Another Side of You

4.7K 635 217
                                    

"Jadi Rio seneng nggak sama film-nya?"

Tanpa disadari bibirku sudah membentuk seulas senyuman saat melihat dua orang di sampingku sedang berbincang asyik.

"Suka, Bang! Suka banget!" Rio, salah satu anak panti asuhan yang aku kenal karena project mural milik Bang Jastra sekarang sedang tersenyum lebar sambil terus menceritakan adegan favoritnya secara berulang-ulang pada Andreas yang menanggapinya dengan antusiasme yang sama persis.

Yah, gini deh. Tiba-tiba aja aku dikacangin. Huuu.

Jadi, hari ini aku, Andreas dan Rio sedang berada di salah satu mall di kawasan Jakarta setelah kami membuat janji dengan Rio untuk mengajaknya menonton. Rio memilih sebuah film animasi anak-anak, awalnya disebabkan karena poster film yang menarik perhatian tapi ternyata jalan ceritanya juga semenarik posternya.

"Ran, makan dulu yuk. Gue laper nih. Lo laper nggak?"

Akhirnya! Sedari tadi perutku memang sudah menuntut minta diisi.

"Banget, Ndre," Aku nyengir. "Cacing-cacing di perut gue udah karaokean daritadi."

Andreas lantas tertawa. Padahal aku sudah mengenal cowok itu cukup lama tapi baru sekarang aku benar-benar memperhatikan wajah Andreas dengan saksama. Tiap cowok itu tersenyum, selalu ada mata menyipit dan kulit mengerut di dekat matanya.

"Kak Kirana!" Aku tersentak mendengar seruan Rio. "Kok bengong sih?"

"E-eh, kenapa kenapa?" tanyaku gelagapan.

"Kak Kirana daritadi ditanyain Bang Andreas, katanya kita mau makan di mana?"

Aku menunduk menatap Rio kemudian berganti pada Andreas yang balas menatapku dengan dua alis terangkat. "Gue lagi pengen makan nasi sih. Lo sendiri?"

"Hmm, gue mah gampang. Apa aja juga gue makan," Andreas nyengir. "Rio mau makan apa?"

"Aku juga pengen makan nasi nih, Bang."

Setelah melewati beberapa pertimbangan, sebuah restoran cepat saji Jepang menjadi pilihan kami. Andreas dengan shrimp bowl-nya sementara aku dan Rio sama-sama menyantap menu yakiniku beef kami.

"Jadi," Aku meminum ocha dingin milikku sebelum melanjutkan kalimatku. "Rio seneng nggak hari ini bisa jalan sama kita?"

"Seneng! Seneng banget!" Aku bisa melihat kebenaran melalui wajah berseri-seri Rio. Ternyata, membawa sedikit kebahagiaan untuk orang lain itu juga membuat hati kita terasa lebih ringan dan hangat ya.

Aku menyelesaikan suapan terakhirku sebelum menandaskan seluruh ocha dinginku. Rio masih menikmati makanannya dengan pelan, terlebih karena Andreas menyuruhnya untuk tidak perlu buru-buru. Diam-diam aku memperhatikan Andreas yang hari ini gaya pakaiannya jauh lebih santai daripada yang biasa aku lihat di kantor. Kaus hitam berbalut kemeja flanel berwarna biru langit , jeans hitam, sepatu vans old skool warna hitam dan tidak lupa snapback hitam yang dipakainya terbalik. 

 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
DEADLINE!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang