Chapter 5 : what happen with him(?)

27 0 0
                                    

Seperti biasa, Gue selalu berangkat jam 6 pagi dan dengan waktu 10 menit, Gue udah berada di gerbang sekolah. Ini sekolah sepi bukan main kalo jam 06.10 kecuali anak OSIS (yang harus jadi panutan).

Gue pun merebahkan kepala berat gue ke meja dengan bantalan tangan. Belum juga 5 menit, Tiba-tiba ada yang pukul-pukul meja gue dan sontak gue langsung ngeliat siapa yang ganggu mimpi gua ketemu sama Harry Styles. Dan nampaklah seorang cowok yang harusnya gak gue liat dipagi hari.

"Ada apaan sih? Bisa gak? Gak usah ganggu dulu kek. Ini masih pagi!" Marah gue ke orang itu, Dave.
"Kan lo nganggur mending bantuin gue dah. Bantuin gue beresin ruang OSIS." Jawabnya sambil narik tangan gue.
"Ogah ah! Gue bukan anak OSIS ngapain gua harus bantuin lo. Cari yang lain aja kek!" Tolak gue sambil nepis tangan dia.
"Itung-itung olahraga pagi elah." Kata dia dengan cara memaksa narik tangan gue.

Gue memilih gak ngerespon dia. Tiba-tiba dia narik tangan gue trus gendong gue dipunggung dia. Fix ini namanya pemaksaan.

"Oi! Ngapain dah lo? Turunin gua!" Kata gue sambil berontak.
"Bisa diem gak! Lo tuh berat anjir! Makan beton lo setiap hari?"
"Enak aja lo! Gini-gini gue body goals!"

Disamping itu semua.
'Gue jadi gak fokus gara-gara aroma rambut dia. Wangi bener untuk ukuran cowok. Waitttt!!! Kok gue malah muji dia... Wah, Kayaknya gue udah mulai gak waras. Oh sheet! Gak bisa dibiarin ini.'

Tiba-tiba Dave nurunin gue di depan ruang OSIS. Pas gue masuk,
'Oh my gosh! Ini ruang OSIS atau gudang, kotor banget!'

"Ngapain lo berdiri doang disitu. Ayo langsung bersihin!" Suruh Dave sambil ngasih gue sapu.
"Kalo bukan kakak kelas aja gue..." Bisik gue pelan.
"Bakal lo apa?!" Jawab dia tiba-tiba. Padahal gue ngomong pelan dah. Mungkin telinganya aja keterlaluan bersih.
"Oh iya! Beresin itu yang dirak, Lo gak perlu buka-buka. Bersihin bagian luarnya aja!" Suruh dia dan pergi.
"Eh lo mau kemana?" Teriak gue.
"Gue mau ke kantin! Laper belum sarapan." Jawabnya tanpa berbalik sedikit pun.

'Wuanjir ngapa gue jadi kayak babu dah!'
Dan akhirnya gue beresin semua-semuanya dan tanpa segaja gue nyenggol kotak dan jatuh ke lantai. Pastinya terbuka. Bukannya lancang tapi yang benernya tuh gue penasaran.
Dan gue ngeliat kayak foto gitu. Anehnya foto itu foto kecil seorang cowok dan cewek yang umurnya kisaran 6 tahunan lah. Asli gue gak tau siapa mereka dan pas gue balik, Ada tulisan.

Let me love you till the end!

D&L

Karena gue makin penasaran. Akhirnya gue nemuin sebuah album dan lagi-lagi ada inisial 'D&L' nya. Pas gue coba buka dan albumnya diambil bersamaan dengan foto yang gue liat.

'Oh sheet!'

Dengan tatapan yang tidak bisa dijelaskan, Dave ngambil dan beresin semua barang yang berserakan dilantai dan diletakkan lagi di raknya. Dave menghembuskan nafas berat dan berbalik natap gue dengan tatapan itu lagi.
"Tadi gue udah bilang lo gak perlu buka dan liat isi kotak-kotak yang dirak! Kenapa lo masih buka?!" Katanya dengan nada menahan emosi.
"Sorry gue tadi gak..." Jelas gue tapi dipotong dengan nadanya yang sama.
"Keluar sekarang!" Lagi-lagi dengan nada menahan emosi.
"Gue gak bermak..." Gue coba jelasin lagi.
"GUE BILANG LO KELUAR!" Bentak Dave yang bikin gue bener-bener kaget bukan main bahkan gue gak pernah dibentak sama orang tua gue sebelumnya dan ini first time.

Gue gak bisa nahan rasa kecewa plus shock dan bergegas keluar dari ruangan sialan itu sambil nahan nangis. Pas gue keluar gue papasan sama Kak Je dan Rita dengan tatapan bingung.

"

Lo kenapa?" Tanya Rita tapi gue gak respon dan langsung lari ke dalam toilet.
Rita ngejar gue ke toilet juga. Dia meluk gue dan ngelus punggung gue supaya gue berhenti nangis. Setelah berhenti, Gua liat Rita kayak kebingungan gue kenapa.
"Okey... Gue akan tunggu sampe lo bener-bener tenang." Kata Rita.
"Gue tadi gak sengaja nyeggol kotak dan gue cuma penasaran liat ada foto dan album. Tiba-tiba Si Dave rebut album dan foto itu dan ngusir gue pas gue berniat jelasin ke dia. Gue seumur-umur baru kali ini dibentak dan gak tau kenapa gue kecewa banget." Jelas gue ke Rita.

Sepertinya Rita paham dan ngasih gue tisu. Setelah selesai, Kita bergegas masuk kelas karena udah bel masuk.

Flashback

Dave memang menanti kedatangan Ryna dan dia senang pas ngeliat yang ditunggu-tunggu datang juga. Sebelum ngedatangin Ryna, Dave mencoba cari alasan biar bisa nyuruh Ryna dan akhirnya dia dapet ide untuk berantakin ruang OSIS. Dan dia datengin Ryna.

---

Dave meninggalkan Ryna untuk pergo ke kantin sambil membelikan sarapan untuk Ryna. Pas dia balik ke ruang OSIS, Dave ngeliat Ryna mau buka album nya dan langsung ngerebut album itu dari tangannya. Dia bener-bener emosi dan mencoba menahan emosinya tapi Dave kehilangan kontrolnya dan berakhir membentak Ryna.
Setelah itu, Ia melihat Ryna yang terlihat menahan tangisannya dan langsung keluar.

----

"GUE BILANG LO KELUAR!"
Terdengar suara bentakan dari dalam ruang OSIS.
"Bukannya itu..." Kata Je terhenti ketika Ryna keluar dari ruangan tersebut dengan mata yang berkaca-kaca.

Sontak Je dan Rita merasa shock dan tanpa basa-basi Rita ngejar sahabatnya itu. Je merasa kesal bukan main.
"Lo apa-apaan sih? Lo tau gak lo tuh udah kelewatan. Gak seharusnya lo bentak Ryna kayak gitu." Kesal Je.

Dave masih diam dan bersandar si meja.
"Gue tau pasti karena Lyla kan lo kayak gini(?) Gue udh bilang semua bukan salah lo dan sekarang apa? Itu semua salah dia karena dia yang udah ngekhianatin lo." Kata Je dengan nada marah.
"Stop! Dia bukan orang seperti itu." Bantah Dave.
"Bahkan, Disaat dia terbukti salah, Lo masih bela dia dan seakan-akan dia korban padahal pelaku." Tambah Je dengan nada meremehkan.
"Gak ada buktinya dia salah, Je. Kalian semua yang salah paham." Jawab Dave dengan sedikit emosi.

'Bahkan ini semua karena lo masih gak terima dengan semuanya dan gue gak akan berhenti bikin lo sadar.' batin Je

"Whatever you want! Gue harap lo minta maaf ke Ryna. Gimana pun juga dia gak salah!" Kata Je sambil meninggalkan Dave seorang diri di ruang OSIS.

Eight-SeventeenWhere stories live. Discover now