Prolog

16 6 2
                                    

Hai readers!

Kabar kalian gimana? Udah pada makan belum? Udah pada bisa move on nih?

Wkwk kalo belum, sama dong kaya author:( move on bareng bareng yok (eh ko jadi curhat)

Jadi disini aku bakalan bikin cerita baru lagi. Semoga kalian semua suka ya. Dan bisa ngatasin semua kegalauan kalian.hahaha

Budayakan vote sebelum membaca:)

---

   "Katanya kalo tak kenal maka tak sayang, kalo sayang dulu baru kenalan boleh ngga?"

---

Seorang gadis remaja berseragam SMA masuk ke dalam ruangan. Wajahnya terlihat kusut dengan rambut yang terlihat acak-acakan. Siang itu mood nya sudah berhasil dirusak dengan ingatannya beberapa hari yang lalu

"Ghen," sapa suara itu lembut.

Ghena, nama gadis itu. Ia terlihat jengah mendengar sapaan dari orang tersebut. Lagi- lagi dia, apa tidak ada orang lain lagi selain dia disini. Sangat tidak beruntung.

"Apa?"

"Tentang yang kemarin maaf bikin lo gaenak, gue ga sengaja ketemu sama si Ronald jadi sekalian minta numpang dianter ke rumah." kata gadis itu meyakinkan.

"Iya gue tau. Gue juga tau kemaren lo juga kan yang nyosor pipinya si Ronald, Tessa."Ghena mengucapkannya tanpa basa-basi. Cukup sudah gadis di depannya ini membuat hatinya seperti di iris-iris. Sepertinya ini memang yang terbaik untuknya. Mungkin belum waktunya ia benar-benar mengenal apa makna cinta yang sebenarnya.

"GHEN! JAGA MULUT LO! GUE GABAKALAN BERANI BERBUAT HAL MENJIJIKAN SEPERTI ITU!"bentak Tessa membela dirinya. Tapi Ghena hanya tertawa sinis. Untuk apa Tessa membela dirinya, itu hanya akan mempermalukan harga dirinya di depan Ghena.

"Oh, gitu. Terus ini apa?" ucap Ghena menunjukan sebuah foto di ponsel nya. Disana terlihat seorang perempuan sedang mencium pipi seorang laki-laki, ia kenal dengan laki-laki itu. Karena memang laki-laki itulah yang telah mengisi hari-harinya selama kurang lebih 5 bulan.

Namun, setelah mengetahui hal ini hatinya terasa sangat terpuruk. Awalnya Ghena tidak percaya hal ini akan terjadi padanya. Tapi memang kenyataan, hal ini sudah terjadi padanya.

Ghena melirik gadis di depannya. Pandangannya terlihat buram. Ia tidak sanggup lagi menahannya.

"Gimana? Kicep kan lo? Maksudnya apa? Kalo lo mau sama pacar gue, lo bilang aja ke gue. Ga perlu repot-repot ketemu diem-diem."mata Ghena terus menatap ke langit-langit atap kelasnya. Berusaha terlihat tegar. Mulutnya mungkin berkata seperti itu, tapi hati dan pikirannya lain. Ia sudah menganggap hubungannya dengan Ronald selama ini baik- baik saja. Namun Ronald ternyata melakukan hal lain diluar dugaannya.

Rasa percayanya selama ini terpatahkan dengan satu fakta. Ghena yang selalu meluangkan waktunya untuk sekedar telepon atau chat dengan Ronald. Itu pun Ronald masih saja berani jalan dan main dengan perempuan lain selainnya. Sebenarnya apa arti Ghena bagi Ronald? Apa ia hanya semacam penghibur baginya jika dirinya sedang kacau?

"Bukan gitu Ghena! Lo gatau kan yang sebenernya kaya gimana! Jangan salah paham dulu!"bentak Tessa lantas menyentuh telapak tangan Ghena.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 17, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

EvanescentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang