Prolog

620 57 0
                                    

Sebuah bola terlempar begitu jauh hingga mengenai kepala Jisoo. Otomatis keseimbangan Jisoo oleng hingga Ia pingsan ditempat. Ia benar-benar pusing kala itu. Mengingat bahwa di kantin tadi Ia tak memakan apapun dan berpamitan pada ketiga temannya untuk pergi ke perpustakaan. Ia menghindari Jennie yang menawarinya makanan karena ayahnya tak memberikan uang saku. Tadi saja Ia harus jalan kaki dari rumah hingga sekolah. Untung saja sopir keluarganya menawarinya tumpangan. Jika tidak, Jisoo bisa mati ditempat.

Samar-samar bisa Jisoo dengar bahwa orang-orang membicarakan tentang dirinya. Dan Jisoo bisa pastikan bahwa orang-orang mulai mengerubunginya.

"Cepat bawa dia ke UKS!" Perintah Guru Kim, guru olahraga saat itu, pada anak-anak muridnya. Ia benar-benar khawatir pada Jisoo. Gadis rentan ini terlalu berani untuk setiap masalahnya. Ia juga menyayangkan bahwa Jisoo yang kuat dulu telah hilang.

Lee Taeyong, murid yang melemparkan bola basket tersebut, masih terperangah melihat kejadian yang didalangi olehnya. Ia bahkan tak membantu Jaehyun dan Yuta yang membopong tubuh gadis itu menuju UKS.

"Ayo Taeyong!" Seru Guru Kim membuatnya sadar. Ia langsung pergi ke UKS dan membantu Jaehyun dan Yuta agar gadis itu cepat sadar.




















































































"Baaaaa......."

Seru seseorang dibelakang Jisoo yang membuat Jisoo terkejut. Jisoo menghela nafasnya saat pria yang menyebalkan itu kini duduk disampingnya sambil tertawa mengingat kejadian tadi.

"Bisakah kau berhenti tertawa?"

Taeyong menghentikan tawanya. Ia menatap lekat kearah Jisoo. Sudah lebih dari sebulan gadis ini mulai kehilangan suaranya. Suaranya bahkan tak lagi bisa Taeyong dengar jelas.

Ia memaksakan senyumannya agar Jisoo tak memikirkannya. Sudah lelah Ia melihat Jisoo melamun dan menangis. Ia juga benci dengan mata bengkak merahnya dan wajah pucat putih pasi. Ia bahkan sudah memastikan bahwa Jisoo terlihat seperti mayat hidup dimata orang-orang.

"Stay with me, Jisoo-ya."

Jisoo tersentak saat mendengar ucapan Taeyong. Jujur saja, Ia ingin menangis saat ini. Ia ingin menunjukkan bahwa Ia juga ingin bersama Taeyong. Tapi takdir seakan-akan tak pernah memihaknya. Ia ingin mengucapkan pada Taeyong tentang perasaannya sebelum Ia benar-benar tertidur selamanya.
























Stay with me!!!!

Jasmine [TAESOO//]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang