Terdengar bentakan yang menggema diseluruh lantai paling atas perusahaan milik keluarga paling berpengaruh di Asia, siapa lagi kqlau bukan keluarga Phiravich yang sekarang di pegang oleh anak bungsu keluarga Phiravich. Semua karyawan yang berada dilantai tersebut menegang ketika mendengar bentakan dari ruangan dengan pintu besar yang tak lain adalah ruangan bos mereka. Seorang karyawan baru saja muncul dari pintu besar tersebut, wajahnya pucat pasi dan matanya memerah seperti menahan tangisannya. Semua karyawan yang melihat merasa iba dengan kawannya yang habis terkena amarah dari sang tuan, baru sedetik mereka memasang tatapan iba mereka kembali memasang wajah tegang ketika melihat bos mereka keluar dari ruangannya dengan wajah dingin dan tanpa belas kasihan.
"Janhae, batalkan semua pertemuan hari ini aku sedang tidak ingin diganggu, dan jangan biarkan orang lain menemuiku hari ini" katanya tegas
"Baik, tuan Mean" kata Janhae sambil menundukkan badan
Mean kembali masuk ke ruangannya dengan menatap tajam sekilas para karyawannya yang memasang wajah tegang ketika dia keluar ruangan. Mean kembali duduk di kursi singgahsananya dan melanjut pekerjaannya yang tertunda karena harus memerahi anak buahnya yang sama sekali tidak becus menurutnya. Pintu ruangannya terbuka dengan kasarnya yang berhasil membuat Mean sedikit terkejut, baru saja akan memaki Mean menatap siapa yang datang dengan tidak ada sopan santunnya itu.
"Maaf tuan, saya sudah melarang mereka untuk masuk tapi mereka nekat untuk masuk tuan" kata Janhae sambil menunduk takut
"Hm. Keluarlah" perintah Mean
Sepeninggalan Janhae, Mean menatap tajam kearah sahabatnya, Perth dan Chanyeol yang tidak punya sopan santun masuk ke ruangan seseorang.
"Apa orang tua kalian lupa untuk mengajarkan kalian sopan santun?" Kata Mean sinis
Perth dan Chanyeol hanya terkekeh, mereka mendudukkan diri mereka di kursi dihadapan Mean.
"Ada apa?" Tanya Mean
"Ayo ke club, sudah lama rasanya kita tidak berkumpul bersama" ajak Chanyeol
"Apa kau buta? Tidak lihat tumpukan map di hadapanku sekarang ini?" Balas Mean
"Ayolah, singkirkan map busuk itu dan bersenang-senang dengan sahabatmu inj" timpal Perth
"Map busuk yang kau bilang ini bisa menghancurkan perusahaanmu dalam sekejap, tuan Tanapon" balas Mean sinis
"Jangan pekerjaan saja yang kau pikirkan, bersenang-senanglah" kata Chanyeol dan hanya di balas deheman oleh Mean
"Sekali-sekali kau harus melampiaskan pikiranmu tentang perempuan itu ke club dibandingkan harus melampiaskan dengan bekerja terus menerus, Tuan Phiravich" balas Perth yang di hadiahi tatapan tajam Mean
"Apa? Benarkan perkataanku barusan" bela Perth
"Nah. Dibandingkan kau hanya melampiaskan pikiranmu tentang perempuan itu kepada pekerjaanmu lebih baik kau ikut kami ke club" timpal Chanyeol
"Ini masih siang Chanyeol, mana ada orang ke club siang bolong gini" balas Mean sambil melanjutkan pekerjaannya yang tertunda karena harus menanggapi sahabat-sahabatnya yang gila
"Nanti malam bodoh" balas Chanyeol gemas
"Yasudah, nanti malam. Sekarang pergilah kalian, menggangguku saja" usir Mean
Chanyeol dan Perth berpandangan, lalu merebahkan tubuh mereka ke sofa dan berpura-pura tidur. Mean melihat tingkah sahabat-sahabatnya hanya menghela nafas, sudah tau kalau mereka tidak mau pergi dari ruangannya.
"Terserah kalian" balas Mean sambil melanjutkan pekerjaannya lagi
Chanyeol dan Perth kembali menegakkan tubuh mereka dan memakan cemilan yang ada di meja hadapan mereka, sesekali mereka membicarakan hal konyol yang membuat Mean menyesal mendengarkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LITTLE BOYFRIEND [HOLD]
FanficSeorang Mean Phiravich yang tidak punya perasaan dan tidak peduli mengenai perasaan perempuan membuatnya sering menyakiti perempuan-perempuan yang mengejarnya. Keberadaan sahabatnya, Perth dan Chanyeol dan Tay merupakan arti keluarga sesungguhnya ba...