"Tuan Muda Phiravich, tutup segera mapmu dan kita harus ke bandara sekarang juga untuk menjemput Tay" perintah Perth
Mean mengerutkan keningnya ketika nama Tay terdengar di telinganya, menatap bingung ke dua temannya yang berdiri di hadapannya.
"Tay pulang?" Chanyeol dan Perth menganggukkan kepalanya
"Kenapa tidak memberitahuku?" Protes Mean
"Untuk apa dia memberitahumu, yang ada hanya buang-buang waktumu dengan pekerjaanmu" balas Chanyeol sambil memakan kacang
"Ayo, ke bandara"Mean beranjak dari duduknya dan segera berjalan keluar meninggalkan teman-temannya yang baru saja duduk dan hendak memakan cemilan yang lain. Perth memandang Mean yang keluar sambil menggerutu karena dia baru saja akan membuka toples kue kering lagi sementara Chanyeol yang baru memasukkan tangannya ke toples harus terpaksa keluar karena suara Mean yang sudah memanggil mereka dengan dinginnya untuk segera keluar dari ruangannya. Perjalanan yang cukup lenggang membuat mereka cepat sampai 20 menit lebih awal dari jadwal landing pesawat Tay, sambil menunggu Tay mereka melangkah ke sebuah kafe yang terlihat cukup sepi.
Bruk
Mean dan Chanyeol langsung memutar badannya ke belakang ketika terdengar suara orang jatuh, dilihatnya Perth dan seorang pemuda asing yang jatuh bersamaan. Chanyeol menatap pemuda yang tidak asing menurutnya, Perth segera berdiri dan membantu pemuda itu untuk berdiri untuk beberapa saat Perth terdiam menatap wajah pemuda tersebut.
"Maaf" satu kata yang meluncur dari bibir pemuda itu
Chanyeol dan Mean berjalan mendekati Perth dan pemuda asing tersebut, Chanyeol langsung menatap kaget pemuda yang terlihat tidak asing untuknya
"Ah, kau yang menabrakku kemarin kan?" Tanya Chanyeol pada pemuda itu dan dibalas anggukan oleh pemuda itu ketika dia berhasil mengingat orang yang tidak sengaja ditabraknya.
"Kita belum berkenalan, aku Park Chanyeol, Chanyeol" kata Chanyeol sambil mengulurkan tangannya pada pemuda itu
Perth menatap bergantian antara Chanyeol dan pemuda itu, menerka-nerka apakah orang ini yang di ceritakan oleh Chanyeol tadi siang, Perth menangkap mata Mean yang sedaritadi tidak lepas dari pemuda dihadapannya ini, tidak mengerti arti tatapan yang di lontarkan oleh Mean untuk pemuda yang ada di hadapannya itu.
"Plan Rathavit, Plan" balas pemuda yang bernama Plan itu sambil membalas uluran tangan Chanyeol
"Emm.. aku harus pergi sekarang" pamit Plan sambil melepaskan tangannya dari tautan tangan Chanyeol
Mean, Chanyeol dan Perth menatap punggung Plan yang berjalan cepat menjauh dari mereka. Chanyeol menatap kedua sahabatnya dengan senyum lebar dan mata berbinar.
"Itu orang yang aku ceritakan tadi siang, bagaimana? Cantik dan mulus seperti yang aku ceritakan kan?"
"Biasa saja" balas Mean dan langsung meninggalkan Perth dan Chanyeol ke arah kafe yang tadi ingin di kunjungi.
Chanyeol menatap Perth dan hanya di bales menggedikkan bahunya, Perth segera menarik Chanyeol untuk menyusul Mean menuju kafe. Perth menatap Mean penuh selidik sambil menyesap ice macchiato milik Chanyeol tanpa seijin pemiliknya dan membuat Chanyeol harus memukul kepala Perth karena meminum minumannya.
"Apa kau tidak tertarik dengan Plan, Mean?" Tanya Perth sambil memotong kue red velvet milik Mean
Mean mengernyit mendengar pertanyaan Perth begitupula dengan Chanyeol,
"Kenapa kau tanya seperti itu pada Mean? Plan harus menjadi milikku, aku yang pertama kali menemukannya" protes Chanyeol
"Plan? Siapa Plan?" Tanya Mean bingung
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LITTLE BOYFRIEND [HOLD]
FanfictionSeorang Mean Phiravich yang tidak punya perasaan dan tidak peduli mengenai perasaan perempuan membuatnya sering menyakiti perempuan-perempuan yang mengejarnya. Keberadaan sahabatnya, Perth dan Chanyeol dan Tay merupakan arti keluarga sesungguhnya ba...