Epilog

3.5K 81 6
                                    

Title : Secret Life

Cast:

Alyssa Saufika Rivers, Mario Stevano Aditya Haling, Alvin Jonathan Sindunata, Cakka Kawekas Nuraga, Gabriel Stevent Damanik, Claudine Framboise Rivers, Aditya Joseph, Others

Genre :

Action, Family, a little bit romance

Disclaim :

Cerita ini didedikasikan untuk para penggemar Idola Cilik dan isinya hanyalah khayalan author belaka disertai dengan beberapa perubahan pada spek-aspek yang dianggap perlu

Note author :

Hai hai hai…

Ini dia epilognya Secret Life ;)

Semoga walaupun gaje masih ada yang mau baca cerita ini -_-v

Find me on twitter : @audiangell

**

Beberapa bulan kemudian…

“Ify. Alyssa Saufika Rivers”, panggil seseorang.

Ify menoleh dan melihat Alvin berlari kearahnya.

“Apa?” tanya Ify.

“Ada yang mau ketemu sama lo”, kata Alvin.

“Siapa?” tanya Ify lagi.

“Seseorang pokoknya. Sudah jangan banyak tanya. Kajja”, kata Alvin sambil menarik tangan Ify.

“Shireo*. Pasti orang yang gak penting. Gue mau pulang”, kata Ify melepaskan tangan Alvin dan menuju parkiran.

Saat melewati halaman sekolah banyak cewe berkerumun entah karena apa. Ify dengan cueknya melewati mereka.

“Hey Alyssa Saufika Rivers”, panggil seseorang.

Karena merasa dipanggil Ify menoleh. Dari kerumunan cewe-cewe muncullah Rio yang masih mengenakan seragam sekolahnya dan berjalan menghampiri Ify. Ify menelengkan kepalanya heran.

“Apa?” tanya Ify.

“Ayo kita pergi ke suatu tempat. Kajja”, kata Rio meraih lengan Ify dan menggandengnya menuju mobil.

“Aish lo ini selalu seenaknya sendiri”, gerutu Ify saat sudah dimobil Rio.

“Lo gak kangen gue?” tanya Rio sambil menjalankan mobilnya.

“Gak”, jawab Ify dengan muka datar.

“Lo yakin?” tanya Rio menggoda.

“Untuk apa gue kangen sama lo”, kata Ify sarkastis.

“Alvin, gue pinjem Ify untuk hari ini. Gue mau ngajak dia ke suatu tempat dan melakukan sesuatu”, kata Rio melalui telepon.

Alvin diseberang entah menjawab apa namun terlihat Rio tersenyum puas.

“Jangan pernah coba macam-macam sama gue Mario Stevano Aditya Haling”, kata Ify.

Rio memajukan wajahnya kearah Ify hingga menyisakan jarak yang sempit.

“Kalo gue mau macem-macem lo mau apa Alyssa Saufika Rivers”, kata Rio.

Ify yang dengan tiba-tiba diperlakukan seperti itu wajahnya memerah dan gugup.

“Gue… gue… gue tembak lo”, kata Ify.

“Bagus. Gue akan langsung jawab dengan senang hati gue mau jadi pacar lo”, kata Rio menyeringai menggoda.

“Bukan tembak itu maksud gue!” kata Ify.

Rio tertawa melihat kegugupan dan wajah memerah Ify.

“Gue akan bayar berapapun buat bisa liat muka merah lo lagi”, kata Rio tertawa sambil menjalankan mobilnya.

“Kalo gitu lo harus siap-siap bangkrut karena gue pasti akan minta bayaran mahal”, kata Ify.

Rio masih terkekeh kecil. Tak berapa lama mereka sampai dipadang rumput yang indah.

“Mau apa ketempat ini?” tanya Ify.

“Ayo duduk”, ajak Rio duduk dihamparan rumput.

Alih-alih duduk Ify malah berbaring dirumput tebal itu.

“Boleh gue mulai sekarang ngelindungin lo dengan cara gue sendiri?” tanya Rio.

Ify menghembuskan nafas berat.

“Ijinin gue ngelakuinnya”, kata Rio.

“Lo tau gue itu kayak apa. Kita ini bertentangan”, kata Ify.

“Gue gak perduli. Semuanya akan gue simpan untuk diri sendiri”, kata Rio.

Ify terpaku memandang langit biru pada siang itu

“Sekalipun gue bilang gak lo tetep akan ngelakuin jadi buat apa gue ngabisin tenaga berdebat hal kayak gitu”, kata Ify.

Rio tersenyum penuh kemenangan dan berbaring disamping Ify.

Drrtt… drrtt..

Ify mengambil ponsel dari saku blazernya.

“Ya kak”, kata Ify.

“Kemana aja lo? Gue udah nunggu daritadi untuk peringatan hari kematian mom, daddy dan Debo”, kata Audi dari seberang.

“Lo duluan aja kak sebentar lagi gue kesana”, kata Ify lalu meletakkan ponselnya kembali ke saku blazer.

“Kenapa?” tanya Rio.

“Gue harus pergi ke pemakaman. Kak Audi udah nunggu untuk peringatan 3 tahun mereka”, kata Ify lalu berdiri.

Rio menggenggam tangan kanan Ify.

“Mulai hari ini gue akan ngejaga dan ngelindungin lo”, kata Rio.

Kemudian dia berdiri dan menggandeng Ify ke mobilnya lalu mereka menuju pemakaman. Sampai disana mereka melihat Audi, Alvin, Cakka, Gabriel dan Adit.

“Kami tunggu diluar”, kata Alvin menepuk pundak Ify penuh kasih sayang lalu pergi kearah luar bersama yang lain.

Ify duduk ditengah antara makam kedua orangtuanya.

“Aku kesini lagi”, kata Ify.

Rio memegang pundak Ify.

“Aku merindukan kalian”, kata Ify.

“Mulai sekarang aku berjanji akan menjaga dan melindungi Ify bagaimanapun caranya. Terima kasih telah menghadirkan gadis ini kedunia”, kata Rio dalam hati.

Setelah dari makam kedua orangtuanya Ify menuju makam sang kakak.

“Hai kak. Aku merindukanmu. Sangat merindukanmu”, kata Ify.

Suasana menjadi hening.

“Kau selalu menjagaku dari atas sana kan kak?” tanya Ify.

Tanpa dijawab pun Ify tau jawabannya.

“Mulai sekarang aku akan memastikan adikmu baik-baik saja kak”, kata Rio dalam hati.

“Dadah kakak aku pergi dulu nanti aku kesini lagi. Ify sangat merindukanmu Kak Debo”, kata Ify lalu berdiri dan berjalan keluar dari kawasan pemakaman.

Mereka menuju pintu masuk dan melihat yang lain disana.

“Lo cewe yang tegar”, kata Gabriel pada Ify.

“Gue lega semuanya telah selesai”, kata Ify.

Rio merangkul Ify sementara Ify mendongak keatas melihat langit biru yang terbentang diatasnya.

“Semuanya telah selesai mom, dad, kak”, kata Ify dalam hati dan tersenyum tulus untuk pertama kalinya dalam kurun waktu 3 tahun terakhir.

FIN

**

Iniii epilognya._.

Rada gantung gak sih?._.

Secret LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang