Prologue

5.4K 403 26
                                    

Berkas-berkas yang harus diphoto copy sudah menumpuk di meja kerjanya. Puluhan email masuk sudah menunggu untuk dibuka agar bisa ia forward ke divisi lain.

Namun si manis yang tak lain adalah pemilik dari pekerjaan yang menunggunya itu masih duduk manis di meja rumahnya untuk menghabiskan sarapan paginya. Padahal baru beberapa minggu ia pindah kerja di kantor barunya ini. Tapi kerjaan sudah begitu menumpuk.

"Ma, Pa, Aku berangkat ya. Bye.." ucapnya sesaat setelah ia meneguk susu vanilla yang tersedia untuknya dan menunduk singkat.

"Iya, hati-hati di jalan nak." Sang ayah memberikan tepukan di pundak anak laki-laki semata wayangnya, tanda memberi semangat untuk memulai hari.

"Bekalmu sudah?"

"Sudah bu. Aku berangkat.." katanya setelah memegang tas tangannya singkat, memastikan kotak kecil berisi bekal ada di sana, dan melangkah ke arah pintu.

Si manis berangkat lebih pagi hari ini, mengingat pekerjaan yang segunung itu setia menunggunya di meja kantornya. Ia memilih kereta sebagai modal transportasinya menuju kantor barunya itu. Menghemat uang dan meminimalisasi polusi katanya. Oh. Sunggu pasangan idaman :)

Ya. Jeon Jungkook. Pemuda biasa yang bersemangat dalam bekerja. Umurnya baru 23 tahun. Sesaat setelah lulus dari fakultas Economy, mulusnya Jungkook langsung di terima di salah satu perusahaan ternama yang mana sang ayah juga bekerja di sana. Ya. Sebelum ia pindah ke kantor barunya yang sekarang.

Mengapa pindah kantor? Oh jujur, Jungkook sangat tidak enak selalu dipandang 'nepotisme' di kantor lamanya mengingat ayahnya juga menjabat salah satu posisi penting di sana. Oleh sebab itu karena satu dan dua hal Jungkook memutuskan untuk pindah  ke perusahaan lain.

Dan di sinilah ia sekarang. Salah satu perusahaan terkenal yang bergerak di bidang  alat-alat kesenian khusunya seni lukis dan gambar.

Sebut saja Vaber Castell Company.



Diliriknya arloji yang melingkar di pergelangan putihnya.

06:30 AM

'Yes!' innernya berkata karena ia senang bisa tiba lebih awal untuk menyelesaikan pekerjaannya yang tertunda kemarin.
Menempelkan ibu jarinya di alat finger print untuk melakukan absen.

"Jeon Jungkook. Accounting Staff. Welcome."

Mesin itu bersuara tanda absennya sudah terinput. Melangkahkan kaki menuju ruangan khusus para Accounting Staff. Benar saja, rekan-rekan kerjanya belum ada yang sampai. Sedikit senang karena waktu tiga puluh menit itu bisa ia habiskan dengan tenang sembari mengerjakan tugas-tugasnya yang menumpuk.

Meletakan tasnya ke sisi kiri meja kerjanya dan dan sedikit menambah suhu pendingin udara di ruangan itu. Pagi ini sudah cukup dingin. Oleh sebabnya ia mengganti suhu yang tadinya 14°C menjadi 20°C. Cukup hangat untuknya mengingat hanya ia yang berada di ruangan itu.

Mulai mengerjakan tumpukan tugas yang sedari tadi meronta untuk diselesaikan. Belum 5 menit ia berkutat dengan tugas. Matanya menangkap sesuatu yang asing di pojok kanan meja kerjanya. Kotak bekal kecil sudah ada di sana. Penasaran, diraihnya kotak itu.

Post note berwarna kuning dengan beberapa goresan tinta spidol berwarna violet tertempel di atas kotak itu.

To. JK.

Jangan lupa,
dimakan ya dek.

Si manis akhirnya membuka isi kotak bekal itu. Mendapati isinya adalah brownies coklat kesukaannya yang biasa ia beli di kedai kecil di dekat stasiun, ia semakin bingung siapa pemberi kotak beserta brownies favoritnya.

"Sejak kapan kotak ini sudah berada di ruanganku?" Ia bermonolog.

Yang ia tahu sedari tadi ia merasa belum ada rekan kerjanya yang berlalu lalang ketika ia datang. Logikanya berputar.

"Yang pasti si pemberi datang lebih awal sebelum Aku datang.." lanjutnya di sesi monolog.

"Baiklah. Kamsahamnida sender-nim."

Entah karena kepolosannya atau apa, ia malah berterima kasih seolah si pengirim sedang berdiri di depannya sekarang. Dan meletakan kotak itu di dalam laci kecil meja kerjanya. Dan tentu saja kembali melanjutkan tugasnya yang sempat tertunda barusan.
Sebelum jam 7 tepat dan sebelum rekan kerjanya yang lain berdatangan, ia sudah hampir menyelesaikan pekerjaannya kemarin yang tertunda. Oh, sungguh karyawan teladan.

.

.

.

.

Jam istirahat datang. Biasanya para karyawan di perusahaan ini langsung berbondong-bondong menuju kantin perusahaan untuk mengisi perut. Begitu juga dengan Jungkook, walau ia jarang ke kantin karena selalu membawa bekal buatan ibu tercinta. Tapi anehnya, entah kenapa perutnya belum merasa lapar. Mungkin karena tadi pagi ia sarapan banyak, pikirnya. Lalu sejenak ia teringat kembali akan sekotak brownies yang ia terima tadi pagi. Bermaksud akan makan brownies saja untuk makan siangnya, bekal dari ibu pun bisa ia makan untuk sorenya, pikirnya.

Dikeluarkannya kotak itu yang sedari tadi di laci mejanya. Belum sempat si manis membuka kotaknya,  rekan kerjanya, Park Jimin yang baru saja pamitan untuk pergi ke kantin malah balik lagi ke ruangannya.

"Dompet ku ketinggalan, Kook." Jawabnya setelah Jungkook bertanya kepadanya kenapa alasan ia kembali lagi.

"Oh iya Kook, Kim-sajangnim ada di depan 'tuh, mencarimu katanya.."

"Hah? Siapa yang mencariku Jimin-ssi?"

Jimin memberikan isyarat mata kepada Jungkook agar melihat ke arah pintu ruang kerjanya. Dan benar saja. Boss besar alias CEO alias Kim-sajangnim dengan segala aura kewibawaannya—dan tampannya, sudah berdiri diluar pintu yang dindingnya terbuat dari kaca bening. Jimin berlalu dan membungkuk tanda hormat kepada sang boss. Sebelum Jimin benar-benar kembali ke kantin, dari luar ia memberikan wink kepada Jungkook yang bahkan Jungkook sendiri pun tak tau apa maksud partner kerja nya itu.

Alih-alih masuk ke ruangan Jungkook, sang boss malah berdiri di luar ruangan menghadap Jungkook yang hanya terhalang dinding kaca itu.
Jungkook berniat bangkit dari kursinya dengan maksud menghampiri pria itu.

Sebelum Jungkook bangkit dari kursinya, si boss tiba-tiba mengangkat telunjuknya dan mengarahkannya ke mulutnya sendiri dan setelah itu telunjuknya diarahkan ke kotak brownies di depan Jungkook.

"Dimakan ya.." hanya itu kalimat samar-samar yang Jungkook dengar dari mulut boss nya sebelum bossnya benar-benar hilang menuju kembali ke 'singgasana'nya.

Benar-benar. Jungkook dibuat banyak heran hari ini.
Pertama, ia dapat sekotak brownies misterius pagi ini. Kedua, kenapa CEO di perusahaannya bertingkah seperti itu, dan pertamakalinya di hadapannya. Ketiga, oh. Apakah kalian berpikir sama seperti yang Jungkook pikirkan??? Sungguh sekarang jantung Jungkook seperti habis melakukan jogging yang ia lalukan tiap weekend.

Oh mungkin ia akan mengganti namanya menjadi Jeon Jungshook setelah ini...

Oh mungkin ia akan mengganti namanya menjadi Jeon Jungshook setelah ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




- Tu bi kontinyu -









Eng ing eeeng..... Apaan ini? :> Ehe
Voment yuk gais♡thx

©tirdocx

Officially Yours [TaeKook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang