Bagian 2

18 6 0
                                    

"Tak ada yang akan terjadi jika tuhan bersama takdirnya belum bertindak."
 
---------------------

Gadis berperawakan langsing terlihat tengah mengemasi bukunya, siapa lagi kalau bukan Cessie yang dengan cekatan memasukan buku kembali ke ranselnya. Cessie berjalan perlahan menyelusuri koridor kampusnya, mata sayunya sesekali mengamati sekeliling dengan tatapan sendu khas dirinya. Suasana kampus cukup sepi mengingat jam kuliah telah usai, Cessie berjalan di sepanjang koridor dengan tatapan tak lepas dari ruangan-ruangan di sekitarnya, namun langkah kecilnya terhenti ketika seseorang memanggilnya.

“Cessie.” Seorang pria berperawakan tinggi mendekat kearahnya.

“Robbin, kau belum pulang…” Cessie tersenyum simpul “dan apa yang kau lakukan di sini?” sambungnya.

Robbin Alward pria dengan sejuta pesonanya, namun pesonanya tak mampu menyentuh hati sang gadis di depannya sekarang. Saat dulu ketika duduk di bangku Senior High School Robbin pernah mengungkapkan perasaannya, tapi sayang hanya gelengan dan perkataan maaf yang di dapatnya dari gadis pujaan hatinya itu. Hal pahit yang di dapatnya itu ternyata tak membuat Robbin mundur selangkah pun, dirinya tetap gigih meluluhkan hati yang sempat tak menerima cintanya itu.

“Ah ya, tadi hanya mengambil barang di lokerku dan kebetulan aku melihatmu. Apa kau mau pulang?”

“Iya." Cessi hendak melangkahkan langkahnya, namun kembali lagi terhenti karena tawaran Robbin.

“Ayo ku antar pulang, dan Robbin Alward tidak menerima penolakan.” Lontar Robbin sembari tertawa garing.

“Tapi…” Cessie nampak berpikir “Baiklah antarkan aku pulang sekarang.”jawab Cessie dan di jawab senyum sumringah oleh Robbin.

Tak ada percakapan di antara Robbin dan Cessie, mereka seakan sedang betah berkecamuk dengan dunia masing-masing. Hingga suara seseorang memecah suasana hening dalam mobil itu.

“Apa kau sudah makan?” Robbin melirik Cessie sekilas.

“Belum.” Sahut Cessie yang terlihat enggan mengalihkan pandangannya dari luar jendela.

“Apa kau tak lapar? Biasanya jam segini kau pasti akan merasa lapar.” Robbin tertawa kecil yang mengingat kejadian sewaktu Cessie yang pernah merengek untuk diantar mencari makanan karena tak kuat dengan nyanyian cacing di perutnya.

“Tidak, aku tidak la-…” ucapakan Cessie terhenti ketika terdengar suara nyaring yang berasal dari perut gadis itu.

“HAHAH… kau tak pandai berbohong, Ces.” Robbin di sela tawanya.

Kalian membuatku malu” batin Cessie seraya menepuk pelan perutnya.

Akhirnya Robbin memutuskan mencari tempat untuk makan terlebih dahulu sebelum mengantar gadis di sebelahnya itu pulang.

Tak ada perbincangan dari keduanya mereka seakan sibuk menikmati makanan masing-masing, namun di sisi lain Cessie terlihat seperti tak nyaman dengan tatapan Robbin kearahnya. Yah sejak awal pesanan mereka datang Robbin malah sibuk memandang Cessie daripada makanannya, tapi saat Cessie mendongakkan kepala Robbin akan bersikap sedang sibuk dengan makanannya.

"Ck.. Berhentilah,Rob." Cessie menatap penuh kearah Robbin.

Terlihat Robbin mengerutkan kedua alisnya, "Aku belum menghabiskan makananku, kenapa kau menyuruhku berhenti?"

"Makananmu itu tak kan habis jika kau sibuk memandangku."

"Hahahaha.... Kau tau itu, Princess? Baiklah maafkan aku soal itu."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 13, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Cassiopeia (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang