Part 7

11 1 0
                                    

hai readers. there's chapter 7. ada yang nungguin ??? pastinya gaada wkwk. walaupun gaada, gue tetep semangat buat post part 7 ini kok. so, langsung aja. check this out

***

Genta sedang free hari ini. Sudah 2 minggu ini nayla ada di lapangan, tepatnya di sulawesi. Ia sama sekali tidak bisa dihubungi. Jujur saja ini membuat hati genta tak tenang. Biasanya jika nayla sudah kembali ke field, ia akan tetap menghubungi genta jika ia memiliki waktu senggang

"ih si nayla pea. Kemana si tu anak. Udah 2 minggu gaada kabar. Gatau orang khawatir apa ya" ujar genta kesal

"apa gue nyusulin dia aja ke field ya. mumpung gue belum ngajuin cuti sama sekali tahun ini" tanya genta pada dirinya sendiri

"yaudah gue susulin aja deh. Siapa tau dia masih ngambek"

Esoknya, genta benar benar mengurus cutinya dan memesan tiket pesawat untuk pergi ke Sulawesi Tengah,tempat dimana sahabatnya bekerja. Ia benar benar tidak sabar memaki nayla yang berani beraninya tidak mengangkat telponnya selama 2 minggu belakangan. Ia berencana berangkat esoknya karena ia sudah tidak sabar untuk bertemu nayla. Setibanya di bandara, ia langsung menuju ke hotel tempat ia menginap

Setelah menata barangnya, ia pun melihat handphone nya. Nayla tetap belum mengangkat telponnya ataupun membalas pesannya. Akhirnya ia memutuskan untuk menelpon nayla lagi. Pada dering kedua, akhirnya terdengar suara laki laki yang menyapa dari seberang sana

"halo. Ini siapa ya ? nayla mana ?" tanya genta khawatir

"hey gen gue raka. Ya allah, masa lu ga ngenalin suara gue sih ?"

"eh maaf bang. Gue kira siapa. Gue dari kemarin khawatir si nayla gabisa dihubungin. Kok hapenya bisa di elu ?" tanya genta heran

"lah lo kaga tau ? si nayla masuk rumah sakit gen. Ini gue lagi di rumah sakit di makassar nemenin dia" terang raka

"hah ? serius lo bang ? ko bisa ? kenapa dia kaga ada ngabarin gue ?" tanya genta kesal bercampur cemas. Ia tak habis pikir dengan apa yg nayla lakukan

"di lapangan dia kerja ada kick 2 minggu yang lalu. Kebetulan waktu itu lagi shift nya nayla. Dan dia ga sengaja ngehirup gas H2S" jelas raka. Genta yang mendengar penjelasan dari raka pun sangat shock. Bagaimana tidak ? ia bisa saja kehilangan nayla selama lamanya jika nayla terlambat dibawa ke rumah sakit

"rumah sakit mana bang ? gue otw" ucap genta

"lah ? lo dimana emang ?"

"gue udh di sulteng. Cepet kasih tau gue" lalu raka pun menjelaskan alamat rumah sakit tempat adiknya dirawat. Setelah mengetahui alamatnya, genta pun langsung segera menuju ke tujuannya, melihat keadaan nayla. Ketika sudah sampai di depan kamar rawat nayla, ia pun langsung masuk. Terlihat nayla sedang melamun menatap ke arah jendela. Dengan perlahan genta menghampiri nayla dan memeluknya

"gue takut gabisa liat lo lagi" ujar genta setelah beberapa menit yang lalu mereka hanya diam

"dan sekarang lo masih bisa liat gue" jawab nayla santai

"gue serius. Gue kira gue bakal kehilangan lo nay" ucap genta sambil menatap nayla sedih

"gaakan. Gue ga selemah apa yang lo pikirin"

"nay, gue dokter. Gue tau bahayanya gas itu kalau lo terlalu banyak ngehirup gas itu nay. Lo bakal mati" bentak genta. Nayla terpanjat kaget. Baru kali ini genta membentaknya. Tapi buru buru ia mengembalikkan raut wajahnya menjadi datar dan dingin

"lagian lo ngapain disini ? udah puas seneng seneng sama dokter itu?"

"apaan sih nay ? kenapa jadi bawa bawa vina segala. Gue kesini karna gue khawatir, lo udah 2 minggu gaada kabar"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 07, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Just FriendWhere stories live. Discover now