istirahat yang melelahkan

289 35 16
                                    

Seperti biasa, Bu Kahi kalau ngajar suka ngelewatin jam selesai.

Kayak sekarang, semenit yang lalu udah bel tapi kayaknya Bu Kahi nggak berminat nyelesain ngajarnya.

"Selanjutnya ke Bab—"

Buset.

Masalahnya, Doyoung udah laper, dan jangan lupa, setelah makan Doyoung harus sikat gigi dan itu pasti memakan waktu yang lama.

Kalau istirahatnya dua jam okelah, ini kan cuma 45 menit sampai jam 11. Dan sekarang udah jam 10.20

10.25

10.30

INI ISTIRAHAT CUMA 30 MENIT WOY???

Mana Doyoung kalau makan lama banget lagi.

Sambil ngobrol, sambil main hp, sambil ngerjain tugas, sambil dance, sambil nyuci baju, sambil nyetrika, sambil main gobak sodor.

Ya intinya waktu 30 menit itu gak cukup buat makan plus sikat gigi. Apalagi kalau sikat gigi yang bersih bisa memakai waktu 10 menit.

"Mungkin pertemuan kali ini dicukupkan saja. Minggu depan ulangan harian," kata Bu Kahi singkat, padat, jelas, dan jangan lupa, sadis.

Doyoung melirik ke arah jam dinding takut-takut.

10.40

HAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHHHHHHHHH

Lebay.

Doyoung buru-buru ngambil kotak bekalnya dari tasnya.

Untung Doyoung bawa bekal. Kalo nggak, dia harus ngantin yang mana jam istirahat tuh kantin selalu penuh. Kalau nungguin makanan bisa sambil ngaji one day one juz.

Baru aja suapan pertama, muncul Dohwan dengan cengiran lebarnya.

"Makan apa pak haji?"

"Gak usah banyak tanya, langsung ambil aja," jawab Doyoung yang mulutnya penuh dengan nasi.

Baru suapan kedua, muncul Yedam di ambang pintu.

"Dek, sini," kata Yedam sambil mengibas-ngibaskan tangannya.

"Kakak aja yang ke sini, aku lagi makan nih."

Yedam pun memasuki kelas Doyoung sambil membawa lembaran kertas.

"Dek, ini proposal buat pensi tolong minta tanda tangan ke Pak Siwon untuk persetujuan," kata Yedam sambil meyerahkan ke arah Doyoung.

Doyoung mengambil proposal itu lalu menyimpannya di atas meja dengan asal. "Kenapa nggak ke Kak Jisung? Dia kan koor humas."

"Itu proposalnya jangan disimpen sembarangan aduuuh nanti kotor."

"Eh iya Kak, maap." Doyoung segera memasukkan proposal itu ke dalam tasnya.

"Jisung hari ini ada olimpiade, jadi nggak ke sekolah."

"Kenapa nggak ke Kak Samuel? Kak Herin? Kak Seonho?"

"Anak humas yang aku kenal cuma kamu, dah ah bye." Yedam pun segera meninggalkan kelas Doyoung meninggalkan Doyoung yang sudah berwajah masam.

10.54

Gila, ini bekalnya masih banyak, apa dibagi ke Dohwan aja ya? Tapi Doyoung kelaparan, alhasil dia melanjutkan memakan bekalnya.

"Sikat gigi satu menit cukup kali ya."

Tiba-tiba Jiheon duduk di bangku depan Doyoung sambil menyerahkan selembar kertas.

"Tanda tangan petisi Nyong!"

Astaga, ada aja gangguan setan yang terkutuk Ya Tuhan.

Doyoung udah kemusuhan seandainya itu bukan Jiheon, kecengannya diam-diam.

Kemudian Doyoung mengambil kertas itu. "Petisi apaan?"

"Petisi biar guru-guru nggak melebihi jam ngajar! Kan sayang waktu istirahat kepotong, ya gak?"

"Iya deh."

10.59

Mantap Kim Doyoung, semenit lagi bel. Abis itu masuk pelajaran guru killer, Pak Hyunsuk.

Buru-buru Doyoung merapikan kotak makannya yang udah sedikit itu.

"SIKAT GIGI MANA???" teriak Doyoung frustasi sambil mengacak-acak tasnya.

Setelah ketemu, Doyoung pun bangkit dari bangkunya. Tapi kemudian dia ingat sesuatu.

"GUA BELUM MINUM!!!" doyoung pun mengobrak-abrik tasnya lagi.

"Istigfar Nyong, istigfar," kata Lami sambil ketawa-ketawa.

"Allahula illa ha illa huwal hayyul qoyyum..." Kurang ajar emang Yujin, dikira Doyoung kesurupan apa.

Setelah minum dan sikat gigi udah digenggamannya, Doyoung pun segera melesat ke kamar mandi.













Namun...





"Mau kemana, Nak?"

tragedi behelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang