Where is he?

73 12 1
                                    

Keesokan harinya aku pergi ke kampus seperti biasa. Tapi kali ini aku berangkat sendiri. Aku melewati rumah Namjoon. Terlihat di depan rumahnya ayahnya Namjoon sedang mengambil koran. Aku memberanikan diri untuk menyapanya.

"Selamat pagi paman."

"Oh Chungha-ya. Kau akan pergi ke kampus?"

"Hehe iya."

"Baiklah, berhati-hatilah." Aku sedikit heran kenapa ayahnya tidak menanyakan Namjoon padaku. Padahal beliau juga tahu jika aku sering berangkat bersama ke kampus.

"Ehm paman, apakah Namjoon sudah berangkat?"

"Namjoon sudah berangkat. Dia bilang padaku kalau harus berangkat pagi-pagi karena ada tugas yang harus diselesaikan."

"Memangnya Namjoon berangkat jam berapa?"

"Sekitar jam 7 pagi tadi."

Sepagi itu Namjoon pergi ke kampus? Setahuku dia ada kuliah pertama jam 11 siang. Dan ayahnya bilang dia akan mengerjakan tugas. Sepagi itu?

"Chungha-ya, kau melamun?" Lamunanku buyar saat ayahnya melambaikan tangan di depan wajahku.

"Aigoo. Tidak baik kamu melamun di pagi hari. Apa yang kamupikirkan?"

"Ah tidak ada paman. Baiklah kalau begitu. Aku berangkat dulu paman."

Aku langsung berangkat dan masih memikirkan tentang Namjoon. Kemana diasebenarnya? Aku khawatir, tetapi rasa kesalku kemarin masih belum luntur.

Aku masuk kelas dan memulai perkuliahan. Lagi dan lagi pikiranku hanya terfokuspada Namjoon. Beberapa kali aku mengecek ponselku dan melihat kotak masuk dari Namjoon. Masih sama. Dia masih belum membalas pesanku yang tadi malam.

Huh Kim Namjoon, sekarang kau berhasil membuatku khawatir.

Perkuliahan selesai. Berharap Namjoon ada di depan kelas menemuiku dulu sebelum masuk ke kelasnya.

Saat aku keluar, tidak ada yang menungguku disana. Aku memutuskan untuk pergi ke kantin sendirian. Saat hendak melangkahkan kakiku, seseorang berteriak memanggil namaku dari belakang.

"KIM CHUNGHA!" Aku langsung menengok dan seseorang berlari dari kejauhan menghampiriku. Saat itu juga semua orang yang ada di sekitar kelaskulangsung melihat ke arahku.

"Hey Jeon Jungkook! Pelankan suaramu. Memalukan!"

"Maafkan aku. Tapi ini darurat!"

"Darurat? Maksudnya?" Aku masih kebingungan dengan tingkah anak ini. Dia masih terlihat lelah karena sudah berlari menghampiriku.

Aku dan Jungkook teman sejurusan, tetapi kami berbeda kelas. Kami juga adalah penyiar di radio kampus. Jungkook juga berteman baik dengan Namjoon.

"Air. Air."

"Hah?! Darurat air?"

"Bukaan. Maksudku aku butuh air."

"Ishh. Ini." Aku memberikan botol minuman dari tasku. Dia meminumairnya dengan terburu-buru. Jungkook terlihat sudah mulai tenang, sekarang aku mulai bisa menanyakan kembali apa yang dia bilang darurat itu.

"Udah kan? Sekarang bicara pelan-pelan, apa yang darurat?"

"Kim Namjoon." Aku terkejut saat Jungkook mengatakan namanya.

"Namjoon?! Kenapa Namjoon? Dimana dia sekarang?" Jungkook mengangkattangannya dan menunjuk ke arah atas. Aku masih tidak mengerti apa maksudnya.

"Apa maksudmu?! Dia dimanaa?!"

"Dia menunggumu di rooftop-"

Setelah tahu Namjoon ada di rooftop aku langsung berlari kesana. Ada beberapaorang yang kutabrak saat menuju ke tangga darurat, tapi aku tidak menggubrisnya.

Aku berlari saat menaiki tangga. Tiba-tiba aku terpeleset dan terjatuh. Kepalaku terbentur anak tangga dan tiba-tiba pusing. Aku tidak ingin melewatkan sedetik pun untuk bisa menemui Namjoon. Aku melanjutkan perjalannku menuju rooftop.

Sesampainya disana aku tidak menemukan siapa-siapa. Tidak ada Namjoon disana. Aku melihat ke arah bawah. Memastikan bahwa Namjoon tidak bunuh diri dengan menjatuhkan dirinya dari atas sini.

***

Don't forget to comment down bellow ^_^

FRIENDS [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang