[Hold On] Anak kecil selalu mendapat pertanyaan, "Apa cita-cita kalian?"
Jawaban polos dan lugu dengan suara riang itu berbeda-beda. Kebanyakan mereka menyebutkan sebuah profesi.
Namun jika bertanya pada ketiga anak ini, maka jawaban berbeda keluar...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
.
McM
.
HAPPY READING
.
.
AUTHOR'S POV
.
.
"Berhenti! Kau bisa kembali ke kelasmu.." Hyoje dengan tangan terlipat di depan dada menitah David.
David melihat dari balik pundak Hyoje koridor kelas gadis itu. "Kelasmu hanya beberapa langkah lagi.."
"Aku bisa sendiri. Kau tak perlu mengantar jemputku hingga ke kelas.." kini dagu gadis Jung itu sedikit terangkat.
David tidak merasa takut, justru menahan tawa. Diambilnya satu langkah mendekat. "Ada yang mengganggumu?"
"Tidak! Mundur!" bahkan tangannya bergerak untuk meminta David menjauh.
David tertawa kecil, sedikitpun tidak mengambil langkah mundur. Tangannya terulur mengacak rambut Hyoje yang terikat rapi. "Baiklah. Selama belajar Jung Hyoje.."
Hyoje segera menghempas tangan David. "Aku lebih tua darimu!"
"Selamat belajar Kak Hyoje.." ulang David.
"Aku hanya lebih tua lima bulan. Jangan memanggilku kakak!" tak ada yang mengerti kemauan nona Jung Hyoje yang terhormat.
"Pergilah masuk ke kelasmu. Jung Hyoje tidak pernah terlambat. Baba dan Daddy yang akan menjemput.."
"Aku tau.." Hyoje lebih dulu meninggalkan David. Beberapa langkah, kembali dia menoleh namun David sudah sepenuhnya hilang menuruni tangga.
"Dia itu kenapa semakin mirip dengan Abeoji? Menyebalkan!"
Saat Hyoje memasuki kelas, suasana yang semula ramai menjadi sepi. Lagi dan lagi. Hyoje mendengar bisikan itu dari teman-temannya. Apakah mereka tidak pernah bosan dengan pembahasan yang sama. Hyoje tak punya ibu tapi punya dua ayah!
Hyoje hanya yakin, orang yang menyayanginya tak kalah banyak dari orang yang menghinanya.
Termasuk, Appa Jaehyun dan Papa Doyoung.
Mengingat dua ayahnya, Hyoje bergegas duduk di kursinya. Tempat terdepan, berhadapan dengan meja guru. Hanya Jung Hyoje yang berani mengambil tempat itu dengan percaya diri.
