— ini hidup. Kita tidak bisa berdiam tapi kita juga tidak bisa menentang. Tapi kisahnyalah yang harus kita jalani dengan riang —
Dara and the geng menarik kerah baju Salva dan Karin, membawanya ke tempat paling ditakuti semua orang disekolah itu, tempat terseram yang ada disekolah itu, itu... Toilet rusak.
"Maksud lo apa ngomong kayak gitu?!" Dara mendorong bahu Karin hingga punggungnya membentur tembok toilet. Bibir Karin bergetar ketakutan.
"Ma—maksud maksud gue—" bibir Karin bungkam lagi saat Dara mendorongnya lagi.
"Lo bisa ngomong gak?! Ohh gue tau, lo kan cuma bisa ngomong dibelakang! Gak bisa ya ngomong didepan? Kasian. Terus buat apa ini mulut ada didepan?! Kenapa gak lo pindahin ke belakang aja?!"
"Ra maksud Karin itu tadi—"
"Diem lo mupas! Gue gak butuh bacotan gak berguna dari lo!" Dara juga mendorong bahu Salva keras.
"Gue peringatin sama kalian. Kalian milih orang yang salah buat di ajak berantem!"
↪♥↩
Hanya suara mesin EKG lah yang mengisi keheningan pada ruangan itu, ruangan dengan bau obat yang menyeruak.
Tak lama pintu ruangan itu terbuka. Lelaki dengan baju SMA yang masih melekat dibadannya memasuki ruangan itu, menatap orang yang berbaring di ranjang dengan jengah.
"Lagi dan lagi Ger. Kenapa sih lo itu hobby banget tidur lama-lama? Gak mikir apa, Papah khawatir, gue khawatir. Dan lo, dengan enaknya lo tidur!" Gerald terus saja mengomeli kembarannya yang masih tidak sadar. Meskipun Gerry tidak akan menjawab kata-kata Gerald tapi Gerald tau Gerry pasti mendengarnya.
"Ger, lo gak mau sekolah apa? Nih liat pr gue numpuk Ger, bantuin gue dong, jangan tidur mulu." Gerald mengeluarkan buku-bukunya. "Bangun dong Ger, bantuin gue nih pr susah banget. Tapi kalo dipikir-pikir lo masih pinter gak ya?"
"Kalo lo bangun kita tes kecerdasan lagi yok. Kayaknya sekarang gue yang menang." Gerald tertawa hambar.
"Gue minta lo bangun Ger, gue mau tau apa yang lo alamin sampe lo tidur selama ini. Ger lo denger gue Ger, Bangun." Gerald menunduk berbicara lirih lalu mengusap mukanya. Kadang saat melihat Gerry dia merasa gagal menjadi kakak sekaligus kembarannya.
Perempuan itu terus saja menarik 2 anak lelaki itu dengan tali. "Diam dan jangan bergerak!" perempuan itu masuk ke dalam rumah kosong dengan senyum menakutkan.
Mulut 2 anak lelaki itu di tutup, tangan dan kakinya diikat. Mereka hanya bisa terdiam dan menangis, mengikuti semua yang dikatakan perempuan itu.
Perempuan itu terus saja menarik 2 anak lelaki itu sampai ke tengah ruangan, di sana ada seseorang yang sedang menunggu keadaannya. Seseorang yang diyakini mereka seorang laki-laki sedang duduk membelakanginya.
"Tuan saya membawa dua anak laki-laki ini—"
Kepala Gerald mendengung, setiap mengingat kejadian itu pasti akan berakhir dengan suara berdengung di kepalanya seperti suara mik rusak.
"Kenapa gue gak bisa inget kejadian itu? Apa yang udah itu kita alamin Ger?"
"Gerald help me! Gerald!"
"Gerald cepat pergi!"
"Lari Gerald lari!"
"Gerald dia ngeluarin pisau!"
"Gerald i'm scared!"
"Gerald Go! Go! Go! C'mon!"
"Awas Gerald!"
"Dibelakang mu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Salva
Teen FictionKarena bersabar juga ada kadaluwarsanya. ↪♥↩ Dia Salva, perempuan dengan perawakan badan yang kurus, dan setengah mukanya yang melepuh terkena air panas. Salva lahir dari keluarga yang sederhana. hal itu membuat Salva m...