Chapter 3

2.2K 254 34
                                    

Langkahnya masih sedikit menggebu, pikirannya masih dibuat bingung oleh sekotak 'Spicy Chicken Wings Level 5' yang saat ini ia genggam, pemberian bossnya. Oh. Sungguh. Hari ini Jungkook benar-benar harus menemui sang pemberi. Bukan ingin menanyakan mengapa ia memberikan makanan itu—dan jangan lupakan brownies waktu itu— tetapi ingin menanyakan dari mana bossnya tau bahwa itu makanan kesukaannya????

Seingat Jungkook, tidak ada kolom 'makanan favorite' waktu ia mengisi formulir pekerjaan. Ah persetan, saat ini Jungkook hanya ingin bertanya kepada bossnya.

Langkahnya sedikit diperlambat. Otaknya sedang merangkai kata demi kata yang sekiranya sopan untuk ditanyakan kepada di boss. Mengingat Jungkook itu masih terbilang karyawan baru.

'Siang Pak, ada yang ingin saya bicarakan..'

Ani! Itu tidak sopan.

'Selamat siang Pak Kim. Ada hal penting yang ingin saya bicarakan dengan Bapak, apa bapak ada waktu?'

Jungkook bermonolog sambil tetap pada langkahnya menuju ruangan si boss di lantai teratas di gedung itu. Harus menggunakan lift untuk sampai dengan cepat ke tempat yang ia tuju. Mengingat saat ini ia berada di lantai kerjanya, lantai 7.

Sampai di depan lift, si manis menekan tombol 'atas'. Pintu lift terbuka. Tanpa mengetahui siapa seseorang yang ada di dalam, Jungkook hanya sedikit membungkuk lalu berdiri di belakang punggung orang yang sedikit lebih tinggi darinya itu.

Masih memandang lantai lift sembari merangkai kata-katanya untuk ditanyakan kepada si boss. Tanpa mengetahui siapa orang yang berdiri di depannya.

.

.

.

Saat ini, bohong kalau Kim Taehyung tidak menahan bibirnya untuk senyum-senyum sendiri. Bagaimana tidak? Baru saja ia kembali dari ruangan si manis untuk mengantarkan makan siang dan malah ketemu denganya di lift ini. Iya di lift, hanya ada mereka berdua. Dan yang membuat Taehyung gemas adalah karena Jungkook sama sekali tidak menyadari kehadirannya di ruangan yang bahkan hanya berukuran 3 × 3 meter itu.

Gemas bukan main Taehyung saat melihat Jungkook membawa kantung plastik putih yang ia yakini isinya adalah pemberian darinya beberapa waktu tadi.

Jika di lift ini CCTV nya tidak hidup mungkin Taehyung bisa khilaf untuk mencubit kedua pipi berisi milik si manis yang kini berada di belakangnya. Gemas! Tapi ia urungkan niatnya karena jaim oleh CCTV. :>

Sedari tadi Jungkook bergabung dengannya di lift, Jungkook tak kunjung menekan tombol lantai yang ia tuju. Taehyung dengan segala akal jahilnya.

"Lantai berapa dek?"

"Lantai 25.." yang ditanya menjawab tanpa memandang yang bertanya. Masih pada dunianya sendiri.

Lagi-lagi, Taehyung dengan segala akal jahilnya.

"Berapa?"

Atensi Jungkook buyar karena yang bertanya sampai bertanya dua kali padanya. Mengangkat kepalanya untuk memandang yang bertanya.

"Lantai dua puluh lim—ASFHSKGPHSGKW"

Jungshook kaget dan spontan membungkam mulutnya dengan tangan kanannya, sedang tangan kirinya masih berusaha keras menggenggam plastik tadi agar tidak jatuh.

"Ah maaf, kaget ya.." kata Taehyung.

"A-annyeonghaseyo Pak Kim..—" dengan tergagap Jungkook berusaha membungkuk penuh memberikan salam kepada boss nya.

"—maafkan saya karena tidak tau ada Pak Kim disini. Joesonghamnida." membungkuk lagi.

"Tidak apa dek, santai saja." Jawab Taehyung santai. Bohong, padahal mah dalam hati seneng banget ketemu gebetan dalam lift, berduaan aja lagi. :>

Officially Yours [TaeKook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang