Gedung

18 1 0
                                    

Seusai makan siang aku dan Raka kembali ke kantor, hanya 5 menit kita sudah sampai di lobi itupun kami jalan santai. Raka jalannya cepat, satu langkah kakinya sama dengan dua atau tiga langkah kakiku. Tapi karena aku tidak biasa memakai sepatu berhak tinggi jadi Raka menyesuaikan langkahku.

Raka banyak omong sekali hari ini , sampai aku yang tadinya ingin curhat ku urungkan. Kata Raka Avocattonya enak , dan menyebalkannya dia minta di traktir lagi

Aku dengannya menuju lift untuk kembali ke ruangan masing masing

" Hai Raka , abis di sogok apa kamu sampe mau makan sama Nandini " ledek mas Bayu

Aku dan Raka berpapasan sama Mba Aya, Mas Bayu , Mas Anta dan Ange. Kita sama sama mau naik lift menuju ruangan

" Ih mas Bayu ngeselin " gerutuku

" Biasa mas , kopi depan kantor itu , katanya sepulang dari Sumba mau traktir kalian malah " Ujar Raka manas manasin

" Raka tolong ya , aduh lah. Ya nanti di traktir pak Jemmy aja " ucapku kesal

Mereka menertawakan aku yang mukanya udah berubah kesal karena ulah mas Bayu, mas Bayu ini seniorku di kantor dan selalu saja meledekku dari awal aku masuk 2 tahun lalu. Kata mas Bayu " Ngledekin Kia itu enak, anaknya nggak ngambil hati paling cuma gitu ekspresi mukanya, jadi ga merasa berdosa ".

Aku, mba Aya , mas Bayu , mas Anta dan Ange turun duluan karena lift sudah mendarat tepat di depan ruangan kita , Raka masih harus satu lantai lagi karena ruangannya di atas ruangan kami.

" Bye Raka, jangan kangen " teriakku

" Mba Kia kok kaya deket banget sama mas Raka ? " tanya Ange

" Iya nge , aku sama Raka satu fakultas dulu pas kuliah cuman beda prodi aja, aku sipil Raka geologi tapi kita satu UKM juga di Bem bareng , jadi deket eh sekarang segedung pula kerjanya "

" Ohalah pantesan mba Kia deket banget , hehe

mas Raka pacar mba Kia bukan ? " tanya Ange lagi

" Bukanlah Nge, kamu ngaco deh hahaha kita cuma temenan aja, kenapa Nge ? kamu suka ya sama Raka, hayoooo nanti aku bilangin ? " ledekku

" Hahaha Ange, kamu nanti kalo deket deket sama Raka, si Nandini ga punya temen , ga ada yang jemput ke kantor nanti kalo di tinggal kita makan siang ga makan alasennya ga ada temennya , kan Nandini jomblo hahaha kemana mana aja sama Raka " ledek mas Bayu yang di susul gelak tawa mas Anta dan mba Aya

" mas Anta apaan si pake ketawa lagi , huft " aku melangkah lebih cepat ke mejaku meninggalkan mereka yang masih menertawakanku

" Kia kok cuma kesel ke aku padahal kan mba Aya juga ketawa , maaf maaf hehehe " Ujar mas Anta sambil memegangi perutnya menahan tawa melihat muka kesalku.

Aku kembali mengerjakan tugas kantorku.

Tadi mas Sena nggak dateng pas meeting dan ketemu pak Jemmy. Kata pak Jemmy mas Sena nya lagi ada keperluan jadi berhalangan hadir dan aku diminta buat menghubunginya.

Aku mencoba menghubungi mas Sena melalu whatsapp

Kia : Assalamualaikum mas Sena, ini Kiara. Pak Jemmy meminta mas Sena buat jadi partner proyek jembatan Kiara di Sumba.

10 menit kemudian mas Sena membaca pesanku dan 5 menit selanjutnya baru ada tulisan mengetik

" ya ampun , lama kali lah kau mas balas pesanku, sesibuk itu kau ini " omelku dalam hati

Nugraha Sena : Waalaikumsalam. Oke nanti lo kirim berkas presentasi ke email gw ya. Sorry tadi gw absen ada keperluan.

Nugraha Sena : mengirim foto " kartu nama gw "

Kia : Oke mas Sena nanti aku kirim ke email mas Sena. Gapapa mas, tadi pak Jemmy juga udah bilang

Aku buka email dan aku kirim berkas yang mas Sena minta.

Kia : mas Sena udah aku kirim ya berkasnya. Yaudah mas, Kia cuma mau ngasih tau itu.

Nugraha Sena : Oke, makasih ya.

16. 30

Jam kantor berakhir, aku sudah berkemas 15 menit yang lalu dan turun ke bawah nunggu Raka di lobi

" ga telat kan aku, anak manis akan selalu on time " ledekku pada Raka

" iya iya , ayo " ajak Raka buru – buru

" ih Raka ga santai banget jalannya, tungguin " omelku

" yaudah gw ke parkir sendiri aja, lo tunggu di deket gerbang ya "

" Ih Raka baik deh, makasih Raka udah pengertian "

Jalan ke parkiran lumayan jauh soalnya dan kebiasaan Raka selalu parkir mobilnya di ujung jadi harus jalan ekstra buat kesana.

Hampir setiap pulang kantor lagu indie terputar di mobil Raka, lagu lagunya sederhana dan musiknya enak di dengar. Aku banyak tau lagu lagu indie dari Raka

" Raka ini lagu siapa ? enak lagunya " tanyaku

" ini lagu Banda Neira, judulnya Senja di Jakarta " jawabnya sambil melihat jalanan

Senja kali ini sungguh menawan, warnanya emas ada semburat merah muda dan sedikit ungu. Lagunya sangat cocok sesuai dengan keindahan sore ini

" Nikmati jalan di Jakarta "

" Pa ra pa Pa ra pa Pa ra ra "

" Maafkan jalan Jakarta "

Iya Jakarta selalu macet apalagi di jam jam kritis kaya sekarang ini

Raka bersenandung lirih mengikuti sang vokalis menyanyi, suaranya masih bisa ku dengar dan merdu.

" Tau ga Ya, kata Bung Hatta, Banda Neira itu Indonesia kecil, karena hampir semuanya ada disana, alam serta laut yang indah, kekayaan budaya, kekayaan sejarah, serta keberagaman rasnya. " tiba - tiba Raka ngomong gini.

" masa si Ka, tau darimana ? " tanyaku tertarik

" Makanya lo baca buku biar pinteran dikit, hahaha " ledeknya

" Jadi bung Hatta pernah di asingkan kesana, dan ada salah satu pulau yang namanya pulau Hatta, mungkin karena terinspirasi sama sang proklamator " jelas Raka

Aku hanya mengangguk - angguk

" Aku mau kesana suatu saat nanti, sama orang yang spesial. Menikmati senja di Banda Neira " cerocos Raka

" Ayo Raka sama Kia aja " ajakku

" Nggak ah bosen banget kemana mana sama lo mulu, di kantor ketemu elo masa liburan sama lo lagi sih, Hahaha "

" Ih nyebelin banget si kamu" gerutuku

Aku mengerutkan bibir dan menepuk kencang lengan Raka, dan dia mengaduh.

" Terima kasih Raka Ganteng, besok lagi ya, hehehe "

" Cari pacar lo biar gak nyusahin gw mulu "

" Iya nanti aku cari yang lebih ganteng dari kamu biar nama kamu di handphoneku ganti Raka aja " ucapku sambil berjalan meninggalkannya

Raka dan Honda jazz nya sudah melaju meninggalkan pelataran apartemenku

Raka dan Honda jazz nya sudah melaju meninggalkan pelataran apartemenku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kiara Nandini di perankan oleh Aghnini Haque

Yang Hilang BergantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang