Panthana sedang berada di dalam toilet sekolahnya saat ini, dia begitu jengkel setelah kejadian tadi di kelasnya. Bagai terjatuh tertimpa tangga pula, setelah dia disuruh mengerjakan soal di papan tulis oleh Pak Agus gara-gara teriakannya yang membuat sang guru salah paham, dia pun harus menerima omelan dari Pak Agus karena ketahuan tidak memperhatikan pelajaran yang dijelaskannya. Dia tidak bisa menjawab soal di papan tulis itu.
Begitu pelajaran Fisika selesai, dia bergegas pergi ke toilet pria untuk membasuh wajahnya berharap air dingin mampu menenangkan diri dari amarahnya. Alasan lain dia pergi ke toilet karena ingin buang air kecil.
Dia telah selesai membasuh wajahnya dan kini dia bermaksud untuk melakukan aktivitas buang air kecilnya. Dia hendak menurunkan resleting celananya namun seketika dia urungkan ketika mengingat sesuatu. Dia menggulirkan bola matanya ke kanan dan kirinya, lalu ke depan dan belakangnya memastikan bahwa hantu gadis SMA yang selalu mengikutinya tidak ada di dekatnya. Meski dia hantu tetap saja dia wanita dan jelas Panthana tidak mau dia melihat aktivitas pribadinya itu.
Kini dia merasa lega karena telah menyelesaikan aktivitas pribadinya tanpa ada gangguan dari sang hantu. Di dalam toilet juga tidak ada siapapun, hanya ada dia seorang disana.
" Thana... Thana... Thana..."
Seketika Panthana tertegun, dia yakin sekali telinganya mendengar suara seseorang memanggil namanya. Suara seorang wanita yang terdengar tidak asing di telinganya, pasalnya sudah dua hari ini suara itu terus terdengar di telinganya. Ya... dia yakin sekali suara itu milik hantu gadis SMA yang menyebalkan menurutnya.
Dengan cepat Panthana menolehkan kepalanya, sekali lagi kedua bola matanya bergulir menatap ke sekeliling ruangan toilet. Dia menatap ke arah kanan dan kirinya, lalu ke arah depan dan belakangnya. Namun sosok sang hantu tidak terlihat dimana pun.
" Haah... gara-gara hantu sialan itu, gue jadi sering halusinasi gini. Dia gak ada disini tapi suaranya tetep aja kedengeran." Gumamnya entah bicara pada siapa.
" Kamu gak halusinasi, aku memang ada disini. Di atas... aku ada di atas."
Entah mengapa Panthana tiba-tiba merasa sangat gugup dan panik, bahkan dia kesulitan hanya sekadar menelan salivanya sendiri. Dengan gerakan perlahan dia mendongak menatap ke arah langit-langit. Terlalu terkejut hingga tanpa sadar satu kakinya tersangkut pada kakinya yang lain sehingga dia pun jatuh terduduk dengan tidak elitnya.
Bagaimana tidak terkejut, dia melihat hantu gadis itu tengah merangkak di langit-langit toilet bak seekor laba-laba. Wajahnya yang pucat dengan kedua matanya yang sedang melotot adalah pemandangan mengerikan yang sedang ditatap Panthana.
" L... lo sejak kapan ada disitu?" tanya Panthana panik.
" Sejak kamu masuk ke dalam toilet."
" B... berarti lo lihat..."
" Ya aku lihat waktu kamu lagi buang air kecil." Sela hantu itu seraya memperlihatkan senyumannya yang entah mengapa terlihat menyeramkan bagi Panthana.
" Selain berisik dan pengganggu ternyata lo juga tukang intip ya. Dasar hantu mesum." Gerutunya semakin jengkel dengan tingkah laku sang hantu.
" Aku sudah terbiasa kok lihat yang begituan. Di toilet tempat kita bertemu, aku sudah sering melihat anak laki-laki sepertimu sedang buang air kecil." Jawab sang hantu masih memperlihatkan senyuman horornya.
Wajah Panthana merona saat ini, tentu dia sedang menahan mati-matian rasa malunya. Walau dilihat oleh hantu tetap saja dia tidak rela aset pribadi miliknya dilihat orang lain. Dia bergegas bangun dan hendak pergi dari toilet itu secepatnya. Dia harus kembali ke kelasnya sebelum pelajaran selanjutnya dimulai.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEST FRIEND {COMPLETED}
TerrorChapter sudah dihapus karena pindah ke Dreame/innovel Seorang pemuda yang seumur hidupnya tidak bisa melihat penampakan hantu, tiba-tiba kini ada sosok hantu yang muncul di depannya dan hanya dia seorang yang bisa melihatnya. Ini hanya sebuah kisah...