Three

1.2K 70 0
                                    

"Apaan dah lo steff" kata gue ke steffi stengah berbisik.

"yaudah, bye! muka lu udah kaya kepiting rebus" Lalu Steffi langsung prrgi meninggalkan Iqbaal dan Nanda.

"Hmm.. Lo mau makan apa?" Tanya Iqbaal malu-malu.

"Apa aja deh" kata gue grogi, ya iyalah orang gue berduaan sama cogan.

"Yaudah, tunggu ya"

•••AUTHOR's pov•••

*skip*

Sudah sekitar 4 bulan mereka bertiga sudah seperti sahabat.

Tetapi akhir akhir ini steffi sudah jarang ikut kumpul kumpul bersama. Akhirnya nanda jadi sering berdua dengan Iqbaal. Dan tampaknya diantara mereka berdua sudah tumbuh benih benih cinta.

•••NANDA's pov•••

Drt.. Drt.. Drt..

Telpon dari seseorang masuk. Gue liat dan itu adalah iqbaal. Gue langsung angkat telponnya.

"Apaan bal" jawab gue males.

"Ketemuan di cafe biasa ya, gue mau ngomong sesuatu sama lo. Ga ada penolakan"

'tut tut tut'

Kedua sudut bibir Nanda terangkat.

'manis'

-cafe-

"Lo mau ngomong apa?" Tanya gue.

"Sebenernya gue..." Katanya menggantungkan kalimatnya yg membuat jantung gue dag dig dug serr apansihh!??!?

"gue suka sama lo Fernanda Azura, gue dari dulu pengen bembak lo, tapi gue masih malu buat ngungkapinnya ke lo, gue ga tahan mendem perasaan ini ke elo gue takut kalah start sama yang lain, karna siapa sih yang gamau sama cewe yg baik, cantik, lucu kayak elo, langla loh" Iqbaal mengakhiri kalimatnya dengan senyuman mautnya.

"... Gue emang bukan cowo romatis kayak yang lain, gue juga ga se sempurna cowo lain, gue cuma punya hati buat lo doang, so.. will u be my girlfriend?"

Mata gue terbelalak mendengar ucapan iqbaal. Apa gue salah denger? Tenggorokan gue kering. Shock. Itu yang gue rasain sekarang.

Air mata gue satu-persatu turun. Lebay memang. Tapi perasaan ini benar-benar sudah mendalam. So...

"Yes i will" Jawab gue tegas. Dengan sigap Iqbaal langsung memeluk erat kekasihnya itu yang baru saja resmi beberapa detik yang lalu.

Fernanda masih tidak menyangka dengan apa yang Iqbaal perbuat ini.

Ia berharap Iqbaal bisa menjaganya

"Udah deh baal, mau lo gue mati gara gara lo peluk?"

"Gapapa, kan lo mati dalam pelukan iqbaal dhiafakhri ramadhan" ucapnya dengan senyuman jahilnya.

"... Aku-kamu dong nan kan udah pacaran" lanjutnya.

"Iya iya. Emang kamu rela aku mati?"

"Rela"

"Kurang ajar ya kamu baal, bener ya? awas kalo besok ada bendera kuning dirumah aku. Jangan salahi. aku"

"Main main aja beb, aku gamau kehilangan kamu".

"Bab beb bab beb emang lo siapa hah?"

"Gue? pacar lo kan? lo amnesia ya, barusan tadi kita jadian"

"Terserah lo dah, balik yuk"

"Yuk"

7 bulan berlalu gue makin sayang sama Iqbaal, dan gue gamau kehilangan iqbaal.

Iqbaal adalah sebagian hidup gue. Gua ga tau kalo ngga ada dia. Dia selalu jaga perasaan gue. Dia ga pernah ngecewain gue. Dia ga pernah kesel sama gue, walaupun gue suka baper. Sekarang gue udah jadi dokter, dia juga, tapi beda ahli.

"Mana ya Iqbaal kan dia janji setiap hari mau nganter gue kemana mana, masa dia lupa,huhh terpaksa gue naik taksi ke rs" gue berjalan dengan gontai ke halte depan komplek.

VOMMENT PLSSSSS!1!1!!1!!

hes yoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang