17

53 8 0
                                    

"Annyeonghasaeyo, ahjumma-nim" ucap jin.  "ommo seokjin-ah , taehyung-ah" ujar taeyeon saat melihat jin dan taehyung datang

"nae ahjumma" jawab jin seraya tersenyum, minho yang tidak tahu siapa mereka berdua pun kemudian bertanya "kalian? siapa?"

"oh ahjussi , Annyeonghasaeyo perkenalkan namaku Seokjin dan ini temanku taehyung" ujar jin sambil membungkukan badannya dan di ikuti oleh taehyung

"seokjin? " tanya minho lagi. "dia anak dari myungsoo sayang , dia teman irene juga di sekolah dan dia juga namchinnya anakmu jisoo" jelas taeyeon

"ommo , wah aku benar benar tidak menyangka kau benar benar sudah besar seokjin-ah" ujar minho sambil memeluk seokjin. "dan dia?" tanya minho sambil mengarahkan pandangannya pada taehyung

"dia- dia anaknya yoona ,  tetangga kita yang dulu tinggal di daegu dan yang menolong irene saat tersesat dulu ,  dan dia anak dari rekan bisnis mu juga" jelas taeyeon. "maksudmu yoona? yoona istrinya woobin?" angguk taeyeon

"taehyung-ah" ujar minho lirih. "nae ahjussi" jawab taehyung dengan nada datarnya itu

"kau sudah tumbuh dewasa, kau juga tumbuh menjadi anak yang tampan , seperti ayahmu" ujar minho sambil tersenyum. "bolehkah aku memelukmu?" lanjutnya

taehyung pun mengangguk.  mendapat persetujuan dari taehyung minho pun berhambur memeluk taehyung erat

"Woobin-ah ,  anakmu sudah tumbuh besar.  kalau kau masih ada kau pasti akan bangga padanya. aku minta maaf karna aku belum bisa menepati janjiku untuk melindungi keluargamu" batin minho dan tak lama minho pun mulai bergelinang air mata dan melepaskan pelukannya lalu tersenyum simpul , taehyung yang melihat itu pun ikut tersenyum entah kenapa dia sedikit merasa bahagia ketika minho memeluknya , dia merasa seperti di peluk oleh ayahnya sendiri.

"ahjumma ,  bagaimana keadaan irene? " tanya seokjin. "dia baik baik saja ,  hanya saja dia harus istirahat lebih lama" ujar taeyeon dan jin pun mengangguk pelan karna dia tau maksudnya apa. "bolehkah kami melihatnya?" tanya jin

"tentu saja,  lagi pula di dalam pun ada jisoo"ujar taeyeon

"nae ahjumma,  ahjussi kami permisi" ujar jin."taehyung ayo" lanjutnya dan taehyung pun membungkuk pada taeyeon dan minho dan menyusul seokjin

***

"Yak kang seulgi" teriak wendy. "wae?  kau tak usah berteriak seperti itu wendy-ssi" ujar seulgi yang masih sibuk dengan buku catatannya

"ck kau ini, cepatlah kita harus segera pergi!" ketus wendy. "pergi?  kemana ?" tanya seulgi dengan wajah polosnya yang membuat wendy memutarkan matanya

"Chagiya~" teriak laki laki bermata sipit yang disusul oleh suga dan hoseok. "yak kau sedang apa? kau belum siap siap?" tanyanya membuat seulgi bertambah bingung

"yak kau ini, kita kan mau menjenguk irene memangnya kau lupa?" tanya wendy yang mulai kesal dengan sikap lemot sahabatnya itu. "ommo aku hampir saja lupa" ujar seulgi lalu tersenyum hingga menampilkan eyesmile khasnya

"park jimin kau urus dia aku dan yang lain akan menunggu di parkiran" ujar suga dengan nada datarnya. "yak kau akan kemana?" tanya seulgi pada wendy

"ck aku akan menunggumu di parkiran bersama suga dan yang lain, kau cepatlah bereskan semua" ujar wendy. "chim kau bantulah dia, aku tidak mau menunggu lebih lama" lanjutnya

"nae wendy-ssi ~ "

***

ketukan pintu terdengar dan kemudian pintu pun terbuka menampilkan dua sosok anak lelaki yang menjadi primadona di sekolah mereka yang satu karna tampang dan dan perilakunya yang baik bagaikan prince charming yang membuat wanita mana pun jatuh cinta padanya sekali pun gadis dingin seperti jisoo,  dan yang satunya soal tampang tidak usah ditanya mungkin jika di bandingan dengan seokjin tidak berbeda jauh namun saja prilakunya 180 derajat berbanding terbalik dengan seokjin sifatnya yang dingin , dan sedikit arogan membuatnya menyandang sebagai badboy yang di kenal seluruh siswi putri

"jisoo-ya" panggil seokjin pelan pada jisoo yang sedang asik memainkan ponselnya

"ommo kau sudah sampai?" angguk seokjin."taehyung?" ujar jisoo saat melihat dengam siapa seokjin datang

seolah tak mendengar taehyung pun hanya diam, pandangannya fokus pada gadis yang sedang terkulai lemas di kasur rumah sakit itu

"kau sudah makan?" tanya seokjin mengalihkan topik. "hmm belum"geleng jisoo

"yasudah ayo makan ,  ini sudah waktunya makan siang , biar taehyung yang menjaga irene" ujar seokjin. "baiklah, aku titip irene padamu , kau jangan macam macam padanya" ancam jisoo

"hmm" deham taehyung yang malas meladeni seorang bae jisoo

"ayo chagiya aku sudah lapar" ujar jisoo sambil melewati jin dan keluar dari ruangan kamar irene

"taehyung-ah aku pergi cari makan dengan jisoo ,  apa kau mau menitip sesuatu?" taehyung pun hanya menggeleng pelan

"baiklah , jika terjadi sesuatu hubungi aku" lanjut jin sambil menepuk bahu taehyung pelan kemudian keluar menyusul jisoo

setelah kepergian jin dan jisoo kini hanya ada taehyung di ruangan yang cukup luas dan sepi kini matanya hanya terfokus pada irene yang sedang terkulai lemas dihadapannya

"irene-ssi apa kita pernah bertemu sebelumnya?" gumam taehyung. "apa kau tahu aku seperti apa dulu?" lanjutnya

"eomma mu bilang , kalau dia dan eommaku pernah bertemu dulu karna eommaku membantunya untuk menemukanmu yang hilang di pusat perbelanjaan"

"aku tidak ingat itu pernah terjadi atau tidak,  tapi..  untuk sekarang kumohon bangunlah ada banyak hal yang ingin aku tanyakan padamu, jika benar memang kau adalah orang yang pernah hadir di masa laluku"

***

"seokjin-ah, apa tak apa meninggalkan taehyung disana?" tanya jisoo seraya menyeruput milkshake. "tidak- mungkin saja dia akan berbuat yang aneh-aneh" ujar seokjin seraya memberi tatapan jahil

"yak" ujar jisoo sambil memukul bahu jin pelan. "haha kau memang lucu kalau sedang marah jisoo-ya" goda seokjin, jisoo diam menutup wajahnya yang memerah karna godaan lelaki bermarga kim itu

"melihat reaksimu sepertinya kau sudah memaafkan irene, aku bersyukur kalau kau sudah memaafkannya. dan tenang saja taehyung tidak akan berbuat hal aneh jisoo ya, kau tau ternyata mereka berdua itu sudah saling kenal lebih dari yang kita tau" jelas seokjin, dan jisoo membalas dengan senyuman manisnya "aku akan mencoba memaafkannya. Seperti apa yang eomma katakan-"  batinnya

__

Our Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang