Nyampe gerbang sekolah Doyoung berusaha keras buat menahan senyumnya.
Sesekali dia dadah-dadah sama teman-temannya sambil tersenyum.
Kali ini dia hanya tersenyum, seolah menyembunyikan behelnya. Nggak kayak di rumah yang malah memamerkan behelnya.
"Bisa gak sih lu nggak senyam-senyum terus? Kek anak ayan," kata Chenle sebal ketika memarkirkan motornya.
Doyoung gak ngegubris perkataan abangnya. "Gue duluan ke kelas ah."
"Sono." Chenle menggerakkan tangannya untuk mengusir Doyoung.
Di jalan mau ke kelasnya, Doyoung bertemu teman-temannya.
"Woy bro," sapa Dohwan sambil menepuk pundak Doyoung.
Doyoung cuma tersenyum ganteng.
"Idih malesin sok ganteng," kata Dohwan sebal sambil menabok punggung Doyoung.
Lagi-lagi yang ditabok cuma tersenyum.
"Pr Pak Hyunsuk udah beres?" tanya Dohwan.
Doyoung cuma mengangguk.
Dohwan heran, tumben bener ini anak gak banyak omong. Biasanya pagi-pagi penyakit ayannya Doyoung udah kambuh.
Tiba-tiba langkah Dohwan terhenti membuat Doyoung ikut berhenti.
Doyoung menoleh ke arah Dohwan dengan alisnya yang terangkat satu dan tatapan seolah berkata, 'kenapa?'
"Sumpah, ini bukan Doyoung yang gue kenal," gumam Dohwan.
Doyoung bingung dengan ucapan Dohwan.
Namun beberapa detik kemudian dia tertawa.
"Hahaha sinting."
Mata Dohwan membulat.
"EYYY DOYOUNG PAKE BEHEEELLL???!!!"
"Hm... tercium aroma kebodohan," gumam Chenle sambil berjalan menuju kelasnya.