Hujan dan Dia

30 4 0
                                    

"Al, gue pulang bareng Robert.. Lu mau ikut?", aku menggeleng cepat.

Menggangu 'date' mereka bukanlah ide yang bagus,

"Gue masih buat skripsi...kalian duluan aja.."

"Lo pulang pake apa dong?"

"Ojek, gampang lah liv"

"Beneran gak papa?? Mau bar.... hmp!", Robert segera mentutup mulut Oliv cepat.

"Oh oke. Gue sama Oliv pergi dulu", ucap Robert menggandeng Oliv yang terus menggerutu.

Aku hanya mengangguk, aku menegrti... Robert 'tidak ingin diganggu' date nya.

"Have fun..."

30 menit kemudian....

"Sentuhan terakhir dan... selesai!", gumam ku senang.

Kutaruh skripsiku diatas diary tosca.
Setelah setengah jam semenjak Oliv pergi, alu langsung mengerjakan skripsi ku diatas selembar kertas.

"Dirumah tinggal ngetik deh!", sahut ku pada diri sendiri.

CTAR!
"AH!",pekik ku kaget.

Aku mendongak ke langit langit yang sudah berwarna kelabu,

'Udah mau hujan nih... harus cepet cepet pulang!'

Segera ku masukkan barang barang kedalam tas terburu buru.

♠️

"Ma! Alisha pulang!", seruku seraya meletakkan sepatu di rak.

"Tumben pulang sore.. ada acara apa?"

Aku melangkah gontai ke dapur dan meluruskan kaki disana.


"Ngerjain skripsi mah... pegel habis lari lari ke rumah. Uhh"


"Iya, udah mau hujan ya?",kubalas dengan anggukan singkat.


Hening....

"Skripsi mu sudah selesai?", tanya mama mencoba memulai percakapan.


"Udah mah... tinggal ketik"


"Oh.... jangan kecewain papah, oke? Do your best!", aku hanya tersenyum tipis menanggapi nya.


Memang kondisi keuangan keluarga ku tidak sebaik yang diharapkan.
Jadi sebagai anak tunggal... aku diberi banyak harapan oleh mamah dan papah.
Dan aku takkan mengecewakan mereka begitu saja.


"Mah... aku ngetik skripsi dulu"


"Iya gih sana"


Kucari skripsi ku, eh hilang!. Diary? Hilang!.

Dibawah hujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang