UPAYA MENCINTAI DIRI SENDIRI DALAM SENDU KEKOSONGAN
Saya membaca puisi ini dan terpikirkan sesuatu yang dalam melebihi kisah cinta yang bertepuk sebelah tangan.
"Dia yang Memunggungimu"
Puisi : Khrisna PabicharaKita berada di pelukan yang sama. Aku memeluk lututku, kamu memeluk bayangnya. Kamu akan tenang meninggalkanku, aku pasti senang menunggalkanmu.
Kita berdiam di rumah yang sama. Aku di masa entahmu, kamu di masa lalunya. Kamu berbahagia dengan melupakanku, aku berbahagia dengan mengingatmu.
Kita tegak di jalan yang sama. Aku memandangi punggungmu, kamu menangisi punggungnya. Kamu mengandalkannya, aku mengandaikanmu.
2015
Setiap tulisan yang dipublikasikan sudah menjadi hak imajinasi pembaca. Saya percaya itu, dan saya melakukannya sekarang. Membaca puisi Khrisna Pabichara secara garis besar seperti melihat sebuah tangis yang tidak bisa ditafsir sekali dua kali. Setiap kata yang tertulis seperti memberi tahu di mana letak pintu rahasia yang dengan lembut harus kita buka agar tahu isi di dalamnya.
Puisi Khrisna Pabichara ini membicarakan soal pengandaian antara diri sendiri dengan diri yang lain yang saya yakini diri yang lain itu adalah dirinya sendiri.
*Kita berada di pelukan yang sama. Aku memeluk lututku, kamu memeluk bayangnya.
Saya berkali-kali membaca kalimat ini, dan berpikir bahwa, "berada di pelukan yang sama", itu berarti saling memeluk. Tetapi, "aku memeluk lututku" berarti aku memeluk dirinya sendiri. Sementara "kamu memeluk bayangnya", berarti kamu memeluk sesuatu yang tidak ada saat ini bersamamu. Kekosongan.
*Kamu akan tenang meninggalkanku. Aku pasti senang menunggalkanmu.
Membaca kalimat ini, saya merasa Khrisna Pabichara sedang membuat sebuah musik yang ia hadirkan dalam kata-kata yang berlawanan sekaligus menimbulkan bunyi. Sementara yang saya rasakan ketika membaca kalimat ini adalah, penekanan seseorang untuk memilih satu jalan saja dalam hidupnya.
*Kita berdiam di rumah yang sama. Aku di masa entahmu, kamu di masa lalunya.
Sempat saya terpikir bahwa puisi ini adalah puisi yang bercerita tentang sepasang kekasih yang tinggal di rumah yang sama. Tetapi, "Aku di masa entahmu", sementara, "Kamu di masa lalunya." Jika memang mereka sepasang kekasih, mengapa tokoh "Aku" berada di masa entah tokoh si "Kamu"?
Mungkin memang ini cinta bertepuk sebelah tangan, tetapi mengapa mereka berdiam di rumah yang sama? Apakah berdiam di rumah yang sama itu berarti bertempat tinggal di dalam perasaan yang salah, yaitu perasaan yang sama-sama bertepuk sebelah tangan alias cinta segitiga yang tidak saling memiliki satu sama lain?
*Kamu berbahagia dengan melupakanku, aku berbahagia dengan mengingatmu.
Kamu melupakan aku, dan aku mengingatmu. Lagi-lagi permainan kata yang membuat saya berpikir kalau si aku dan si kamu ini adalah satu orang yang sama, dan sedang memikirkan sebuah jalan untuk tenang dengan cara mencari perlawanan. Yakni perlawanan kata.
*Kita tegak di jalan yang sama. Aku memandangi punggungmu, kamu menangisi punggungnya.
Kita tegak di jalan yang sama. Saya semakin yakin bahwa ini adalah puisi pergulatan batin. Sebab "dia" tidak pernah terlihat punggungnya secara jelas seperti "kamu" yang tertulis sebagai objek, dan "aku" sebagai subjek. "Dia" semacam bentuk kekosongan dari "aku" dan "kamu" yang sama-sama memeluk sesuatu yang tidak bisa disentuh.
*Kamu mengandalkannya, aku mengandaikanmu.
Kalimat terakhir dalam puisi ini. Kamu mengandalkannya, berarti kamu menaruh kepercayaan padanya. Sementara kata terakhirnya adalah "mengandaikanmu" yang berarti menganggap suatu peristiwa mungkin terjadi;memisalkan;mengumpamakan. Saya jadi merasa memang puisi ini adalah puisi dari diri sendiri untuk diri sendiri yang hanya bisa menikmati kekosongan dengan berandai-andai.
Sementara "Dia yang Memunggungimu" berarti dia yang membelakangimu berarti dia yang tidak menghiraukanmu atau meninggalkanmu atau tidak mau tahu lagi denganmu. Dan "aku" dan "kamu" memilih untuk menikmati kekosongan dengan sunyi yang penuh. Jadi apakah cinta adalah kekosongan yang dianggap ada? Atau patah hati justru membuat kita semakin dekat dengan diri sendiri?
Begitu saya memaknai puisi Khrisna Pabichara. Semoga tidak membuat keindahan puisinya menjadi ruwet karena ulasan saya. Jika memang iya, saya memohon maaf sedalam-dalamnya.
#Katahatichallenge
#katahatiproduction
KAMU SEDANG MEMBACA
TANTANGAN MENULIS KATA HATI
PoetrySetiap 2 hari sekali akan ada tantangan menulis yang harus dijawab sampai 10 kali dari EO Kepenulisan Katahati Production. Semoga konsisten untuk saya yang menulis dan kamu yang membaca. Gembira selalu ya kita. Dan senantiasa minum susu setiap rindu...