Memori Pak Bambang

85 6 1
                                    

"Luar negeri atau Indonesia?" Tanya ayahku secara mendadak padaku sambil memegang pipet tetes untuk menggabungkan asam klorida dan asam nitrat menjadi larutan aqua regia.

Kuhentikan sejenak proses pelelehan Emas dan menatap ayahku dengan wajah bingung.
"Maksud ayah?" Tanya ku padanya

Ia meletakkan pipet tetes dan botol Asam klorida yang ada di tangannya diatas meja, lalu menghadap padaku dan bertanya, "apakah kau ingin masuk SMA di Indonesia atau Luar Negeri?".

"Indonesia" jawabku padanya.

"Ada sebuah SMA yang baru dibuka dua tahun yang lalu, SMA Galaxy Namanya. Meskipun baru dibentuk, sekolah itu adalah SMA dengan jurusan IPA terbaik di Indonesia. Guru Kimia, Biologi, dan Fisikanya adalah para ahli dibidangnya. Bagaimana, ingin mencoba hidup baru disana?" Jelas ayahku yang mengajakku untuk mendaftar di SMA Galaxy.

"Mmmh, sepertinya menarik" jawabku dengan wajah sedikit tersenyum padanya.

...

Setelah aku lulus SMP, aku memasuki SMA yang direkomendasikan ayahku beberapa bulan yang lalu. Namanya SMA Galaxy, SMA yang baru terbentuk dua tahun lalu, yang kualitas pengajarnya tidak diragukan lagi. Ayahku berpesan padaku, bahwa jangan pernah menyebutkan pekerjaannya kepada guru-guru disana. Jika ditanya aku harus menjawabnya dengan ngawur.

Ini adalah hari pertama ku disekolah baruku. Banyak sekali mata-mata yang tertuju kepada ku. Kuabaikan saja mereka, sambil berjalan mencari kelas sepuluh IPA 1. kulihat lagi kemata-mata orang di sekitar ku lagi, mereka tetap saja masih menatapiku.

"what the fuck was that?" tanya ku dalam hati, sambil melihat-lihat sekeliling mencari kelas sepuluh IPA 1. Tiba-tiba aku berhenti karena tersadar akan satu hal, kulihat lagi sekeliling ku. Ku lihat penampilan anak-anak di sekitarku satu-persatu, "Damn!!", ternyata cara berpakaian mereka benar-benar berbeda dengan anak-anak di SMP ku dulu. Baju dikeluarkan dan rambut acak-acakan, itu adalah penampilan kami Anak SMP angkasa. Penampilan ku masih sama saat SMP dulu saat ini. Biar kutebak, pasti mereka melolotitku karena penampilan ku yang seperti ini. Pasti pikir mereka aku adalah anak sekolah berandalan.
Bodoh amat apa yang mereka pikir, ku lanjutkan berjalan mencari kelas sepuluh IPA 1. sekolah ini sangat luas, terdapat banyak ruang kelas dan juga terdapat gedung lain seperti laboratorium dan lapangan-lapangan olahraga.

" Teeeng ting...teeeng ting..." Terdengar suara Bel berbunyi dari ruang guru.
Gawat... Aku harus segera ke kelas, sekarang bukan saat untuk tersesat.
"Kiri atau kanan, Kiri atau kanan, Kiri atau kanan?" pikirku yang sedang bingung memilih jalan.
Mungkin ini adalah hukumanku yang tidak mengikuti Sosialisasi Siswa Baru dan Masa Orientasi Siswa.
Kanan. Saat kuputuskan untuk pergi kekanan, ada yang menepuk pundak kiriku dari belakang.

"Perlu bantuan?" Suara wanita yang bertanya padaku.

Aku membalikkan pandangku padanya, kulihat sosok wanita yang cantik dengan rambut panjang lurus sedikit bergelombang, memilki Mata yang jernih berkilauan, hidung sedikit pesek, dan bibir yang sedikit kecil terlihat begitu lembut dan ia memiliki tubuh yang ideal. Aku tiba-tiba menjadi gugup. Aku yang tidak biasa dengan situasi seperti ini, dimana laki-laki berbicara berduaan dengan wanita yang baru ia temui, langsung menjawab dengan nada datar dan singkat, "tidak".

Aku lanjutkan jalan ku, meninggalkan perempuan itu.

"Bukannya kamu juga masih kelas 10?" teriak perempuan yang berbicara padaku tadi.

Aku berhenti dan berjalan kembali kepadanya.

"Lambang di bajumu itu menunjukkan bahwa kau kelas sepuluh" ungkap perempuan itu kepadaku sambil menunjukkan jarinya ke sebuah lambang di lengan Kiri ku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 07, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CurfoxionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang