Part 1

42 3 0
                                    


Tiba tiba Nala mendesah kasar sambil menidurkan kepalanya diatas meja, " aaah ulangan mulu sih, sekarang ulangan besok ulangan, kenapa sih bencana berturut turut muncul di tiga hari ini." keluh nala, sambil manyun manyun mengembungkan pipi.
Karin membalas sembari menusuk giginya, "iya nih gue juga..desta enak nggak kena, kita belajar kelompok aja yok di rumah ara" usul karin
Zahra yang sedang menopang dagu tiba tiba tersadar. Persis seperti ditunjuk oleh pak joko untuk mengerjakan soal di depan. "eh?"
Rani ikut mengiyakan usulnya "setuju!!"
" barangkali kita disuguhin nasi uduk sama mama nya ara atau pisang goreng krenyes krenyesnya" karin melirik ke wajah nala dan rani (minta dukungan). Zahra tersenyum mentah sambil menarik bando karin hingga matanya tertutup semua. "asal gratis semangat kamu" Karin meraba raba sekitar, Desta dan rani tertawa, nala ikutan bersuara "tenang aja ra, gue mihak lo.. kalo mereka pada nagih nasi uduk ke emak lo biar gue bantai mereka"
"haha nala berubah jadi ninja assasin lagi " seblak rani, desta mengekeh
"hah ikan asin?" karin meralat
Nala merasa waktu bel semakin dekat, ia segera merogoh sakunya, desta ikutan menyusul nala yang duluan mengembalikan mangkuk ke Ibu kantin, lalu disusulah karin dan rani. Zahra tidak, ia hanya menghampiri mereka untuk kembali ke kelas. "kamu beneran nggak makan ra? " tanya nala, setelah melihat desta yang terus memperhatikannya karena tidak membeli apapun.
Zahra mengangguk
"kamu nggak bawa uang? atau mau aku beliin? " ucap nala langsung merogoh sakunya, zahra menyetop dan tersenyum, " nggak, aku lagi nggak selera makan aja"
"nanti kamu laper loh ra, nanti sakit, kamu aneh banget sih belakangan ini.. bawa bekal nggak.. jajan pun nggak, lagi puasa atau diet?"
"pfft zahra kurus kerempeng begitu"
"sirik yang kayak bola" bela zahra
Rani mencomot gorengan "wah ada risol mayones.. ini satu bu" pekik rani, sambil ngeluarin recehan
" Nggak usah nal.. udah bel tuh, ayo buruan"
"lah tapi"
Zahra keduluan memboyong nala pergi saat niat membelikannya makanan, ketiga temannya mengikuti dari belakang.

####

Desta beberapa kali terlihat bosan dan menghembuskan nafas berat saat menunggu waktu pulang, ia sudah selesai lebih awal dibanding teman temannya yang lain. Gadis manis berwajah baby face ini segera membereskan buku bukunya ke dalam tas, kelas sebelah sudah keluar semua. Nala tiba tiba muncul dan melambai lambai ceria dari depan pintu. Desta yang semula bosan langsung terlihat senang. Baru ingin menjawab lambaiannya zahra tiba tiba datang dan mengagetkan nala hingga nala mendumel seperti biasa. Desta menurunkan tangannya dan tersenyum kecil.

diperjalanan pulang

"gimana rasanya jadi si rangking satu?" tanya nala sembari mengerjap mengerjapkan mata, desta tersentak dan tersenyum" yaa...begitu" ucapnya sambil mengekeh. Jalan mereka saling menjajar. Karin menyikut desta "alasan dia nanya tuh karena penasaran, soalnya dia nggak pernah sama sekali ngerasain rangking satu" sindir karin
" haha karin aja nggak pernah!" jongos nala
"kalo gue rangking satu nya di hati emak gue" bela karin, nala menyipit. Zahra tiba tiba berhenti dan mendapat telepon dari seseorang. Teman temannya ikut menghenti. Disaat mendengar suara dari ponsel ekspresi wajah zahra mendadak mendung dan tak bergairah. "iya.. waalaikumsalam"
Ucapnya sambil menutup telepon.
"siapa? " nala keduluan bertanya.
Sepi beberapa saat, zahra mendiaminya sebentar yang penasaran. Lalu melirik ke arah desta. Desta bertanya tanya
"Des belajar kelompoknya di rumah kamu aja ya..."
Nala menghah berbarengan dua temannya "hahh??"
"heh, k-kok aku?"
"kita udah setengah jalan lho " ucap karin
"ya emang kenapa? lagian gantian lah.. masa di rumah aku terus.. desta kasian tuh dia kan bagian dari kita juga" zahra nyengir coba membangkitkan gairah teman temannya yang sedikit kecewa bahkan manyunnya nala cukup untuk membuat bibirnya seperti mangkuk. Zahra menggoda goda dengan menusuk nusuk pinggangnya sampai dia geli.
Desta yang terbelakang ekspresinya seperti menahan sedih. Bait kata "bagian dari kita" bahkan lebih mendeskripsikan dirinya yang lebih tidak dianggap dan diminta belas kasihan.
Ketika sampai di dalam pekarangan rumah, karin berbinar binar melihat bangunan tinggi dan megah berasitektur klasik di hadapannya. "i,ini rumah kamu des?" tanya karin terkesima. Desta malu malu "i,iya ini rumahku, ayo masuk" ucap desta mendului mereka memasuki pintu. Semua mengikutinya dengan antusias. Kecuali Zahra. Ia terlihat mengkhawatirkan sesuatu diujung sana.
"dan ini adalah kamarku... " ucap desta, yang sedang menunjukkan kamar berwallpaper hello kitty pink dan penuh boneka di sekat atas tempat tidurnya. "waaah kamarnya cewek bangett!!! " karin terkesima lagi, ia langsung ngeloyor masuk kamar dan memeluk boneka doraemon besar diatas kasur. Lalu bertingkah alay seakan nggak punya kasur di rumah
"haiss norak banget sih, sorii des waktu kecilnya dia keseringan dicekokin gangsing sama robot sama emaknya, jadi gedenya begitulah" ucap nala
Rani dan desta tertawa.
Mereka segera memasuki kamar bertirai itu dan meletakkan tasnya.
Satu jam tak terasa berlalu, desta menyerahkan semua makanannya di dalam kulkas termasuk minuman dingin yang kini diseruput oleh mereka berempat. Zahra diam saja sehabis sholat, ia menopang dagu lagi. Desta dan nala yang tadinya sibuk menulis sadar akan hal itu, nala mencoba mengajaknya bercanda, ia colek krim kue bolu ke pipi kiri zahra, zahra tertantang, ia ikutan mencolek krim bolunya ke pipi kanan dan kiri nala. Nala mencolek krimnya lagi lalu membalas ke jidatnya, zahra ikutan membalas ke dagunya sampai hal itu terus berlangsung dan krimnya pun habis. Wajah mereka cemong, mereka jadi bahan tertawaan tiga temannya.
"pilihan kalian apa lulus smp nanti?" tanya nala, pulpennya diletakkan
Mereka berempat saling melirik satu sama lain, lalu yang dengan senang hati mnjawab adalah rani. "SMA 3 yuk"
"pfft mimpi apa kamu ke SMA 3? sekolah elit, ternama, nem setinggi angkasa, kamu mau dicampakin gitu aja?"
Zahra geli "pfft...dicampakkin kayak nala waktu sd?"
Nala langsung berkobar dan melayangkan bantal ke wajah zahra " apaan sih"
Karin menggelak "mhahaha maksud kamu si tara, cowok yang pernah bikin nala patah hati"
"euh sadis"
"afgan dong"
"tara? " desta bingung
"iya dia.. yang waktu itu satu sd sama kita...anak lelaki paling pinter, rajin, super bersih dan terkenal seantero sekolah"
"yang anak mami itu kata ara" desta coba mengingat ingat
"tepat! jadi itu terjadi sebelum kamu pindah des, dulu kan nala suka nguncir dua, mirip gadis gadis desa lah, trus ada si eko ciye ciyein mereka berdua yang satu kelompok, eh tara dengan sangat polosnya bilang "nggak mungkin aku suka sama dia, dia itu kampungan". seru karin bercerita dan coba mencontoh perkataan yang pernah tara katakan. Nala berapi api
"iiih apa apaan sih karin! udah lah aku pulang aja!" nala kesal dan cemberut sampai pipinya gendut, zahra menyikutnya "uhh ngambek nih bu"
"kamu juga ra pernah dipermaluin sama dia kan! waktu disangka monyet pas lagi manjat! "
"mhahaha pengalihan isu nih! " ucap zahra, karin dan rani geli, mulut mereka tak hentinya mengunyah keripik yang jadi pengganti popcorn. Tontonan ini lebih seru dibanding film yg sedang diputar, desta geleng geleng karna kekonyolan mereka. "trus kamu akhirnya ditertawain sama tara dan eko, ditimpukin batu, sampe kepala kamu benjol. Trus pas lagi dikelas, dia sengaja dorong kursi yang mau didudukin sama kamu dan jatoh sampe besoknya kamu nggak masuk sekolah karena encok"
" tapi akhirnya aku menang, aku balik ngerjain mereka nggak kayak kamu yang diem aja pas disakitin"
jleb
"i..itu karna kamu nya kayak anak cowok! sama ulat bulu aja berani!"
"hmph.."
"yee emang bener! siapa coba yang mau berurusan sama kamu, cewek paling usil seluruh sd "
"bener tuh kata nala, bahkan eko aja sampe bertekuk lutut sama ara, ibarat sekali pukul langsung k.o"
"pfft"
"bukan hanya eko, tapi seluruh anak laki laki pada takut sama ara"
"termasuk tara"
Zahra memutar matanya, ia coba bertingkah paling normal diantara semua yang ikutan menjatuhkannya. Desta tidak termasuk dalam itu, bahkan ia tak benar benar tahu dirinya ada di dalam lingkaran itu

Akhirnya belajar kelompoknya usai juga, mereka pun berpamitan dengan desta yang sudah merelakan waktu dan makanannya terbuang sia sia. Melambai lambai tangan padanya, hingga tawa mereka terdengar jauh dan desta mulai menutup pintunya. Lalu mendesah dibelakangnya.

Gadis Bunga MatahariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang