02

616 89 12
                                    

Hyunbin menghela napasnya melihat Minhyun yang sedang duduk bersandar di kepala ranjang dengan wajah pucatnya yang begitu kentara. Ia bersidekap, bersikap seolah-olah sedang menghakimi Minhyun saat ini.

  "Kenapa lagi sih?" Tanya Hyunbin membuat Minhyun mengalihkan atensinya ke arah lain.

  "Pusing" Jawab Minhyun sekenanya.

  "Iya pusing kenapa yang? Kamu baru sembuh udah sakit lagi"

  "Kalau kamu gamau ngurusin aku bilang, aku kasi kok kamu pulang"

  "Kamu tau bukan itu maksud aku. Kasian itu Papa udah pulang ngambil cuti terus kamunya malah sakit gini"

  "Ya mana aku tau aku bakal sakit lagi, berisik ah"

Hyunbin menghela napas sekali lagi. Memang harus banyak sabar menghadapi si bungsu Hwang yang satu ini. Ck, padahal hari ini ia harusnya ia latihan basket sama anak-anak di sekolah, tapi telepon dari Jenderal Hwang pagi tadi membuatnya membatalkan segala jadwalnya dan mengemudi menuju kediaman Hwang untuk memastikan Minhyun benar-benar meminum obatnya. Karena dari semua orang, hanya Hyunbin dan Hyungnya Minhyun yang bisa membuat anak itu menurut untuk meminum obat saat ia jatuh sakit.

  "Seungwoo, kan?" Tembak Hyunbin tiba-tiba.

  "Kenapa jadi dia?" Sungut Minhyun tidak senang.

  "Kamu sakitnya abis ribut sama dia kemarin, gimana aku nggak curiga kalau ini karena si Seungwoo huh?"

  "Mending kamu pulang aja deh Bin, kepalaku sakit"

  "Bener kan apa yang aku bilang? Cerita sini sama aku"

  "Ngapain? Udah sana pulang, aku bisa handle ini sendiri, paling besok aku juga udah sekolah lagi"

  "Minhyun"

  "Hyunbin!"

  "Hwang Minhyun"

Namja bermata rubah itu menggigit bibirnya erat. Hampir tidak pernah ia mendengar Hyunbin memanggilnya seperti itu. Laki-laki itu tidak membentak, tidak pernah sekalipun Hyunbin menaikkan suaranya pada Minhyun. Tapi cukup dengan suara beratnya yang rendah dan mata yang menatap lurus iris kelam Minhyun bisa membuat Minhyun terdiam seribu bahasa. Terkadang Minhyun tidak senang dengan dominansi Hyunbin yang seperti ini.

  "Apa sih memangnya yang udah Seungwoo kasih sama kamu sampe kamu bisa segininya mikirin dia yang?"

  "Kamu nggak bakal ngerti, yang"

  "Makanya cerita supaya aku ngerti, sayang"

Minhyun menghela napas. Menjatuhkan kepalanya di atas bantal dan memilih untuk berbaring dengan benar di ranjangnya. Hyunbin yang melihat itu mengulum senyum tipis lalu mengisi sisi kosong yang Minhyun sediakan untuknya. Namja bermata rubah itu mendesah nyaman saat Hyunbin sudah berada di sisinya dan memeluknya dengan erat. Mata rubahnya refleks terpejam saat pria itu mencuri kecup puncak kepalanya beberapa kali. Tubuh Minhyun terasa lebih hangat dari biasanya, tapi anehnya Hyunbin suka.

  "Dari kecil temanku cuma Seungwoo" Gumam Minhyun pelan.

  "Cuma dia yang tahan sama aku, padahal udah sering aku usir karena dia berisik" Sambungnya lagi.

  "Terus kok bisa kenal sama dia?"

  "Hyungnya teman dekat Aron Hyung, Seungcheol Hyung sering main ke rumah, selalu bawa Seungwoo karena dia gamau ditinggal sendirian, tipikal adek manja"

Dih, sendirinya ga sadar, pikir Hyunbin mengulum senyum.

  "Terus kamu tau nggak apa yang bikin aku terima dia jadi temenku?" Tanya Minhyun tiba-tiba.

GITU (MinHyunbin x Ongniel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang