"Rasa baru"
****
"Ki-kinar,makasih ya!" ucap bulan berdiri di samping gadis yang bernama kinar,gadis yang membantunya melawan Rosa,teman sekelas yang tak menyukai kehadirannya.
"Ngapain makasih?..gue cuman kasian sama lo,makanya kalau jadi orang itu harus bisa ngelawan,lo punya mulutkan,pakek tuh mulut,jangan mau aja lo di bully kayak tadi!" balas kinar degan kata-kata sadisnya,mungkin kinar terlihat agak prontal tapi di balik itu memiliki rasa kemanusiawian dibanding dengan Rosa.
Kinar berlalu meninggalkan bulan di dalam kelas yang sudah sepi,karena memang jam pulang sudah berlalu sedari tadi.
Bulan hanya tersenyum.
Dia pun berlalu dari kelas,menuruni anak tangga satu persatu dengan perlahan.
~salahkah jika hidup tanpa kata..
tanpa ucapan..
Apakah senyum bisa mengartikan semuanya?
Hidupku sunyi..
Semuanya tak tergambar jelas..
Yang ada hanya warna abu-abu..
Tak berwarna cerah ataupun gelap..~Bulan menghentika langkah nya di taman belakan sekolah,suasana damai yang sangat ia suka.
Gadis itu duduk di salah satu bangku disana,merasakan angin yang menerpa wajahnya,menikmati ketenangan dalam kehampaan.
Bulan tak berkutik apapun,kepala nya tertunduk,matanya menatap ke arah sepatu,sampai sebuah isakan lolos dari mulutnya.
Hiks..hiks..
Hiks..hiks..
Air mata sudah menetes membasahi roknya karena posisi kepala nya yang tertunduk.
Sesekali bulan mengusap air matanya,menangkup wajahnya.
Dan setelah itu bulan merasakan ketenangan menjalar dalam hati nya,ia menarik nafasnya dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan,mengusap pipinya lembut.
Terkadang,hanya sebuah tangisanlah yang bisa melenyapkan semua keterpurukan,mengembalikan sebuah ketenangan, dan menerbitkan sebuah senyuman.
Detik kemudian,bulan merasa terkejut dengan kehadiran seseorang dihadapannya dengan tangan yang terulur sambil memegangi sapu tangan.
"Nih pake..." ujar seorang cowok,bulan mengambilnya dengan ragu-ragu"ma-makasih!"ucap bulan.
Cowok itu tersenyum kemudian duduk disamping bulan dengan santainya.
"Nangis aja kalau itu buat lo tenang,tapi jangan buat sebuah tangisan menjadikan lo gadis penuh duka..!" ujar cowok itu membuat bulan terdiam dengan kata-katanya.
"Selain itu, mata indah lo nggak layak untuk meneteskan air mata karena luka,lo lebih pantas terharu karena bahagia!" lanjut cowok itu,lagi-lagi bulan tertegun.
"Btw,kenapa belum pulang?..ngapain juga disini sendirian,nggak takut di culik wewegombel?" cerocos cowok itu ,bulan tersenyum.
"Kamu bawel,key!" ucap bulan,key terdiam seketika.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rembulan
Teen Fiction*** Jika siang adalah diamku.. Maka malam adalah tenang dan bahagia ku. *** jangan lupa vote,dan coment nya.. new story.. selamat membaca