Rain

146 13 3
                                    

Aku terduduk di bangku taman belakang kampus. Menangis sejadinya, tetapi ini masih membuatku tidak tenang. Masih terbayang bagaimana dia mengakhiri hubungan ini. Padahal aku begitu parcaya padanya. Park Jimin.

Dia memutuskan hubungan denganku tadi setelah perkuliahan selesai. Dia mengajakku ke sebuah caffe dekat kampus. Aku tidak bisa menebak jika ia ingin putus denganku. Entah alasan apa yang membuatnya ingin mengakhiri hubungan ini. Apa karna dia cemburu aku berteman dengan Namjoon?

Dia sahabatku sejak kecil. Kami selalu satu sekolah. Dari mulai SD, SMP, SMA, tapi sayangnya kami tidak pernah satu kelas pada saat itu. Dan sekarang di bangku perkuliahan yang sama, tetapi lagi dan lagi kami memilih jurusan yang berbeda. Setelah aku mengiyakan keputusan Jimin, aku langsung keluar dari caffe dan pergi ke sebuah tempat yang sekiranya aku bisa meluapkan rasa sakit ini.

Aku mendengar ponselku bergetar berkali-kali. Itu pasti Namjoon. Dia pasti mencariku. Berharap dia tidak menemukanku disini. Aku juga tidak ingin Namjoon mengetahui jika kondisiku yang sedang kacau. Aku tidak mengangkatnya karna dia pasti akan sangat marah pada Jimin dan bisa-bisa dia akan menghajarnya.

Aku sudah mulai merasa tenang. Aku mengambil ponselku dari saku jaket. Ada 20 panggilan tidak terjawab. Semua itu dari Namjoon.

Saat itu ada satu pesan masuk darinya dan aku memberanikan diri untuk membalas.

Saat itu ada satu pesan masuk darinya dan aku memberanikan diri untuk membalas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagaimana dia bisa tahu kalau aku sedang menangis?

Melihat balasan itu, aku yakin jika Namjoon pasti akan menemui Jimin. Ini tidak beres. Dia tidak bisa menahan emosinya jika sudah seperti ini.

Aku menelfonnya beberapa kali, tetapi dia tidak mengangkatnya. Aku tidak tahu dimana keberadaannya sekarang. Lalu aku mengirimkan beberapa pesan singkat agar dia mau berhenti mencari Jimin.

 Lalu aku mengirimkan beberapa pesan singkat agar dia mau berhenti mencari Jimin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kali ini aku menyerah untuk menelfon dan segera pergi mencarinya. Tiba-tiba ada satu pesan masuk. Itu dari Namjoon. Tanpa berfikir panjang aku langsung membalasnya.

Dia tahu dimana keberadaanku?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dia tahu dimana keberadaanku?

Aku langsung melihat di sekeliling taman, berharap dia ada disini. Tetapi dia tidakterlihat. Kali ini aku sangat marah padanya. Tetapi aku masih khawatir jika Namjoon benar-benar menghampiri Jimin.

Langit sudah mulai mendung. Hujan tiba-tiba saja turun dengan derasnya.

Aku mulai berlari untuk mencari tempat berteduh. Tiba-tiba ada seseorang yang menarik tanganku. Ternyata itu Namjoon. Kami berdua saling bertatapan dengan membiarkan badan kami basah kuyup.

"Ngapain sih disini? Ayo kesana kita neduh!" Aku sedikit berteriak. Namun dia hanya terdiam dan menatapku dengan tajam.

"Apa sih?! Aku gapapa! Jangan berlebihan!" Aku melepaskan genggamannya.

Dengan cepat dia menarik tanganku dan berhasil memelukku.

"Menangislah disini. Hujan akan menutupi tangisanmu. Tenang, aku tidak akan mendengarnya."

Perkataannya membuat tangisanku pecah. Aku tidak bisa menahannya lagi. Aku menagis sejadinya. Entah kenapa, setiap aku menangis dipelukannya itu membuatku jauh lebih tenang. Aku memeluknya sangat erat.

Entah apa yang ada dipikirannya. Dia selalu sabar menghadapiku yang cukup egois dan keras kepala ini.

***

Don't forget comment down bellow ^_^

FRIENDS [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang