3. ES KRIM [Revisi]

2.8K 111 2
                                    

Silau mentari yang masuk ke celah-celah kaca jendela tak mengusik seorang gadis yang sedang bergelung dengan selimutnya.

' Tok tok tok '

" Nay, kamu udah bangun? " merasa tak ada sahutan dari nayya, bunda nanya memutuskan untuk masuk.

" Bunda masuk ya nay, " bunda nayya masuk dan melihat anak perempuannya masih terlelap.

Diusapnya kepala nayya lembut, " Bangun yuk nay, "

" Engh... " nayya mengeliat pelan dan membuka matanya. " Bunda? "

" Ayo bangun terus siap-siap, ada temen kamu dibawah, "

" Siapa? " nayya mengernyit bingung.

" Ada putra di bawah nungguin kamu, "

" Hah!? " nayya membelalakan matanya dan berlari ke kamar mandi. Sedangkan bunda nayya mengeleng melihat tingkah putrinya itu.

Di sisi lain, putra sedang duduk di ruang tamu rumah nayya sambil memainkan game di ponselnya.

Selang beberapa menit kemudian nayya turun dan menghampiri putra. " Ngapain kesini? "

" Ngajak lo keluar, " ucapnya datar. Nayya mendengus dan kembali ke kamarnya untuk mengambil ponsel dan tasnya. Kemudian nayya kembali turun.

" Bunda, nayya izin keluar dulu ya, " nayya berdiri di samping bundanya yang sedang memasak.

" Enggak sarapan dulu? "

" Enggak bun, nanti nayya mau beli bubur ayam di depan kompleks aja, " ucap nayya.

" Yaudah hati-hati, " bunda nayya tersenyum.

Nayya menghampiri putra, " Ayo, "

Putra tak membalasnya, ia berjalan menuju dapur dan berpamitan dengan bunda nayya. Putra keluar dari rumah nayya dan menuju mobilnya.

" Masuk, " suruhnya sebelum putra masuk ke dalam mobilnya. Putra menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang.

" Mampir ke warung bubur ayam depan kompleks dulu, " nayya memperhatikan wajah putra yang sedang menyetir. Lalu tersenyum.

" Apa liat-liat? " putra berucap ketus.

" Nggak papa, " nanya menguhkan pandangannya keluar jendela mobil.

Mereka sudah sampai di warung bubur ayam. Nayya berjalan dengan putra yang ada dibelakangnya. Setelah memesan mereka duduk dalam diam dan sibuk dengan ponsel masing-masing.

" Kita mau kemana? " tanya nayya yang sudah menghabiskan buburnya.

" Serah lo, " ucap putra datar.

" Kan kamu yang ngajak masak aku yang nentuin, " nayya mendengus sebal. Putra mengangkat kedua bahunya acuh.

" Emmm ke mall aja deh, " ucap nayya yang hanya dibalas gumaman oleh putra.

Setelah menghabiskan buburnya putra dan nayya kembali ke mobil. Putra kembali menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang. Selama perjalanan hanya keheningan yang menyelimuti mereka. Hingga tak sadar bahwa mereka telah sampai di salah satu mall.

Mereka mengelilingi mall namun mereka tak membeli apa-apa. Ya hanya lihat-lihat aja gitu. Setelah puas mengelilingi mall, mereka kembali ke mobil.

" Mampir ke toko buku dulu boleh, " ucap nayya.

" Boleh, " ucap putra singkat.

Setelah mereka sampai ke toko buku, nayya memilih beberapa buku dan membayarnya.

" Kemana lagi? " tanya putra.

" Ke kedai es krim deh, aku lagi pengen yang dingin-dingin gitu, " ucap nayya.

Mereka sampai di kedai es krim. Nayya sangat antusias memilih es krim.

Saat mereka sedang makan eskrim HP putra bunyi.

" Halo fi, "

" Lo dimana? " rafi yang ada di sebrang telefon menjawab.

" Gue lagi di kedai es krim deket taman raffles, "

" Sejak kapan lo suka es krim?"

" Bukan urusan lo, kenapa lo telpon? "

" Ada yang pengen gue sampein, gue kesana aja ye, "

" Serah, gue tunggu, "

' Tut tut '

" Rafi mau kesini, " ucap putra.

" Ngapain? " tanya nayya yang sibuk dengan es krim nya. Putra mengangkat bahunya acuh dan kemudian ia memainkan ponselnya.

°°°°°

" Putra ada dimana fi ?" tanya kenath.

" Katanya ada di kedai eskrim deket taman raffles " ucap rafi.

" Kita mau nyamperin putra, kalian mau ikut nggak, " ucap kenath.

" Ikut deh, " ucap salma.

Mereka menuju motor masing-masing dan menjalankan motor mereka menuju kedai es krim.

Sesampainya di taman rafi dan yang lainnya melihat putra dan nayya yang sedang asyik memakan eskrim. Mereka saling menatap dan mencetuskan ide jail.

" Ehemm " Nayya terkejut mendengar suara deheman. Sontak ia menolehkan kepalanya, ada rafi, kenath, salma, dan ajeng yang sedang bersiri di samping meja mereka.

" Cie berduaan aja, abis ngebet ya, " ledek salma.

" Eh enggak kok, " nayya menjawab gugup.

"Udahlah kasian jangan di ganggu dulu sal mereka lagi menikmati waktu berduaan itu, " ajeng juga ikut - ikutan meledek nayya.

" Kalian mau ngomongin apa? " tanya putra.

" Nggak jadi deh, " ucap rafi. Putra mendengus kesal dan menarik tangan nayya.

" Eh mau kemana? " nayya merasa kesal dengan perilaku putra pasalnya es krim nya belum habis dan ia sudah ditarik keluar kedai.

Tanpa menjawab pertanyaan nayya, putra menarik nayya masuk ke mobil dan menjalankan mobilnya ke suatu tempat.

Cukup lama mereka berada di dalam mobil, hingga mereka telah sampai di sebuah rumah yang tak terurus dan nampak kusam. Bahkan halaman depannya ditumbuhi tumbuhan liar.

" Ngapain kita kesini? " nayya menatap putra heran.

" Turun, " perintah putra. Nayya pun mengikuti perintah putra. Mereka naik ke atas gedung dan nayya di buat takjub oleh keindahan langit saat sore hari.

Cukup lama mereka menatap langit yang mulai kemerahan. " Udah sore put pulang yuk, "

" Nanti dulu gue masih nyaman disini, " ucap putra.

" Yaudah deh aku pulang sendiri aja, " nayya menuruni gedung tersebut dan memesan ojek online. Saat ingin melangkah keluar dari halaman depan rumah itu. Tiba-tiba tangan nya dicekal.

" Di cancel aja, pulangnya bareng gue aja, " ucap putra.

" Nggak usah, aku pulang sendiri aja, " nayya menundukan kepalanya.

" Gue anter aja ya nay, " kali ini nada bicara putra tidak ketus atau datar namun nada suaranya melembut.

Nayya mengangguk dan mengikuti langkah putra menuju mobil.











Selamat membaca para reader. Ceritanya lagi proses revisi. Maapkan kalau masih banyak typo.

Tetap semangat ya kalian. Buat yang lagi sekolah di rumah tetap semangat. Jangan lupa ngerjain tugas ya.

Dan juga tetap patuhi protokol kesehatan ya.

MY GIRL [ PROSES REVISI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang