"Hei!! Apa yang kau pikirkan?! Seburuk apapun hidupmu, kau tetap tidak boleh melakukan itu"
Seorang gadis dengan celana pendek berteriak saat melihat seseorang akan melompat dari jembatan sungai Han
"Aku tidak tahu siapa kau, tapi aku tidak peduli dengan apapun yang kau pikirkan tentangku. Ini hidupku, dan aku sudah muak dengan semuanya"
"Tapi bagaimanapun kau tetap tidak boleh melakukan itu. Pikirkan orang orang di sekitarmu, pikirkan keluargamu, pikirkan orang yang penting bagimu"
"Aku tidak peduli dengan orang di sekitarku. Aku juga tidak peduli dengan keluarga ku"
"Bagaimana dengan orang yang kau cintai? Orang yang penting di hidupmu? Apa kau tidak memikirkanya?"
"Aku tidak memilikinya. Bahkan jika aku mati, kesedihan itu hanya sementara. Mereka akan kembali dengan kesibukannya masing masing"
"Apa kau tidak merasa bersalah pada mereka yang berjuang mati matian untuk hidup? Kau mungkin punya banyak uang, tapi hidupmu tidak bisa dibeli dengan uang"
"Aku benci hidupku"
"Bersyukurlah dengan hidupmu seburuk apapun itu. Bahkan sekaya apapun seseorang, jika dia mati maka kekayaannya tidak akan berarti"
Pria tersebut diam termenung, memikirkan pernyataan si gadis
"Dia benar. Aku tidak pernah pernah memikirkan itu sebelumnya" Batin pria tersebut
"Benarkan? Aku Sejeong, Kim Sejeong. Siapa namamu?" Tutur gadis itu sembari menyodorkan tangannya
Si pria hanya diam, memandangi tangan gadis cantik dihadapannya itu
"Baiklah, tidak apa kalau kau tidak mau memberi tahu ku" Tutur si gadis dengan senyum di wajahnya
Gadis bernama Sejeong itu hendak menarik tangannya kembali, namun tangan seorang pria menjabatnya lebih dulu
"Aku Sehun, Oh Sehun" ujar si pria dengan senyum menawannya
"Berapa umurmu?"
"Aku 20 tahun. Kau?"
"Umurku 18 tahun"
"Manis" batin pria menawan tersebut
"Apa yang membuatmu ingin melompat dari jembatan ini?"
"Ibuku akan menikah lagi"
"Maaf, aku tidak bermaksud"
"Tidak apa, lagipula kau tidak tahu"
"Kau mau es krim? Aku membeli 2 es krim vanilla tadi"
"Tentu, kau suka vanilla?"
"Ya, vanilla adalah kesukaanku"
"Kau sama denganku"
"Benarkah?"
"Tunggu"
Pria itu mengendus pundak Sejeong
"Hei! Apa yang sedang kau lakukan?"
Si gadis keheranan dengan tingkah pria dihadapannya itu
"Apa kau memakai parfum vanilla?"
"Ya, kenapa?"
"Aku menyukainya"
"Apa apaan itu, dia benar benar terdengar mesum" Batin si gadis
"Hei, apa yang kau pikirkan? Pipimu memerah"
"Apa maksudmu memerah? Wajahku memang begini sejak lahir"
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Sunshine
FanfictionJika kau merasa bahwa dia adalah kebahagiaan mu, maka perjuangkan dia. Tapi jika kau merasa bahwa dia bukanlah bagian dari hidupmu, maka lepaskanlah. -You Are My Sunshine-