Cuaca hari ini tidak secerah biasanya, kali ini langit terlihat sedikit berawan. Dari kejauhan siswa- siswi Pouline's High School samar- samar melihat kedatangan seseorang yang terlihat masuki gerbang sekolah mereka. Orang itu tampak berjalan dengan tenang tanpa memikirkan entah berapa pasang mata yang tertuju padanya. Para siswa- siswi PHS (singkatan Pouline's High Schooll) tampak sedikit kebingungan, pasalnya tidak sembarang orang yang bisa dengan mudah memasuki sekolah mereka, apalagi melalui gerbang utama saat bel sudah berbunyi dari setengah jam yang lalu. Bahkan para siswa, guru, maupun pegawaipun tidak pernah terlambat. Para guru juga jika ingin memasuki area sekolah harus melalui jalur khusus yang disediakan pihak sekolah. Jadi orang itu tidak mungkin siswa, guru maupun pegawai sekolah yang datang terlambat.
Lama kelamaan siluet orang itu mulai jelas, bisa dipastikan ia adalah seorang wanita. Terbukti dari rambut panjang dan rok selututnya. Rambut gadis itu tidak tergerai bebas seperti siswi lainnya, melainkan terkepang dua rapi dengan kaca mata besar yang menjadi penghalang matanya. Setelah gadis itu sudah terlihat jelas oleh para siswa dan siswi, mereka terlihat sedikit terkejut dan mulai berbisik-bisik dengan teman- temannya.
'Wait! Itu cewek, cewek cupu kan? Kok bisa masuk kesini sih?'
'Iya ya. Jangan- jangan dia muris baru disini lagi.'
'Ih lo ngomong jangan ngaco dong gak mungkin banget cewek kayak dia bisa sekolah disini.''Idih ada cewek nerd'
'Kalo dia murid baru pasti jadi korban bullyan dah! Yakin gue' kiranya begitu bisikan-bisikan yang terlontar dari mulut para siswa.
Gadis tadi mendengar semua bisikan- bisikan yang tertuju padanya, tapi dia hanya menghiraukannya, menganggap semua itu hanya angin lalu.
Saat banyak siswa berbondong- bondong ingin melihat gadis itu, tiba- tiba salah satu guru piket datang dan melihat hampir seluruh siswa keluar kelas saat jam pelajaran.
" Anak- anak kalian masih ingat kan aturan sekolah ini bahwa tidak boleh keluar kelas tanpa alasan yang jelas saat jam pelajaran sudah dimulai?" Tanya Pak Bagas pada beberapa siswa yang berada didekatnya. Karena siswa siswa tersebut tidak tahu akan kedatangan Pak Bagas, spontan mereka terkejut.
"Ngagetin aja pak." Ujar salah satu siswa yang terkejut sambil mengelus dadanya sendiri.
"Makanya jangan ngelanggar aturan dong!" Ucap Pak Bagas sambil menoyor kepala salah satu siswanya.
"Aduh pak jangan main toyor-toyor aja dong. Rambut saya jadi nggak sempurna lagi nih."keluh siswa yang ditoyor kepalanya sambil membenahi tatanan rambutnya yang sedikit berantakan akibat kejadian tadi.
Bukannya para siswa disini tidak menghormati guru dengan cara bicara mereka, tapi memang beginilah cara mereka menghormati guru mereka di luar kelas, layaknya teman dekat. Lain halnya jika sudah berada di dalam kelas, mereka semua akan bersikap selayaknya guru dan siswa walaupun tidak seformal di sekolah lain. Tapi tak semua guru bisa seakrab ini dengan siswanya, hanya guru tertentu saja. Contohnya Pak Bagas ini, di umur beliau yang masih muda yaitu 23 tahun beliau sudah bisa menjadi sosok guru yang sangat disegani oleh siswa-siswanya.
"Kita keluar kan juga ikut-ikutan yang lain pak." Ucapnya lagi.
"Iya iya. Ngomong- ngomong ini kok tumben pada rame? Ada yang berantem?" Tanya Pak Bagas.
"Bukan berantem lah pak mana ada yang berani berantem disini, alamat dikeluarin dari sekolah dong pak." Jawab salah satu siswa yang ada disana.
"Terus ini rame- rame gini kenapa?"
"Itu tuh pak ada cewek tidak dikenal yang masuk ke sekolah, mana gayanga nerd lagi gimana gak jadi not news sekolah." jelas seorang siswa heboh yang membuat Pak Bagas mengangguk- nganggukan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
EL & LIA
Teen FictionWaktu dan takdir, dua hal yang selalu mempermainkan hidup gue. Gue kira semuanya akan berjalan dengan mudah tapi lagi- lagi waktu dan takdir selalu memberi rintangan untuk gue. Ini kisah tentang Lia, seorang gadis yang sedang mencari sahabat laki...