AUTHOR POV
Cahaya matahari mulai masuk melalui jendela kamar, membuat Lia terusik dan akhirnya terbangun.
Hari ini Lia harus kembali menjalani kehidupan yang penuh kepalsuan. Penampilan dan sikapnya yang jauh berbeda dengan apa yang ada dikehidupan nyata. Semua hanya demi dia, dia yang entah dimana, dia yang entah seperti apa sekarang, dia yang apa masih ingat dengan Lia.
Seperti hari- hari sebelumnya Lia bersiap untuk berangkat kesekolah dengan penampilan nerdnya.
Sehabis bersiap Lia turun kebawah untuk sarapan. Disana sudah ada kakak, ayah, dan ibunya.
"Pagi semua..."Ucap Lia seraya tersenyum manis yang membuat wajah dan bibir mungil nan ranumnya terlihat begitu cantik.
"Pagi princess." Ucap mereka serempak.
"Lia kamu mau sarapan apa?" Tanya Diana.
"Roti aja deh Ma biar cepet."
"Selai strowberry kan?" Tanya Diana lagi seraya mengambil dua lembar roti.
"Iya dong Ma wajib itu." Ucap Lia girang yang membuat Diana terkekeh pelan karena kelakuan menggemaskan putrinya.
"Dek....dek apasih yang buat lo sampek segitu sukanya sama semua yang ada strowberrynya? Apalagi es krim."
"Entah deh bang tapi yang jelas apapun yang gue suka pasti ada kaitannya sama Enand." Jawab Lia lesu. Melihat senyuman ceria adiknya mulai pudar Key jadi merasa bersalah karena menanyakan hal yang menyangkut masa lalu Lia.
"Eh jangan murung dong dek, abang jadi merasa bersalah nih."
"Gak papa kok bang gue cuman keinget Enand." Jawab Lia sembari tersenyum semanis mungkin walaupun hatinya menolak untuk itu.
"Lia kamu boleh kangen sama dia tapi jangan sampek hidup kamu jadi kelabu cuman karena dia. Mama tau kalo dia juga bagian penting di hidup kamu, tapi kamu juga harus inget masih banyak orang- orang disekitar kamu yang sayang banget sama kamu."
"Iya Lia kamu didunia ini gak sendiri masih banyak orang yang ada disekitar kamu yang akan selalu jaga kamu dan sayang sama kamu. Papa yakin gak perlu waktu lama kamu paati bisa nemuin dia."
Lia yang mendengar ucapan kedua orang tuanya itu kembali melebarkan senyumnya dan mengangguk untuk menyakinkan dirinya bahwa dia tidak sendiri.
"Iya Ma Pa Lia tau. Lia juga gak akan terlalu sedih karena ini, Lia akan lebih semangat lagi."
"Nah gitu dong baru adek abang." Ucap Key sambil mengelus lembut kepala adiknya.
Acara sarapan pun berlanjut, sampai semua sudah menghabiskan jatah sarapan mereka masing- masing.
"Eh iya Lia lupa bilang, hari ini Lia berangkat sekolah bawa mobil sendiri aja ya?" Ucap Lia memecah keheningan.
Kayaknya adek gue gak betah jadi nerd gini deh. Batin Key
"Papa tau kamu pasti nggak betah sama penampilan kamu sekarang, Papa juga dukung apapun yang menurut kamu terbaik. Tapi apa kamu yakin mau membuka identitasmu secepat ini?" Mendengar kata- kata ayahnya, kening Lia berkerut dan salah satu alisnya terangkat.
"Yaampun Pa kok pinternya Papa cuman dikantor sih? Sekali- sekali bawa kerumah kek."
"Mana mungkin Pa Lia mau nyari Enand pakek identitas asli, nanti bukannya ketemu malah dia semakin susah dicari. Lia pingin bawa mobil sendiri karena Lia capek nungguin BANGKEY yang kalo pulang mungkin semedi dulu kali dikelasnya." Ucap Lia sambil menakankan kata bangkey, Key yang sadar namanya disamakan dengan nama benda atau makhluk yang sudah mati hampir saja menyemburkan susu yang dia minum karena belum tertelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
EL & LIA
Teen FictionWaktu dan takdir, dua hal yang selalu mempermainkan hidup gue. Gue kira semuanya akan berjalan dengan mudah tapi lagi- lagi waktu dan takdir selalu memberi rintangan untuk gue. Ini kisah tentang Lia, seorang gadis yang sedang mencari sahabat laki...