When you are not here, I have to get snuggled up zone supplanting you
-Anonymous-————————————–
Perasaan gelisah terus Jiyeon rasakan sejak seminggu terakhir, sejak Sehun menciumnya penuh gairah, saat itu Jiyeon merasa hidupnya yang sempurna telah berakhir. Tidak ada lagi rasa ingin menjelajah, yang ada justru rasa takut ingin kemana-mana. Feeling seorang Park Jiyeon tak pernah salah, dan feeling itu mengatakan jika ia telah di awasi sejak seminggu yang lalu atau sudah lama sebelum itu.
Kakinya menginjak tanah tak sabar sambil setiap menitnya melirik jam tangan yang melingkari pergelangan tangan halusnya. Perasaannya semakin gusar begitu menyadari bus nya tidak juga datang, padahal hari sudah mulai gelap dan Jiyeon sudah berusaha keras menghindari Sehun di kampus. Tapi rasanya tetap sama. Gadis itu tetap merasa takut, meskipun di sekitarnya masih ramai oleh pejalan kaki sepertinya, sama sekali tak membantu apapun. Sampai tiga puluh tujuh menit lamanya menunggu, akhirnya bus nya datang seolah melambai-lambai pada Jiyeon untuk segera masuk. Segera saja gadis itu masuk ke dalam bus karena sejak tadi dia merasa mobil Volvo putih yang berhenti di ujung jalan sana sedang mengawasinya membuat perasaan tidak nyaman kembali menguat.
Jiyeon benci ini, rasanya seperti di terror dan itu sangat menyebalkan.
Volvo putih itu bergerak maju seiring bus yang ditaiki Jiyeon mulai kembali berjalan, meng space tidak terlalu jauh namun menyamai kecepatan bus tersebut. Mata jelaga dari si pemilik mobil tak pernah melepaskan pandangan pada bus, ada niat untuk menabrak saja bus itu, menarik dan memaksa Jiyeon untuk masuk ke dalam mobilnya.…
"Suho, kau dimana?" Jiyeon berusaha keras menjaga suaranya agar tidak mengganggu penumpang lain. Ia duduk gusar sambil sesekali terus melihat ke luar jendela, mobil Volvo tadi benar-benar mengikutinya.
"Apartemen. Kenapa?"
"Bisa kau jemput aku di halte dekat apartemen? Tolong ini urgent."
"Ada apa? Dimana kau sekarang?"
"Uh, I’ve had just about enough of this condition."
"What’s the matter?"
Jiyeon kembali melirik mobil di belakangnya, mencoba melihat siapa di balik kemudi itu, tapi karena kaca mobil yang gelap ditambah pencahayaan lampu jalan yang kurang membuat Jiyeon hanya bisa menebak satu nama.
"Dengar," Jiyeon membanting tubuhnya di sandaran kursi. "Sudah beberapa hari ini aku merasa diikuti, that's very annoying juga membuatku takut."
"Kau bercanda? Tendang saja bokongnya, kau kan ahli taekwondo." Suho berusaha bergurai sambil memakai jaketnya.
"Shut up! Aku serius, berhenti menganggap ini lelucon."
"Shit, you sure?"
"Oh Tuhan berhenti berdebat, Suho. Sekarang juga jemput aku di halte dekat apartemen, aku sudah mau sampai dan orang itu terus mengikutiku."
"Baiklah, kau tunggu aku dan hutang penjelasana nona." Suho meraih kunci mobil diatas meja pantry dengan cepat.
"Ya. Aku mohon cepatlah."
Setelah mematikan telfon dan memasukkan ponselnya ke dalam tas, Jiyeon kembali mengecek Volvo itu lagi, dan kenyataan jika mobil itu masih ada berhasil membuatnya depresi berat. Hingga suara getar pada ponselnya membuat Jiyeon kembali pada realita yang ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
OBSESSION✓
FanfictionMemiliki Park Jiyeon adalah sebuah obsesi. OBSESSION - HUNJI vers. [Cerita lama dengan tokoh berbeda]