Kringgg
Bunyi bel mengganggu ketenangan. Pintu terbuka menampakkan seorang gadis remaja. Akaashi tersenyum lembut menyapa kedatangannya.
"Silahkan lihat-lihat, nona."
Gadis tersebut mengangguk. Pandangnya menelusuri seisi toko. Tampak kilauan di kedua maniknya ketika melihat etalase toko yang menampilkan banyak perhiasan mahal.
Akaashi menyunggingkan senyum tipis. Ia kembali fokus pada cincin berlian di tangannya. Diusapnya perlahan dengan hati-hati.
Suara gadis itu memecah keheningan. Ia sudah berdiri di hadapan Akaashi dengan ekspresi ragu-ragu.
"Nghh, permisi.."
Akaashi menghentikan kegiatannya. Ia menatap sopan si gadis pengunjung.
"Ada yang bisa kubantu?"
Gadis itu mengangguk pelan. Terlihat ia meneguk ludahnya susah payah. Kedua matanya berputar sekeliling, tampak mencari sesuatu.
"Aku ingin membeli kalung untuk hadiah ulang tahun ibuku, apa kau bisa membantuku?"
Akaashi mengangguk. Ia meletakkan cincin tersebut di tempatnya dan menyimpannya di dalam laci. Langkahnya mendekati gadis berparas manis.
"Kalung seperti apa yang anda inginkan?"
Terdiam sebentar. Si gadis tampak berpikir. Raut kebingungan menghiasi wajahnya.
"A-aku tidak tahu.."
Akaashi menghela nafas pelan. Senyum masih setia menempel pada wajah tampannya.
"Baiklah, biar ku bantu carikan. Kira-kira, apa kesukaan ibumu?"
Telunjuk menempel di dagunya. Gadis itu terlihat lucu di mata Akaashi.
"Kalau tidak salah.. Ob-obsidian?"
Akaashi mengangguk paham. Ia menengok ke samping dimana terdapat banyak jenis kalung berhiaskan permata.
"Obsidian ya?"
Gadis itu mengangguk mantap. Senyum lebar terpatri pada wajah cantiknya. Kedua tangannya terkepal erat. Antusias.
"Hm! Soalnya, ibu memiliki mata yang mirip seperti permata itu."
Akaashi kembali menatap gadis itu. Ia perhatikan lama-lama wajahnya. Ah, benar. Manik gadis itu tampak seperti obsidian.
Tanpa disadari, ia kembali tersenyum.
"Bagaimana dengan ini?"
Keduanya melirik ke samping. Gadis itu mengikuti arah telunjuk Akaashi dan seketika kedua matanya berbinar.
"Itu yang kucari!"
Akaashi terkekeh pelan. Senang rasanya melihat kilauan pada manik indah gadis yang belum diketahui namanya.
"Kalau boleh ku tahu, siapa namamu, nona?"
Entah kenapa, dada Akaashi bergemuruh ketika melihat rona merah pada wajah cantik si gadis.
-※-
halo!
hehe, pendek yha?
emang pengennya pendek kayak gini sih, cuman 300 words doang wkwk
biar bisa banyak chapnya ehe xDgimana? suka?
kalau enggak yasuda :(((kalau begitu, sampai nanti!
regards,
vee.
KAMU SEDANG MEMBACA
obsidian ¦ a. k. √
Fanfictionkau bagaikan berlian; begitu indah dan berharga. " kau adalah obsidianku. " akaashi keiji x reader haikyuu © furudate haruichi story © zthvee