Pernahkan melihat status yang membuat gembira, patah hati, menjengkelkan, atau marah? Ya, tentu itu bisa dirasakan oleh masing-masing. Aku sering melihat status yang—menurutku—tidak berfaedah sama sekali, seperti foto-foto sengaja dibuat buram, bibir manyun yang dianggap cantik dan selfi tanpa melihat kondisi.
Selfi di tengah jalan raya, mungkin saja bisa mati tertabrak motor atau mobil. Selfi di pohon yang sedang diambil buahnya. Apakah semua orang perlu tahu, saat ini sedang memetik mangga? Apakah tidak ada cara lain untuk mengekspresikannya? Apakah tidak bisa di foto pohonnya atau buahnya saja? Kelihatan seperti itu, hanya akan membuat orang yang tidak suka semakin menjadi-jadi.
Bukan tidak boleh, hanya saja terlalu berlebihan. Siapa kamu? Pastinya kamu ingin berkata seperti itu. Iya, kan? Iya saja, deh. Bukan terlalu sibuk dengan urusan orang lain, hanya saja ada ketakutan yang terduga. Siapa tahu dengan bertindak seperti itu akan mengundang kecelakanan atau semacamnya.
Apalagi, ketika melihat status anak muda yang lagi jatuh cinta, dia mem-posting sekian foto dengan kekasihnya. Seakan-akan hanya dia yang memiliki kekasih; dapat menguasai medsos dengan cerita membahagiakan tentang nuansa pacarannya. Tidak betul sama sekali. Bahkan, di luaran sana, masih ada yang lebih romantis, bahagia dan menggemaskan ketimbang yang saat ini dipamerkan.
Sekarang bahagia dengan caption yang mengelikan, besoknya beringsut yang menyebalkan. Ya, menyebalkan! Karena kita diajak untuk lebih memahami keadan kalian, yang kemarin asyik posting foto pacaran sekarang dilanda musibah karena putus.
Capek juga sebenarnya, jika mengomentari kegiatan mereka. Pamer pun harus lebih berhati-hati, karena tak semua orang suka dengan hal seperti itu.
- Anih Ai Aisyah -
KAMU SEDANG MEMBACA
Lukisan Rasa
Teen FictionNyinyiran berfaedah tentang kehidupan masa kini yang sangat relevan dengan kehidupan sehari-hari!