PART 4 OK, KITA SEPAKAT!

1.6K 136 13
                                    

Seharian ini Inggrid merasa bulu kuduknya merinding, ada hawa dingin yang seolah berdiri di belakangnya. Dia juga merasa ada seseorang yang terus memperhatikan dan mengikutinya. Namun ketika dia berbalik ke belakang, tidak ada siapapun yang dilihatnya. Keanehan ini terjadi sejak dia keluar dari kelasnya, setelah pelajaran hari ini selesai.

Di sepanjang perjalanan pulang, dia mulai merasakan dirinya diikuti dan diperhatikan. Entahlah... Inggrid merasa ketakutan. Bahkan saat ini meski dia sedang berada di dalam kamarnya, dia terus memegangi tengkuknya karena merasa ada seseorang yang terus meniupnya.

" Uuh gue kenapa ya? kok kayak ada yang ngikutin." Gumamnya seraya menggulirkan bola matanya menatap ke sekeliling kamarnya.

" Haah... mungkin perasaan gue aja." Tambahnya. Lalu dia beranjak bangun dari ranjangnya karena sejak tadi dia tengah berbaring santai di atas kasur empuknya.

Dia melangkah mendekati meja belajarnya, melihat jadwal mata pelajaran untuk besok.

" Duuh... gue lupa besok kan jam pertama pelajaran matematika. Kayaknya ada tugas deh." Dia kembali bergumam, lalu mulai memeriksa buku matematikanya. Dia menepuk dahinya dramatis ketika menyadari tugasnya memang belum dikerjakan. Dengan gerakan terburu-buru, dia duduk di kursi dan mulai mengerjakan tugas itu.

Tanpa sepengetahuan Inggrid, sebenarnya firasat yang merasakan dirinya terus diperhatikan dan diikuti, memang lah benar. Saat ini ada sosok hantu gadis SMA yang tengah memperhatikannya. Hantu itu melayang tepat di belakang Inggrid. Sesekali dia menjahili Inggrid dengan meniup tengkuknya, seketika membuat Inggrid menoleh ke belakang dan memegangi tengkuknya yang tiba-tiba merinding.

" Apa jangan-jangan ada hantu ya? kok rasanya merinding terus." Gumamnya untuk yang kesekian kalinya. Tapi pada akhirnya dia tetap melanjutkan mengerjakan tugasnya hingga selesai. Tepat pukul 10 malam, dia pun memutuskan untuk tidur. Meskipun entah mengapa dia merasa kesulitan untuk memejamkan matanya. Hawa di kamarnya begitu dingin dia rasakan. Bahkan dia yang biasanya mematikan lampu kamarnya ketika tidur tapi malam ini dia memutuskan untuk tidur dengan keadaan lampu menyala.

Sedangkan sang hantu kini tengah melayang seraya tersenyum melihat tingkah laku Inggrid yang menutupi sekujur tubuhnya hingga kepala dengan selimut. Entah mengapa dia senang sekali menjahili orang, menurutnya lucu membuat orang ketakutan karena ulahnya.

Hantu itu menatap ke arah meja, tepat ke arah buku matematika Inggrid yang tergeletak disana. Sebuah ide terlintas di benaknya. Tanpa perlu menyentuhnya, dia membuka laci meja. Kemudian memasukan buku matematika Inggrid ke dalam laci. Dia sengaja melakukannya agar Inggrid lupa membawa buku itu, padahal di jam pertama besok adalah pelajaran matematika dan ada tugas yang harus dikumpulkan.

Hantu itu tertawa cekikikan namun sepertinya Inggrid yang sudah tertidur pulas tidak mendengarnya. Setelah itu sang hantu pun melayang pergi menembus jendela kamar Inggrid.

***

Panthana tengah tertidur pulas di kamarnya. Dia mengerjap-ngerjapkan kedua matanya ketika telinganya mendengar suara-suara ribut, seperti suara benda-benda jatuh. Dia pun bergegas bangun dan menggulirkan bola matanya menatap ke sekeliling kamarnya. Memastikan suara-suara ribut itu bukan berasal dari kamarnya.

" Kayaknya gue mimpi." Gumamnya, lalu bermaksud melanjutkan tidurnya. Namun baru saja kepalanya menempel di bantal, dia tersentak kaget ketika suara itu kembali terdengar. Jika didengarkan dengan seksama, dia menebak suara itu berasal dari beberapa piring yang pecah. Memutuskan untuk memeriksa keadaan, dia pun bergegas melangkah meninggalkan kamarnya.

Suasana rumahnya sangat hening saat ini, wajar saja karena waktu menunjukan pukul 1 dini hari. Ibu dan adik perempuannya pasti tengah tertidur pulas saat ini. Sedangkan para pelayannya memang tidak ada yang menginap, mereka pulang setelah menyiapkan makan malam untuk Panthana dan keluarganya.

BEST FRIEND {COMPLETED}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang