"Mwo?! Kau tak cerita jika kau bertemu namja di jepang. Apa ini?" celoteh Yena begitu mendengar ceritaku dan apa yang baru saja terjadi. Tapi kemudian wonyoung menepuk lenganku dan menunjuk satu arah. "Kau dicari doyoung" terlihat disana doyoung menatapku. Aku menghela nafas malas dan mendekatinya sambil memasang wajah ceriaku.
"Bagaimana konsernya? " tanya doyoung begitu kami duduk di kursi taman sekolah. "Seru! Seharusnya kau ikut menonton" doyoung terkekeh melihat antusiaku kemudian mengacak-acak rambutku gemas. Aku langsung terdiam mendapat perlakuan doyoung kemudian memberi jarak antara aku dan dia. Menyadari itu, dia menghela nafas
"Sampai kapan kau akan seperti ini nanda?" Aku terdiam dan mengalihkan pandanganku. Selanjutnya hanya keheningan dan angin tepat saat itu, aku melihah haruto yang baru saja keluar dari perpustakaan sambil membawa selembar kertas.
"Maaf doyoung, aku harus pergi" Aku kemudian berlari kearah haruto dan langsung menyapanya. Doyoung menghela nafas gusar "Aku harus cepat sebelum kau jatuh lebih dalam lagi dengannya nanda "
すべてのもの
"Kau baru dari perpustakaan, haruto?" haruto nenoleh kearahku dan terkekeh. "Apa kebiasaanmu muncul tiba-tiba? " Aku menatapnya bingung "Tidak. Kau saja yang mudah terkejut" Dia menatapku hanya lalu mencubit pipiku. "Ayo kembali kekelas" Aku yang terkejut dengan perlakuannya kembali tersadar dan langsung berjalan mendahului haruto.
Beruntungnya, kelas tidak hancur dan terkendali. Semua orang membaca bukunya. "Dimana shin saem" Tanyaku kepada Lami. "Saem sedang sakit dan diberi tugas" jawab seonho. "Aku tak bertanya padamu seonho" Aku kemudian berjalan ke mejaku dan mengerjakan tugas yang diberikan
Bel pulang sudah berbunyi dan aku bersiap untuk pulang. "Nanda setelah ini kau ada acara?" aku menatap haruto. "Tidak. Ada apa?"
"Mau temani aku ke toko buku?" Aku memikirkan ajakannya. "Loh, bukannya mashiho juga harus membeli bukunya?" "Dia sudah membelinya bersama dengan bibinya." Aku beroh ria kemudian memakai tas ranselku "Kalau begitu ayo"
Ketika haruto tengah memilih bukunya akupun berinisiatif untuk pergi melibat beberapa novel terbaru. Aku mengambil dua buku yang mungkin menarik. Satu dengan sampul hitam dan satu lagi dengan sampul merah. Aku membaca sinopsisnya satupersatu.
"Menurutku buku yang ini lebih bagus" Ucap haruto menunjuk buku berwarna merah. "Betul, tapi " Aku menaruh kembali kedua buku itu "Aku sedang tak membawa uang. Mungkin minggu depan aku akan membelinya" Aku kemudian menatapnya. "Apa sudah selesai?" Dia mengangguk lalu berjalan ke kasir. Akupun menunggu haruto sambil bermain hpku. Terlihat beberapa pesan dari teman ku, kino dan...
Appa.
Perasaanku tak enak melihat itu.
"Nanda, semuanya baik-baik saja?" aku menoleh dan tersenyum kearah haruto. "Ayo, hari semakin dingin" Kamipun berjalan ke halte bus sambil menunggu. Kulihat haruto Sedikit menggigil aku terkekeh mengambil syal dan sarungtanganku.
"Haruto" Dia menoleh dan aku langsung memasangkan syal itu menutupi lehernya dan juga sarung tangannya ku berikan padanya. Tepat setelah itu, bus tujuanku sudah dekat.
"Tetaplah hangat. Aku pulang duluan. Jangan sampai tersesat dan tidurlah cepat" Aku kemudian berdiri dan memasuki bus
すべてのもの
KAMU SEDANG MEMBACA
HARUTO : Subete No Mono
FanfictionDia adalah udaraku Dia adalah matahariku Dia adalah bintangku Dia adalah bulanku Dia adalah bungaku Segalanya untukku