6

560 45 51
                                    

©Disclaimer : Bleach Tite Kubo©
¤Rated : M (untuk adegan kekerasan)¤
¤Genre : Drama, family, friendship, hurt/comfort¤
©Warning : EYD, POV, Typo's©
™®Pairing : IchiRuki®™

Chapter 6 : Percikan api.

Biru laut mengeruh saat memandang sang penguasa tergolek tak berdaya. Luka yang diterima disertakan racun yang melemahkan syaraf si penerima. Gadis ini berdiri kaku, reiatsu yang dimilikinya menguar liar membuat suasana menjadi terasa sesak.

"Bisa tinggalkan saya berdua saja..." Uryuu menatap perdana menteri kerajaan Soul Society yang menatap rajanya.

Uryuu ragu mendengar hal barusan, karena panglima ini diberikan tugas untuk menjaga raja Kyoraku. Sepertinya ia memang harus meninggalkan tempat ini, melihat manik sebiru lautan menatap kosong kepada rajanya.

"Semuanya, keluar." Para dayang berduyun-duyun menuju pintu, "jika Anda membutuhkan sesuatu, para dayang ada di pintu masuk." Uryuu melangkah ke luar begitu mendapatkan anggukkan kepala dari Rukia. Kaki gadis ini pun melangkah ke samping ranjang begitu mendengar pintu yang tertutup di belakangnya.

Rukia duduk di kursi yang sudah dipersiapkan, jemari mungil yang mendingin menggapai tangan besar sang raja. "Anda membuat saya ketakutan." Bola mata Rukia memanas, dibawanya tangan Kyoraku dalam genggaman, "saya merasa akan ditinggalkan lagi, bagiku Anda segalanya." Air mata yang sudah bertahun-tahun tak pernah tumpah sekarang kembali membasahi pipi.

Di ruangan ini tidak ada isak suara tangisan, yang ada hanya sebuah rahang yang terkatup rapat. Rukia sudah tidak memiliki siapapun di dunia ini lagi, baginya Kyoraku tidak hanya sosok sebagai seorang kakak, tetapi juga seorang ayah.

Surat pemberitahuan yang datang kemarin membuat tubuh mungil ini gemetar. Rukia kembali dibayangi para mayat, bau darah, dan kobaran api yang membantai klan Kuchiki di masa lalu. Semua gambaran mengerikan tersebut merasuk saat itu juga, melemahkan saluran pernafasannya.

Rukia tidak ingin ada keluarga yang meninggalkannya lagi, ia sangat menyayangi lelaki ini. Karena dia, Rukia masih aman dalam kuasa jabatannya, Kyoraku sebisa mungkin menyembunyikan jati dirinya. Dan sekarang Rukia membuat usah Kyoraku menjadi sia-sia, dengan menunjukkan 'taring' kepada penguasa. Karena secara perlahan-lahan jati dirinya akan terlihat, bahkan sekarang para penguasa akan mulai memusatkan mata kepada dirinya juga.

"Permisi, saya membawakan obat untuk Yang Mulia." Rukia mengedipkan mata karena suatu lamunan sudah menguasainya untuk beberapa lama.

"Silahkan," Rukia menjawab sedikit meninggi, mengingat jarak kasur dan pintu masuk dalam kamar ini.

Unohana masuk dengan tersenyum sambil membawa sesuatu di tangannya. Rukia pun berdiri begitu melihat Ichigo berada di belakang wanita itu. Melihat sosok gadis itu, seketika sang hazel tercuri akan nya. Pria ini bisa melihat hiasan rambut yang dikenakan bergerak pelan saat Rukia menundukkan kepala hormat padanya.

"Saya akan mengobati Yang Mulia Soul Society," pinta Unohana lembut melihat wajah dingin Rukia.

"Silahkan," jawab sang gadis ketika dirasa sang raja memang membutuhkan pengobatan dari gadis ini untuk sekarang.

Cahaya putih ke luar dari telapak tangan Unohana, menandakan bahwa ia sedang mengobati menggunakan kidou penyembuh. "Sungguh hebat, jika dia orang biasa, sudah tidak ada harapan mengingat bisa ular gurun pasir sangat mematikan." Rukia tersenyum mendengar sanjungan untuk rajanya, ia tahu bahwa Kyoraku bukan orang sembarangan.

"Yang Mulia, kemungkinan nanti malam Raja Soul Society sudah bisa sadar, saya hanya perlu menutup lukanya dengan obat saja." Unohana memberitahukan keadaan Kyoraku, wanita itu menempelkan ramuan yang telah diraciknya untuk luka tersebut.

IchiRuki in the Bleach World (Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang