Rooftop

81 12 2
                                    

"Namjoon-ah!! Kim Namjoon!! Kamu dimanaa?!" Aku berteriak berkali-kali memanggil namanya. Dia masih belum memperlihatkan batang hidungnya.

Kepalaku mulai merasa pusing, mungkin karena kepalaku terbentur cukup keras saat terjatuh tadi. Aku masih memanggil namanya. Dia masih belum muncul. Aku tak bisa menahan tangisanku. Aku menangis sambil memanggil namanya.

"Namjoon-ah, aku meminta maaf. Benar-benar minta maaf. Maaf telah menyebutmu egois. Maaf telah mendorongmu terlalu keras. Maaf terlah meninggalkanmu sendirian kemarin di koridor. Aku juga menyukaimu sejak 3 tahun yang lalu. Aku-"

"Chungha-ya." Seseorang memanggil namaku dari belakang. Aku spontan langsung menengok. Itu Namjoon. Aku seperti membeku, tidak bisa bergerak. Dia menghampiriku dan memelukku.

"Kau tidak apa-apa? Kenapa kepalamu berdarah?" Aku menangis sejadinya saat dia memelukku. Aku memukul punggungnya berkali-kali.

"Dasar brengsek! Kenapa kau tidak membalas pesanku tadi malam?! Kenapa kau berangkat pagi-pagi sekali?! Kenapa kamu baru muncul?!"

"Aku pikir kamu tidak akan menemuiku. Padahal aku sudah menunggumu di rooftop dari tadi."

"Aku sudah memanggil namamu berkali-kali. Tapi kamu tidak ada disini! Jangan beralasan!" Aku langsung mendorongnya dan melepaskan pelukannya.

"Maksudku, aku ada di rooftop gedung sebelah sana." Namjoon menunjuk gedung fakultasnya. Saat itu juga aku malu. Aki selalu merasa menjadi orang yang paling bodoh ketika sudah terlalu panik.

"Aku juga berlari kesini karena kau memanggil namaku dari gedung ini. Kamu panggil-panggil namaku tadi terdengar sampai sana."

"Jadi sebenarnya kamu disana?"

"Jungkook udah ngasih tau kan kalo aku ada rooftop?"

"Iya. Dia mungkin mau ngasih tau rooftop yang mana. Tapi karna aku khawatir jadinya aku langsung lari kesini."

Aku sedikit menunduk karena malu dan tidak ingin menatapnya. Dia malah tertawa setelah mendengar penyataanku.

"Hahaha."

"Apanya yang lucu?! Oh kamu mau ngerjain aku? Kamu ga liat kepalaku sampai kaya gini?!"

"Kau masih Kim Chungha yang sama ternyata. Kupikir itu kemarin bukan kamu yang ninggalin aku di koridor kemarin." Lalu Namjoon mengacak-acak rambutku. Tidak sengaja tangannya menyentuh luka yang ada di bagian pelipisku.

"Aaw. Sakiit!"

"Ohh maaf maaf. Sebelah mana yang sakit? Aku ada plester. Sebentar." Namjoon mengambil plester di sakunya. Saat dia akan menempelkan plester itu, aku langsung menahannya.

"Tunggu dulu!"

"Huh? Kenapa?"

"Kemana kamu tadi pagi?"

"Aku di rumah."

"Ayahmu bilang kalau kamu harus ke kampus jam 7 pagi buat ngerjain tugas. Ngerjain tugas apa? Sama siapa? Terus kemana?" Namjoon terkekeh melihat aku yang memberinya pertanyaan bertubi-tubi.

"Kamu mau tau aku kemana?"

"Iya lah!" Aku kembali sedikit membentaknya.

"Aku menunggumu di rooftop sana. Aku sengaja datang lebih pagi agar aku bisa melihat kedatanganmu dari atas sini. Liat kamu tidak bersemangat tadi pagi aku merasa bersalah. Aku minta maaf ya?"

Saat itu juga mendekatkan wajahnya padaku. Dia langsung menempelkan plesternya pada luka yang ada di pelipisku. Wajahnya sekarang dekat denganku. Aku memberanikan diri untuk mencium pipinya.

"Itu sebagai permintaan maafku juga." Namjoon terkejut dan langsung memegang pipinya.

"Terimakasih." Aku langsung memeluknya dengan erat. Kali ini aku merasa Namjoon memang yang terbaik untukku.

"Chungha-ya. I love you."

"Love you too."

"Lain kali kamu harus lebih mencerna informasi dengan lengkap. Jangan seperti tadi ya." Namjoon sedikit tertawa, mungkin dia teringat dengan kejadian tadi. Mendengar itu aku langsung mendorongnya dan melepaskan pelukannya.

"Yak! Kamu masih ingin mengejekku hah?!" Aku langsung menjambak rambutnya. Butuh usaha untuk meraih rambutnya karena tubuhnya lebih tinggi dariku.

"Aw aw aw! Udah! Udah! Ini bakalan bikin rambut aku rontok!" Aku melepaskan tanganku dari rambutnya dan mengejeknya kembali dengan menjulurkan lidahku.

"Oh, kamu mau gantian?! Sini kamu!"

Namjoon mengejarku dan aku berusaha untuk menghindar. Kami bercanda diatas rooftop. Rooftop ini menjadi saksi bisu kami berdua.

Namjoon-ah, terimakasih.

끝!!!

***

Don't forget to comment down bellow ^_^

FRIENDS [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang