"Akhirnyaaa...!"
Abe benar-benar menggumamkan kata itu saat menghempaskan seluruh tubuhnya di jok empuk seat 8-D di gerbong nomor 5 kereta api Taksaka Malam tujuan Stasiun Yogyakarta Tugu. Setelah dua jam menunggu dan menghabiskan secangkir kopi, secangkir teh, sebotol air mineral, seporsi nasi rawon lezat, dan sepiring tempe mendoan di executive lounge Stasiun Gambir, memang tak ada ungkapan lain yang pantas dituangkan selain satu kata itu.
Ia melihat arlojinya, yang tepat menunjukkan pukul 23. Tadi ia berlarian saat mendaftarkan tiketnya di gerbang pemeriksaan kartu identitas karena tiba hanya 10 menit dari jadwal keberangkatan asli pada pukul 20.45 WIB. Kekhawatiran mengenai keterlambatan berganti kelegaan setelah ia diberitahu petugas sekuriti stasiun bahwa kereta eksekutif ke Jogja mengalami penundaaan karena gangguan lokomotif. Dan kelegaan menjelma nyaris frustrasi total ketika waktu yang terlewat ternyata mencapai 120 menit lebih.
Untung ada lounge yang adem dan nyaman, tempat penantian menjadi tak terlalu menyiksa. Dan ia bisa melahap dua episode musim ketiga serial The Blacklist melalui streaming menggunakan laptop-nya untuk melewatkan waktu, sebelum akhirnya terdengar pengumuman dari pengeras suara bahwa kereta Taksaka Malam siap diberangkatkan.
Karena delayed dua jam, maka ketibaan di stasiun tujuan juga akan mundur dalam hitungan waktu yang sama, menjadi sekitar pukul 6.30 atau bahkan pukul 7. Abe membayangkan, badannya pasti bakal terasa remuk redam begitu menjamah kota Jogja nanti. Istirahat total seharian adalah solusinya. Mungkin dengan tidur sepuasnya sampai sore. Dan itu hanya mungkin dilakukan di kasur yang nyaman, senyap, dan private di hotel. Rencana pertemuan dengan Seno besok siang harus dibatalkan, diganti dengan reservasi hotel. Dan pemesanan kamar secara daring dengan metoda normal bisa saja tak membantu. Ia harus menghubungi orang dalam di The Phoenix atau Tower Hotel untuk mendapatkan pelayanan kelas satu sepagi mungkin.
Untuk keperluan seperti itu, nama belakang Royce yang disandangnya sungguh sangat membantu. Herbert Larsson, GM hotel The Palace yang warga Swedia itu, langsung merespon luar biasa ramah begitu ia hubungi saat masih di lounge tadi. Kamar griya tawang akan langsung disediakan baginya, lengkap dengan mobil jemputan khusus di stasiun.
Seno pun tak keberatan pertemuan dipindah ke jam makan malam. Dan Abe baru akan masuk rumah Seno—yang juga adalah calon rumahnya sendiri—Sabtu pagi.
Jadi memang tak ada perkataan lain kecuali "Akhirnya".
Sambil memosisikan badannya senyaman mungkin di tempat duduk yang berbantal, matanya menatap bagian depan gerbong. Pesawat televisi besar di sana tengah menayangkan video klip musik lewat kanal KATV. Orang-orang berjalan beriringan, mencari tempat duduk masing-masing. Kursi di sebelahnya masih kosong. Ia berharap siapapun yang ada di sana nanti tak membuatnya sakit kepala, karena perjalanan masih akan sangat panjang.
Bila dikonversikan ke dalam perjalanan udara jarak jauh, delapan jam itu kira-kira setara dengan penerbangan dari Jakarta menuju Abu Dhabi, atau Tokyo. Dengan moda transportasi darat, durasi selama itu hanya digunakan untuk menempuh jarak yang tak sampai 600 kilometer. Generasi mendatang sungguh harus menemukan kendaraan darat yang jauh lebih cepat lagi, sehingga semua keperluan dapat diselesaikan secara lebih efisien.
Berusaha melepaskan diri dari situasi sekeliling, Abe menenggelamkan diri ke ponsel. Abe terhubung ke Facebook, dan kembali membuka halaman depan akun milik Suryawan Lanang. Ia sudah lihat siang tadi di kantor, namun masih merasa perlu mencermatinya sekali lagi. Sosok yang tergambar di profil picture akun tersebut sesuai dengan bayangannya akan seniman: rambut gondrong, kulit kehitaman yang menunjukkan kurangnya perawatan, serta segala aspek yang berada pada tataran kebersahajaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lucida Sidera
RomanceDiangkat oleh sang ayah menjadi managing director PT Kwarsa Imperia Realty, tugas pertama Abraham Ardiansyah adalah untuk menuntaskan proses pembelian Omah Wolu, sebuah rumah kuno di Kaliurang, Yogyakarta, untuk dijadikan hotel berbintang. Abraham a...