⚠WARN!⚠
This chapter contain some
dirty-dirty scene.
Feel free to leave if you're not comfortable with that kind of scene
Read for your own risk.
__________
Acara reuni yang digelar di hall sebuah hotel ternama di Seoul itu berlangsung dengan meriah. Terdapat beberapa mini bar, booth dengan berbagai macam hidangan, photo corner, dan sebuah panggung yang ditempati oleh sekelompok pemain musik. Tamu-tamu undangan yang berasal dari tiga angkatan berbeda itu tampak menikmati acara reuni pertama mereka setelah sekian lama tidak bertemu.
Diantara tamu-tamu yang tengah sibuk melepas rindu dengan teman lama, terlihat Jimin yang menatap kosong segelas Mojito di hadapannya. Saat ini ia sedang duduk bersama teman-teman satu gengnya saat sekolah dulu. Harusnya ia senang karena bisa berkumpul dengan mereka setelah dua tahun tidak bertemu, namun saat ia menyadari bahwa ada satu orang yang tidak hadir di meja itu, rasa senangnya seketika menguap entah kemana.
"Jadi, bagaimana Amerika Jiminie?" Jimin terkesiap ketika pundaknya ditepuk oleh orang di sebelahnya.
"E– Eh? Amerika?"
"Aish! Kau tidak mendengarkanku sejak tadi?!" Lelaki bersurai hitam yang duduk di sebelah Jimin tampak mengerucutkan bibirnya, kesal karena tidak diperhatikan.
"Jangan mengercutkan bibirmu seperti itu sayang, nanti aku lepas kendali– Ahk! Yak!" Sosok bertubuh tinggi itu melirik tajam kearah pelaku pemukulan di depannya. "Jung Jaehyun, jaga kekasih cerewetmu itu baik-baik. Aku tidak mau jadi bodoh karena terus dipukuli sendok olehnya"
"Kau sudah bodoh sejak dulu eoh." Timpal Taeyong–si pelaku pemukulan–.
"Wonwoo-ya mereka mengataiku bo–"
"Sudahlah, kau itu memang bodoh dan mesum dari dulu."
Jawaban Wonwoo sontak membuat seluruh penghuni meja itu tertawa. Mingyu–lelaki bertubuh tinggi–tampak mencebikkan bibirnya saat mendengar jawaban sang kekasih yang sama sekali tidak mendukungnya.
Jimin yang awalnya tidak memperhatikan pembicaraan mereka akhirnya melepaskan tawanya ketika melihat ekspresi lucu Mingyu.
"Ah akhirnya kau tertawa juga Jimin-ah. Sedikit aneh melihatmu diam seperti itu." Ujar Taeyong seraya menyesap minumannya.
"Hehe, maaf hyung. Tadi aku sedikit tidak fokus." Jimin menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.
"Ah, ngomong-ngomong aku tidak melihat Yoongi-hyung sejak tadi." Jimin menolehkan kepalanya kearah Jungkook. "Apa dia tidak datang?"
Seketika semua atensi penghuni meja itu beralih kepada Jimin. Merasa ditatap, Jimin memutuskan untuk menundukkan kepalanya, kembali menatap gelas berisi Mojito yang tinggal setengah.
"Jimin? Yoongi-hyung benar tidak datang?" Kali ini Taehyung yang membuka suara.
"Uh– A– Aku tidak tahu." Jawab Jimin terbata.
"Tidak tahu? Memang dia tidak mengabarimu?"
Gelengan pelan dari Jimin membuat mereka semua mengerutkan dahinya heran.
"Apa kalian sedang bertengkar?" Tanya Taeyong hati-hati.
"Tidak. Hanya saja dia menghilang selama beberapa hari dan sama sekali tidak menghubungiku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect | YoonMin
FanfictionHubungan jarak jauh membuat Jimin sangat menantikan acara reuni yang diadakan di sekolahnya tiap dua tahun sekali. Namun sayang harapannya untuk bertemu dengan sang kekasih harus pupus karena sang kekasih mendadak hilang selama berminggu-minggu. Tak...