[PEMBUKA] KEMBALI

340 48 4
                                    

Hari mulai gelap dan matahari tampak turun perlahan. Cahaya keemasan menghiasi langit Konoha dengan warna yang khas. Pada saat seperti ini, orang-orang banyak berlalu lalang. Kebanyakan dari mereka akan pulang dan melepas penat setelah seharian bekerja.

Tapi, Sakura tidak.

Dia melangkah gesit, membelah kerumunan orang dengan langkah yang tergesa-gesa. Dia tidak menghiraukan tentang banyak peluh yang menetes di keningnya. Kedua kakinya yang terbalut sepatu berlari dengan kencang. Ia bahkan lupa untuk membawa serta jas putih yang biasa ia kenakan saat di rumah sakit.

Sakura tidak menuju ke rumahnya. Ia berbalik, berlari dengan arah berlawanan dari letak rumahnya. Dia justru menuju kearah gerbang desa, mengingat Naruto dan Kakashi sudah pasti menunggunya. Sebuah paper bag berada di pelukannya.

Beberapa pandangan mengarah padanya, sebagian orang memanggil namanya. Tapi dia lebih memilih mengacuhkannya dan terus berlari kearah pintu gerbang desa. Sakura saat ini sudah cukup terkenal. Seusai kembali dari perang, kemampuannya sebagai ninja medis banyak diakui oleh orang-orang. Perannya dalam melumpuhkan Kaguya dan menyelamatkan dunia shinobi telah membuktikan Sakura memiliki kemampuan bertarung diatas rata-rata.

Semua yang ia dapat tidak luput dari usaha kerasnya dalam mengasah kemampuannya. Berlatih bertahun-tahun juga menjalani beragam misi dengan tingkatan bervariasi. Sekarang dia menjadi salah satu kunoichi terkuat yang dimiliki Konoha Gakure.

Pergerakan tubuhnya lambat laun mulai melambat. Lokasi tujuannya mulai terlihat di penghujung jalur yang ditempuh. Kedua kaki jenjangnya berhenti. Wajah cantik yang digilai banyak lelaki itu terpapar sinar mentari senja. Rambut pendeknya terhembus angin sore hari. Matanya membulat, saat itu waktu seolah membatu dan semua menjadi senyap beberapa detik.

Memandang kearah tiga sosok yang ia kenali. Dua diantaranya adalah teman dan gurunya yang sekarang menjabat menjadi Hokage keenam. Menggantikan Senju Tsunade yang merupakan Hokage sebelumnya. Lelaki lain yang berada disana memiliki perawakan yang sangat tidak asing di kedua matanya. Tubuh tinggi tegap, jubah kecoklatan yang tampak sedikit kotor dengan rambut hitam yang mulai memanjang, poni menutupi mata kiri dan mata kanan yang berwarna hitam kelam.

Uchiha Sasuke telah kembali.

Ia bisa rasakan bahwa mata itu tertuju kearahnya sesaat setelah suara Naruto mengumandangkan namanya. Ia terdiam tanpa suara untuk beberapa saat. Mengeratkan pegangannya pada sebuah bungkus kado yang ada didalam dekapnya, berbungkus kertas kecoklatan dengan aksesoris berupa pita merah.

Jantungnya terasa di pompa begitu kencang.

"Oy, Sakura-chan!" Naruto kembali membuyarkan lamunannya. Pria itu melambaikan tangannya dan menatapnya dengan raut wajah yang begitu ceria.

Sasuke terlihat bungkam dengan arah mata yang masih menatap dirinya. Sakura berusaha semaksimal mungkin menyembunyikan detak jantungnya yang semakin menjadi-jadi saat ia mulai mendekati tiga orang yang dikenalnya. Setiap langkah yang membuat batinnya begitu tersiksa.

"Sakura, tidak biasanya kau terlambat, apa rumah sakit sedang sibuk?" Kakashi memulai percakapan padanya. Sakura mengangguk.

"Ah, Sakura-chan, maaf tidak menjemputmu. Aku terlalu bersemangat untuk menyambut teme!" Sasuke mendengus saat Naruto merangkulnya secara mendadak.

"Lepas dobe."

"Kau ini, selalu saja! Aku merindukan sifat menyebalkanmu dattebayyo!"

Sakura menghela napas. Gadis berambut unik itu sudah menduga bahwa hubungan diantara Naruto dan Sasuke akan tetap sama, erat namun dipenuhi dengan pertentangan dan pertengkaran kecil.

Diam-diam Sakura merasa dirinya kembali pada masa lalu. Dimana setiap harinya Naruto akan mencari masalah dan Sasuke akan begitu kesal dengan tingkahnya. Atau disaat Sasuke mengatakan bahwa Naruto adalah anak bodoh dan membuat pria berambut kuning itu marah-marah.

Sakura yang berada di bayang-bayang mereka, bersembunyi di balik punggung mereka dan membiarkan keduanya melindungi dirinya yang lemah. Dia yang mudah menangis dan sangat rapuh. Dirinya yang dianggap remeh oleh musuh dan menjadi titik terlemah dalam tim. Hingga dianggap menyebalkan oleh rekan satu tim.

Tapi dalam perang dunia, dia bisa sangat bangga berdiri di samping Naruto dan Sasuke. Ikut serta menjadi pahlawan utama dunia shinobi. Menyelamatkan dunia dari ambang kehancuran dengan kekuatannya sendiri. Dengan status ninja medis yang tidak menghalangi kemampuannya dalam bertarung.

"Ne, kalau begitu selanjutnya mari kita ke Ichiraku!" Seru Naruto dengan suara kerasnya.

"Kenapa harus ke sana?" Naruto menanggapi pertanyaan Sasuke dengan cengiran khasnya yang dapat meluluhkan hati para gadis Konoha. "Aku lapar sekali dattebayyo!" Keluhnya seraya mengusap perutnya.

"Sudah kuduga. Kalau begitu, kali ini aku yang mentraktir kalian," ujar Kakashi.

Mata Naruto berbinar cerah. Ia tidak hentinya menanyakan ulang perkataan gurunya, namun Kakashi hanya berkata bahwa ini adalah traktiran untuk menyambut datangnya Sasuke ke desa. Sementara pria yang dimaksud tidak terlalu ikut campur untuk permasalahan tersebut, ia tidak terlalu peduli dan hanya sesekali mendengus melihat tingkah Naruto.

Sakura tertawa kecil. Suasana yang dulu sempat menjadi kenangan, kini berhasil lagi terulang.

Ya, perlahan semua akan kembali seperti semula. Kembali pada kenangan yang berharga.

To Be Continue

Hallo semua, aku kembali dengan cerita baru!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hallo semua, aku kembali dengan cerita baru!

Entah kenapa ingin sekali membuat cerita Sasusaku canon dari dulu. Pernah kewujud sih, cuman di unpublish juga dulu. Wkwkwk.

Semoga kalian semua menikmati alurnya ;)

Hello LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang