chapter 9

1.8K 88 0
                                    


*Author POV*

"Hei..."
"Hei..."
"Bisa denger aku"
Kata seorang cowok menyadarkan lamunan Misha sambil melambai lambaikan tangan nya di depan wajahnya.

"Oh y ya" ucap Misha terkejut.

"Kamu ngapain di sini, udah gitu nangis lagi. Ga pelajaran?" Tanya cowok itu sambil membasuh rambutnya yang basah dengan handuk kecil yang dibawanya.

Alih alih menjawab, Misha malah diam terpaku dan kembali melamun membuat nya kembali menangis dan tangisannya semakin histeris.

"Huaaaa.... Hiks hiks hwaaaa..." Teriak Misha sangat histeris hingga ia menjambak rambutnya sendiri.

"Hei... Jangan jambak rambut kamu dong nanti sakit.." ucap cowok itu menenangkan sambil memegang kedua tangan Misha.

"Hwaaaaaa...." Teriak Misha lebih histeris daripada sebelumnya.

"Hei diem dong, cup cup cup" ucap cowok itu memeluk tubuh Misha seraya menenangkan Misha.

"Cup cup" ucapnya menenangkan sambil menepuk nepuk kepala Misha dengan posisi masih berpelukan, ralat cowok itu yang memeluk Misha.

"Emmh... Kak naa- te" Misha mengigau di saat tangisan nya sudah mulai mereda.

"Lhoh tidur?" Tanya cowok itu sambil menatap wajah Misha yang memerah dan mengigau memanggil nama nathan.

'Nate? Dia kenal Nate? Haiiss orang yang namanya nate kan banyak,' batin cowok itu

Cowok itu pun mengusap wajah Misha yang berair terkena tangisan.

'Loh kok ini warnanya putih? Make up ya? Bentar, gue kan punya tissue. Tapi di mana ya?' Batin cowok itu pada dirinya sendiri dan matanya menelaah di setiap tempat.

'ohh mungkin di loker itu ada' batinnya saat melihat sebuah loker yang terbuka.

Cowok itu pun meletakkan kepala Misha di atas tas miliknya. Setelah itu, ia segera berjalan menuju loker yang terbuka itu. Ya, loker nomor 247.

'ohh dia anak baru ya, pantes lokernya masih kosong'  batinnya seakan-akan menyimpulkan, lalu ia menutup pintu loker bernomor 247 itu.

' yaudahlah gue mau pulang aja, tapi ni cewek kalo ditinggal kasihan juga. Apa gue taruh di UKS aja? Tapi ini kan udah jam pulang, pasti UKS sepi. Apa gue anterin ke rumahnya? Tapi gue kan ga tau rumah nya di mana' batin cowok itu bimbang.

'Apa gue bawa ke rumah aja ya? Tapi... Haiiss udah lah gue bawa ke rumah aja. Nanti kalo udah bangun gue anterin ke rumahnya' batin cowok itu sambil mengacak acak rambutnya.

Cowok itu pun langsung menggendong Misha ala bridal style dan membawa nya ke mobil nya.

***

Sesampainya di mobil milik cowok itu, ia segera menidurkan tubuh Misha di kursi penumpang tepatnya di bagian belakang kemudi. Ia langsung duduk di kursi kemudi.

Sekilas info dulu y:
Cowok itu bernama Sean Gelael Paul. Seorang anak tunggal keluarga Paul. Bisa dibilang keluaganya adalah keluarga berada.

Dia tak pernah kekurangan kasih sayang dari keluarganya. Dia juga anak basket dan tergolong anak yang cerdas. Selain itu dia juga tampan, banget malah. Kehidupannya sudah sangat amat sempurna

Semua hal itulah yang membuatnya digemari para kaum hawa. Banyak cewek yang sudah menyatakan perasaan padanya. Namun, tak satupun yang diterima. Bahkan dia belum pernah pacaran. Kabarnya pun dia alergi sama yang namanya cewek.

Dia seumuran dengan Nate dan Galen. Kalian tahu Nate? Galen?. Nate, adalah kakaknya Misha dan Galen, adalah kakaknya Shira.

Satu hal yang perlu kalian ketahui tentang dia. Dia itu benci yang namanya pengkhianatan. Sekali ada yang berkhianat sama dia, saat itu pula hidupnya menjadi tak tenang.

***

Teeet teeet teeet....

Jam 2 adalah jam pulang sekolah ini. Semua kelas sudah kosong. Tak ada siswa satupun yang berada di kelas itu. Tak terkecuali kelas XI IPA 1 yang sedari jam terakhir kosong atau ga ada guru.

XI IPA 1 adalah kelas dimana hanya murid yang cerdas lah yang bisa memasuki kelas itu. Tempat orang orang yang cerdas adalah tempat sang Shira berada.

Sekarang Shira sudah berada di depan ruang OSIS, tempat dimana abangnya berada. Nih ya

"Bang Galen cepetan, keburu telat nih" teriak Shira dari luar kelas.

"Iya" teriak Galen membalas

"Pokoknya ikutin aja cara yang di kertas ini ya" ucap Galen pada anggota OSIS yang sedang rapat itu.

"Dah ya gue duluan, adek gue nanti ngambek" pamit Galen pada teman teman seorganisasinya dan di beberapa kata berbisik.

"Yok" ucap Galen merangkul bahu Shira.

"Ngapa cemberut amat mukanya"

"Tuh tadi gegara orang ga dikenal nabrak gue"

"Cuma nabrak ko-"

Cling...

Tatapan tajam Misha langsung tertuju ke arah Galen. Menakutkan, itu kata yang keluar dari mulut Galen saat melihat tatapan matanya. Tapi kata itu ga pernah berani dia keluarin lah.

'pasti lagu PMS, sabarlah' batin Galen.

" oh ngga kok Abang ga belain dia kok" ucap Galen seakan akan tau apa yang dimaksud Shira.

"..."Shira memanyunkan bibirnya dan menepis tangan galen.

"Yaahh jangan ngambek dong, besok kan sabtu, kita nonton deh. Mumpung Abang lagi free besok, lagipula besok kan juga libur."

'ga biasanya free, tapi waktu kayak gini harus dimanfaatkan dengan baik nih' batin Syiela.

"Tapi Abang harus mau turutin semua kemauannya adek" ucap Shira (imut mode on)

"Iya" ucap Galen mengiyakan

Mereka berdua memang ga pernah terpisahkan. Shira selalu dimanja dan disayang oleh abangnya. Walaupun Shira sering dimanjakan, dia ga pernah sekalipun bersikap seperti anak manja pada umumnya.

Shira juga sangat sayang dengan abangnya. Baginya abangnya adalah salah satu keluarga nya yang tersisa. Begitu pula bagi abangnya.






TWINS [Hiat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang