"Pekerjaanku"

168 0 0
                                    

"Hhmm.... sejuknya "gumamku sambil memejamkan mata sejenak menikmati udara di sekitaran tempaat parkir yang memang ditumbuhi pepohonan yang cukup lebat, aku berjalan beriringan dengan karyawan yang lainnya menuju pelataran kantor dan idak lupa pula di setiap pagi pasti pak Rudi seorang petugas parkir sudah berdiri di aah luar parkiran dan menyuruh pengendara lainnya untuk segera masuk, " pagi pak" , "pagi juga bu Kinan" dan Aku pun tersenyum dan melangkahkan kakiku menuju kantor. Posisiku di tempat ini hanya sebuah karyawan biasa yang dipekerjakan di bidang design interior memang aku menyukai soal gambar menggambar dan berkhayal tetang apapun dari kecil, jadi tak heran jika aku sedikit menguasai soal design yang aku geluti di perusahaan saat ini . " Kii... Kiinnaannn..... tunggguu" ucap seseorang dibelakangku , akupun menoleh dan betapa terkejutnya aku saat temanku satu ini dengan tergopoh-gopoh menghampiriku " Ki ..." dengan napas masih ngos-ngosan dia memegang pundakku " iya ada apa De ,, biasa aja kali, masih pagi juga nggak bakalan telat tau" omelku ke temanku ini. "Eh gimana gue nggak ngos-ngosan , dari tadi dipanggilin juga budek mulu jadinya gua kejar deh, hehehe... eh elo udah tau belum bos kita nanti bakalan datang hari ini" katanya sambil menggandengku untuk masuk ke ruangan kerja " iya emang tiap hari bos juga datang ke kantor lah kerja, aneh kamu mah ,," jawabku sambil meninggalkan dia dan memilih memasuki lift lebih dulu dan menekan tombol lif " eh loe tau kagak ? dia itu bawa anaknya Ki , dan rumor yang beredar dia bakalan pensiun dan pekerjaannya akan dialih fungsikan sama anaknya loh Ki " kata Dea sambil menatap pintu lift yang belum terbuka,"oalah,, kalau itu sih aku udah tau , udah lah jangan ngegosip pagi-pagi" putusku dengan dentingan lift yang menandakan bahwa sudah sampai lantai yang dituju " eh Ki,, tapi katanya anak-anak yang lain dia ganteng banget loh ki dan dia terkenal orang dengan image yang baik loh" pernyataan Dea dengan wajah bak seseorang yang ingin memuja dewa , "halah , ganteng itu relatif De" jawabku asal sambil kulangkahkan kakiku menuju tempat kerjaku , " eh elo masih normal kan Ki ? jangan sampai elo suka sama gue" sindirnya " ya allah ,,, masih pagi De kamu mau aku tabok pakek sepatu hak tinggiku ini hah ..." ucapku kesal sambil seolah-olah ingin mengambil sepatu yang udah aku lepaskan dari kaki ku ini " hahaha santai bu Kinan , keep calm ya bu" jawab Dea nyengir sambil berjalan menuju mejanya.

Tidak berasa deting waktu berputar dengan cepat dan jam makan siang pun tiba " Alhamdulilah , udah kelar" ucap syukurku sambil menyimpan file yang nanti akan aku setorkan ke pimpinan direksi dan menunggu hasil persetujuannya. "Ki ,,, yukk makan diluar ," ajak Dea yang tiba-tiba nongol di depan meja kerjaku " ehh ,, kaget tau ,," sungutku sambil menatapnya kesal sedari pagi dia cuma cari masalah aja , sambil aku menata dokumen dan mematikan komputerku , "mau makan dimana De ?" tanyaku sambil memasukkan berkas didalam laci mejakerjaku "emm ... gimana kalau di warung nasi goreng bu Lastri Ki , ? udah kangen nih , lama kita kagak kesana" ucapnya merayu sambil dia menyeretku keluar ruangandan aku hanya bisa diam dan menurut aja karena ajakan sahabatku ini. saat perjalanan menuju lift Aku dan Dea tertawa terbahak-bahak saat ia menceritakan tentang pertengkaran dengan kakaknya, dimana kepala kakanya di pukul mamanya dengan spatula karena debat yang beruntun tanpa ada abisnya dengan sahabatku Dea dan tidak sadarnya karena keasyikan aku berjalan tidak normal dengan kaki berjalan mundur menuju lift dan seketika itu aku menubruk punggung seseorang dengan punggungku hingga ia terjungkal kedalam bertepatan lift terbuka " Upss...." ucapku sambil menatap Dea dan tidak berani menoleh ke belakang, Dea ingin ketawa namun sekuat tenaga ia tahan dan akupun dengan hati-hati menoleh ke belakang dimana sosok itu berdiri " Maaf tadi saya tidak sengaja", ucapku memina maaf ," kamu tau saya hampir saja nyium pintu lift" sungutnya dengan suara keras dan Dea sudah tidak tahan lagi dengan percakapan kami berdua dan memilih cekikikan sendiri dibelakangku sambil menekan tombol lift dan bertepatan aku menatapnya dia juga menatapku saat itu pula aku bungkam dan memilih diam karena takut , iya aku takut dengan mata elangnya yang akan siap menghunusku kapan aja atau mencincangku dilift ini . Saat sudah sampai di lantai dasar , ia langsung keluar dan berjalan berlalu ke arah lain tanpa sepatah katapun. "Ki.. ki.. , loe itu ada ada aja , kalau gue boleh ngasih informasi ke elo , ya itu anaknya bos kita yang nanti menggantikan posisi pak Wirna " dengan masih tertawa dan memegang pundakku yang menegang " benarkah ? kamu tau dari mana De ? jangan bikin aku tambah takut deh " kataku sambil berjalan meninggalkannya dan dia tambah tertawa terbahak-bahak "Elo ngga percayaan banget sama gue , gue dari kemarin-kemarin udah jadi stalkernya dia di media sosial jadi gue taulah" ucapnya dengan bangga dan aku hanya mendengus aja dan kita berjalan bersama menuju warung nasi gorengnya bu Lastri.

" Eh bu Kinan dan bu Dea ," sapa bu Lastri di tempat kasir "hehehe iya bu , apa kabarnya bu ? loh mbak Iyem nya kemana bu ?" tanyaku pada bu Lastri " oh.. Iyem lagi solat dzuhur bu, mau pesan apa aja bu ?" tanyanya pada kami berdua " aku mau pesan es jeruk satu sama nasi goreng ekstra pedasnya satu ya bu" ucap Dea sambil memegang buku menu " aku samain aja bu" ucapku sambil mengeluarkan uang dan membayarnya. "Eh Kin , anak bos kita ganteng di aslinya ya dari pada di foto" ucap Dea yang hanya aku balas dengan senyum aja " ye.. kamu ini di bilangin malah dicuekin , dasar beruang betina kutub" gregetnya yang aku jawab dengan toyoran kecil di kepalanya " kalau mau ngomong dipikir dulu mbak, enak aja sahabat sendiri di bilang beruang" dengusku dan kami berdua tertawa bersama-sama dan pada saat kami memakan nasi goreng sesial dari bu Lastri , secara idak sengaja aku menangkap sosok yang kukenal di pojok warung bu Lastri, meskipun hanya terlihat punggungnya aja, ingin ku utarakan kepada Dea tai aku urungkan , takutnya dia nanti malah menjumpai sosok tersebut "Eh elo kenapa liatin dia mulu dari tadi ? naksir ya loe?" ujar Dea tanpa kontrol mulutnya terlebih dahulu " kamu ngomong apa si De,, jangan ngelantur ah , ngak seru juga" omelku sambil ngelanjutin makan kembali " oh iya De , habis ini ke musola ya" pintaku dan hanya diangguki oleh Dea yang mulutnya masih penuh dengan nasi goreng ekstra pedas kesukaannya.

Seusai solat aku dan Dea langsung menuju kantor dengan lift yang penuh dengan karyawan-karyawan lain yang iut mengantri di lift karyawan, Dea sambil mendengus " enak ya Kin kalau jadi anaknya bos , nggak perlu ngantri lift kayak gini, lihat aja tuh" omelnya sambil telunjuknya mengarahkan ke lift kusus tamu dan tanpa sadar mata kami bertemu kembali dan akupun menunduk sesaat "udahlah disyukuri apa yang ada , yuk udah sedikit longgar tuh" tanganku memegang pergelangan angan Dea dan memasuki lift ."tok.. tok.." tanganku mengetok pintu yang tertutup dan menunggu si empunya memerintah untuk membuka pintu " masuk" jawabnya langsung aku menegakkan badannku dan membuka pintu . betapa terkejutnya aku saat di sofa terdapat laki-laki tadi dan berbicara dengan kepala devisi ku itu " oke baiklah aku setuju denganmu " ucap laki-laki itu dan dia pun terkejut saat melihatku di depan pintu . Akupun menunduk dan langsung ke meja kepala devisi dan menjelaskan design ku kepadanya " sebentar ya , saya lihat dulu design kamu , dan kamu sudah menyimpan soft file nya bukan ?" tanya kepala devisi "Sudah pak , nanti akan saya kirim via email" ucapku " baik design mu menarik dan terlihat elegan , sekarang kamu boleh keluar" ucapnya dan seperti di alwal laki-laki yang tadi ku abrak masih duduk disofa dengan membaca buku yang entah apa judunya , aku hanya tersenyum dan menutup pintu kepala devisi."huh.... kok aku sebel banget sih ketemu dia mulu" gumamku sambil berjalan ke meja tempatku bekerja dan lagi- lagi aku mulai tenggelam dengan laporan dan larut dalam pendesignan yang melelahkan ini.

"Tit.. tit... tit...." alarm ku berbunyi dan menandakan aku harus segera pulang, aku memasangnya untuk antisipasi karena dulu pernah terlalu sibuk bekerja hampir aku lupa kalau jam kerja sudah selesai dan anehnya Dea menjailiku dengan meninggalkan ku di ruangan kerja sendirian disaat itu pula karyawan-karyawan lain mulai meninggalkan kantor. "De.." panggilku ke Dea saat dea masih membereskan berkas-berkasnya dalam meja dan menguncinya " Iya Kin , udah selsai kamu?" tanyanya "udah De , De aku pingin ngomong nih , ngopi dulu yuk" jawabku sambil menenteng tas dan berjalan ke meja Dea " kemana Kin, loe tau mama gue kan , gue nggak mau di omelin lagi kayak tadi pagi dan abangku yang berlagak jadi malaikat nyampaiin wahyu , " omelnya sambil menenteng tasnya juga "enggak kok , yuk buruan" ucapku sambil menyeret tangan Dea yang sibuk membuka hpnya dan masuk kedalam lift . Sampai di lantai dasar aku dan Dea langsung menujuu ke parkiran dan sedikit bercanda dengan Dea sambil meraih helm ku " lohh ,,, diaa kann ,,," ucapku sambil mata kami bertemu di parkiran .  


--------------------------------------------------------------------------

gimana nih ceritanya ?

apakah menarik untuk kalian baca? 
atau membosankan?
atau membingungkan ?


jika kalian sudah selesai baca mohon komentarnya ya , karena komentar kalian akan menjadi obat paling mujarab bagi penulis ^_^

jangan pernah bosan membaca cerita nya ya guys.. :*




salam manis 

penulis

Ta'aruf Khitbah & AkadWhere stories live. Discover now