiba-tiba berdiri karena penasaran kebenarannya.
"Masak sih Mel" kata Gracia tak percaya.
"Nih lihat aja, cuma ini" kata Meli menunjuk nama Ardi.
"Iya, knp cuma ditulis..." batin Gracia terpotong.
"Padahal lihat tuh nama Ega yang puanjang aja ditulis lengkap, masak iya nama Ardi lebih panjang padahal cuma dua kata. Sedangkan Ega empat kata" cerocos Meli lagi.
"Iya, knp ya" batin Gracia.
Flashback off
Gracia berhenti melamun setelah Mikle muncul dari belakang dan kini berada di samping.
"Dek, makan" kata Mikle.
"Iya, kak Mik udah?" Kata Gracia.
"Belumlah, ini kan ngajak makan dek" kata Mikle.
"Tadi ngajak? Ngajak tuh ayo atau yuk atau makan bareng. Lha ini cuma bilang makan katanya ngajak" batin Gracia.
Gracia mengekor tubuh Mikle berjalan ke dapur untuk mengambil piring di rak. Gracia dan Mikle hanya makan berdua. Bundanya sudah makan tadi sebelum mereka pulang. Sedangkan Ayahnya belum pulang kerja.
Mereka makan dalam diam. Sesekali ada yang bertanya kemudian dijawab. Mereka berdua terlihat canggung. Bukan karena tidak sering bersama. Tetapi, keduanya kayak es. Bedanya Mikle es beku yang cute. Gracia es leleh yang manis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is Beautiful
Teen FictionGracia adalah anak desa dengan penampilan biasa, tidak terlalu pintar tapi melebihi standar. Sebut saja dia itu anak rumahan. Keluar rumah hanya untuk membeli sesuatu dan kerja kelompok, itu pun masih satu lingkup. Parah.... Pernah sih keluar rumah...