Sepucuk harapan

24 3 0
                                    

"Nak! Ada surat!", teriak mama dari lantai bawah.
Aku yang baru bangun tidur, hanya bisa mengucek ucek mata.

"Hoam! Iya ma.... dari siapa?"

"...."

"Apa mah?"

"Alisha... Leo siapa? Kamu kenal?", leo?.

"Kenal mah..."

Segera ku turun kelantai bawah  dengan langkah gontai, disana mamah sedang membaca sepucuk surat berwarna pink.

"Alisha kenal, mana suratnya?", mamah pun menyodorkan surat berwarna pink itu.
Aku segera membacanya.

Dear Alisha....
Hai, gue Leo. Yang ketemu ditaman kemarin kemarin.
Maap kl (mungkin) nganggetin km tiba tiba ngirim surat yang kedua kali nya.

'Nggak kaget tuh', batin ku lalu lanjut membaca.

Ya... pasti lu pikir gak praktis banget surat suratan gini
Tapi aku lagi mood aja, hehehe ^_^.

'Receh banget!'

Gue ngajak lo ketemuan lagi ditaman, ada yang mau gue bilang sesuatu.
Jangan kira yang enggak enggak sama gue, gue cuma mau kenal lbh deket sama lo.
Kalo lo nolak dateng, nanti kita bicara ditelopon aja

'Maksa banget sih... aneh'

Tapi gue berharap banget lo dateng... bicara langsung.
Sekali lagi... gue gak bakal macem macem, cuma mau kenal lebih dekat.
Jam 10, ditaman kursi keramik tempat lo ngambil barang yang ketinggalan dulu.... peace!.

Frm, Leonard Roberto Martin.

"Hhh..", desahku melipat kertas itu lalu menaruh nya di meja.

Walau baru ketemu sekali (plus ketemu gak sengaja di kampus), aku tau Leo itu orang baik.
Tapi aku patut curiga kan?, bisa bisa ini motif penculikan? Perampokan?.
Atau hal yang lebih mengerikan lagi, hiyy.

"Sial!!", maki ku pada diri sendiri.
Kenapa sih aku kasih nomer telpon ku kemarin kemarin?!, bodo banget!!.

Mama yang melihat reaksi ku langsung menghampiri ku,
"kenapa?".

Aku langsung merubah ekspresi cepat, "oh, gak papa mah".

"Jam berapa perginya?? Gak papa pergi aja", sahut mama memberikan handuk.

Akupun menerimanya, "Ga usah deh ma... Alisha gak dateng".

"Kenapa? Tadi nak Leo nya nganter surat ini sendiri lho... hargai lah dia"

Mataku kontan membulat, " Dia nganterin surat ini sendiri mah?!?! Lah bego..."

"Ish... cepet mandi,... kasian temen mu udah nunggu ditaman"

"Lho kok tau? Kalo misal Leo udah nunggu ditaman?"

Mamah menunjuk jam dinding sambil geleng geleng kepala, "ini jam 10 lewat 15 Alisha sayanggg".

Mamah tanpa segan mendorong ku ke kamar mandi.

"Tapi dia bukan temen ku mah!", tolakku berusaha memberontak.

"Kalo gitu sahabat mu"

"Bukan saha-"

Bruk! Pintu ditutup.
"Bat ku...", sambungku dongkol se dongkol dongkol nya.


[♢]

Selesai mandi...

"Ahh!!", pekik ku kaget melihat mama memberantaki kamarku.

"Mahh, kok diberantakin sih... lah ini kenapa bajuku dikeluarin semua??", mama menoleh.

Lalu mengangkat baju dress biru langit dan menyodorkan nya padaku.

"Kamu pake ini", suruh mama, keluar kamar.

Wait! Ngapain pake dress segala?, "ma! Aku cuma mau ketaman doang lho ma!".

"....", gak ada jawaban.

Sial....
Mau tak mau kupakai dress itu dengan terpaksa.
Pantulan ku muncul dicermin,

"Apa terlalu berlebihan?", tanya ku pada diri sendiri.

"Oke ini berlebihan", sahut ku lemah.

Coba kalau bukan mamah yang suruh, gak perlu deh pake dress off shoulder ini.
Tanpa sadar ku oles kan lip balm pada bibirku.

Taklama ku tersadar, " aduhh aku kenapa sih???".
Aku terdiam lama.

"Pake powder dikit lah..."

Berberapa saat kemudian aku kembali tersadar, "aduhh gawat mendingan langsung kebawah aja".
Segera ku selempangkan tas lalu bergegas turun kebawah.

"Ma, Alisha pamit"

"Iya, hati hati", mama menggeleng kan kepala setelah aku menutup pintu.

Dasar anak jaman sekarang.

Dengan langkah panjang ku jejakan  kaki menuju taman.
Selain jarak yang dekat, memang susah parkir disitu.
Ketika sampai, ku edarkan pandangan menyisir seluruh taman.
Tiba tiba pandangan ku menggelap, dua buah telapak tangan telah singgah di depan mataku.
Refleks badan ku tersentak mundur mengenai sesuatu dibelakang.

"Leo, ya?", tanya ku ragu.

Bak perampok yang tertangkap cowok itu mengangkat kedua tangan nya sambil meringis pelan,

"Yah... ketahuannn".

Setelah yakin itu Leo ku hempas kan kedua tangan nya dari mataku.

"Apaan si bikin kaget aja!", kataku dibalas senyuman polos nya.








Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 01, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dibawah hujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang