3

4.9K 490 15
                                    

"Sasuke?"

"Itachi?" Sasuke yang sedang duduk menunduk sembari berkutat dengan ponselnya lantas mendongak dan berdiri, melihat Itachi jalan menghampirinya, lengkap dengan seragam kepolisian Tokyo. "Apa yang kau lakukan disini?"

Itachi mengernyit tak senang. "Harusnya aku yang bertanya," katanya. "Apa yang kau lakukan disini?" Matanya lalu bergulir pada pintu yang baru saja terbuka, menatap curiga pada dokter dan seorang wanita yang baru saja keluar. Wanita itu Sakura, Itachi lantas menatap adiknya minta jawaban. Alih-alih menjawab, Sasuke justru mengabaikannya, menatap datar pada Sakura yang memelototinya marah.

"Bagaimana?" Tanya Sasuke datar dan dingin, namun ada kekhawatiran yang bisa Itachi lihat sebagai kakak yang sudah mengenali watak adiknya sejak kecil.

"Lukanya hanya terbuka sedikit, Haruno-san sudah mendapatkan perawatan yang cukup layak sebelumnya. Tapi, aku menyarankan Haruno-san untuk tidak memakai heelsnya sementara sampai cidera pada kakinya sembuh." Sasuke dan Itachi segera melirik kaki Sakura, ada perban yang melilit pergelangan kaki kirinya. Sasuke tidak melihat itu sebelumnya, bagaimana bisa? Wanita ini bodoh atau apa? Sasuke tahu Sakura Haruno itu unik, tapi unik dan bodoh bisa menjadi pas bagi Sasuke yang saat ini kembali menatap Sakura, ia menatap datar wanita itu. "Tapi Haruno-san menolak dan bersikeras tetap memakai heelsnya. Mungkin dia akan menuruti anda sebagai kekasihnya, Uchiha-san."

Sakura mendelik sebal pada dokter pria yang kini menatap Sasuke dengan senyum kecilnya. "Dia bukan kekasihku, Mr. Sok Tahu," keluhnya tajam, tak perduli akan tata bahasa. Ia benar-benar jengkel dan moodnya mendadak hancur sejak Sasuke Uchiha menyeretnya paksa ke rumah sakit.

"Oh?" Dokter itu menatap Sakura dengan alis terangkat. "Maafkan aku, aku pikir kalian berkencan."

"Jadi, bahunya sudah tak apa-apa?" Tanya Sasuke mengabaikan statement sang dokter.

"Tidak ada yang perlu di khawatirkan. Lengan kanannya yang luka tembak juga baik-baik saja, begitupun dengan bekas serpihan kaca yang ada di beberapa bagian tubuh Haruno-san."

Sakura meringis, mendelik tajam pada dokter dengan mulut besarnya itu. Oh sialan, ia dalam masalah sekarang saat melihat tatapan dua Uchiha yang mengarah padanya, dua-duanya tampak meneliti tubuhnya. "Hei, Mr..." Sakura melirik name tag dokter itu sekilas lalu menatapnya tajam. "Mr. Rei Kaito. Terimakasih untuk perban ini dan berhenti bicara," katanya dingin.

Dokter Rei tersentak kaget. "Ah, maafkan aku," katanya pelan.

Itachi yang melihat itu segera memberikan senyum sopan. "Tak apa Kaito-san, aku mengerti. Maaf atas ucapan Miss. Haruno." Sakura menatap Itachi tak senang namun di abaikan pria itu. "Terimakasih karena sudah mengobatinya," lanjutnya.

"Tak masalah, aku mengerti. Sebaiknya aku permisi." Rei lalu melirik Sakura dengan senyum lebarnya, dokter muda itu tak terganggu sama sekali dengan tatapan dingin Sakura, ia justru semakin memberikan senyum lebar yang membuat Sakura semakin menunjukkan wajah galaknya, hal itu tak luput dari padangan Sasuke dan Itachi. "Sebaiknya anda lebih berhati-hati, Haruno-san. Aku punya firasat akan sering melihat mu disini," katanya lalu membungkuk pamit.

"Apa yang terjadi denganmu Miss. Haruno? Luka tembak?" tanya Itachi langsung setelah dokter Rei menjauh. Sasuke sendiri hanya diam berdiri dengan tangan berlipat, menatap Sakura seolah menunggu jawaban. "Aku tak mendengar ada kasus apapun hari ini atau semalam."

"Aku rasa itu bukan urusanmu, Mr. Uchiha tua." Sakura lalu menatap Sasuke, "dan juga urusanmu, Mr. Uchiha muda."

"Panggil aku Itachi, aku tak suka dipanggil tua omong-omong." Sakura memutar matanya, jengah dan berfikir harus berapa lama lagi ia terjebak dengan dua pria idiot ini? Dimana pula si bodoh Naruto? Sakura tadi sudah menghubungi Naruto saat dokter Rei mengganti perbannya, menyuruh pria itu menjemput setelah menjelaskan apa yang terjadi.

JADETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang