Seulgi menatap Irene, menatap wajah itu dalam-dalam.Lidahnya keluh, tak bisa berkata apa-apa.
"Udah Seul, udah"
Seulgi hanya bisa menatap Irene yang tampak tak terpengaruh dengan keadaan mereka saat ini—dengan hubungan mereka yang berada diambang kehancuran.
"Kita perbaiki semuanya" bisik Seulgi
Ya..
Karna setiap hal yang rusak bisa diperbaiki."Perbaiki apa lagi?"
Dan datang balasan itu.
Ya Seulgi, perbaiki apalagi?
Kalau udah mentok rusak, yaudah dibuang aja.
Tapi gak ada yang rusak kan?
Hubungan mereka baik-baik aja kan?
Karna yang Seulgi tau, kemarin masih terasa begitu indah.Lantas apa?
Lantas apa yang salah diantara mereka?"Kasih alasan rene" bisik Seulgi lemas
"Alasan apa?"
"Alasan kenapa kita harus selesai?"
Ada keheningan yang membuncit disana.
Sama sekali canggung dan begitu menyiksa Seulgi.Tidak, ini bukan mereka.
Mereka tidak seperti ini.
Ini seperti orang lain."Apa perlu Seul?"
"Perlu rene, kita jalanin ini juga gak main-main. Jangan akhiri ini semua dengan alasan yang gak jelas"
Dari tempatnya terduduk lemas, Seulgi bisa melihat Irene yang membuang mukanya.
Tanpa menatap Seulgi, dia pun berucap..
"Alasan gue minta udahan karna emang udah gak ada lagi alasan untuk gue tinggal"Itu menusuk.
Seperti benda tajam yang menghujam jantung; ngilu dan pedih.
Seulgi menelan ludahnya,
"Kalo benaran sayang, gak perlu ada alasan untuk tetap bertahan rene""Hubungan macam apa itu? Semuanya harus dilandaskan dengan alasan"
"Lalu balasan tadi? Kalo emang semua harus dilandaskan dengan alasan, kenapa tadi lo bilang gak ada lagi alasan untuk lo tinggal"
"Dan lo gak nyimak Seul, karna gak ada lagi alasan. Itulah mengapa kita harus udahan"
Dan terdiam.
Seulgi tak lagi membalas..
Karna kata-kata seperti itu terlalu menyakitkan untuk dibalas..
Yang bisa dia lakukan hanya menatap Irene dengan lemas..
Matanya memelas..
Hatinya serasa diperas..
Rahangnya terkatup keras..
Karna sekarang cintanya tak berbalas..
Dan kini mereka hampir kandas..Sungguh akhir yang naas.
".. Bentar, kasih gue waktu untuk berpikir" ucap Seulgi sambil berdiri dari posisi duduknya.
Berdiri menghadap gadis yang pada malam itu, benar-benar menghancurkan hatinya.
Dia meminta waktu untuk berpikir, namun percayalah pikirannya tidak berjalan.
Ketika hatinya merontah, lidahnya kaku, dan matanya berkaca-kaca.
Di dalam pikirannya hanya ada satu; Jangan pergi.
"Rene.." bisik Seulgi mencoba terdengar tegar.
Sekuat tenaga menyembunyikan getaran di suaranya saat memanggil gadis yang menggenggam hatinya itu.
Panggilannya tak berbalas.
Hanya ada bunyi angin malam yang menari-nari; sama sekali tak terlihat namun bisa dirasakan menusuk sampai ke tulang-tulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
10 Hari Melepas Irene Bae [END]
FanfictionPada akhirnya dia harus melepaskannya. Namun dia sadar ternyata melepaskannya bukanlah sebuah perkara yang mudah. Melepaskannya? Iya. Barangkali itu keputusan terberani namun tetap yang paling menyakitkan yang pernah dia ambil.