Tentang Pertemuan

16 1 0
                                    

Saat itu aku yang iseng ini sangat gatal melihat sahabatku memiliki hubungan dengan sahabatmu. Aku berfikir apakah aku juga akan denganmu? Tidak. Aku tidak menyukaimu. Aku hanya...iseng. Kau tau kan? Itu hanya iseng. Kudengar juga kau sangat mudah untuk dijahili. Mereka bilang kau itu 'baperan'. Maka aku pun berniat untuk mengisengimu.

"Lin! Lo udah minta kan kontak si Fatir ke pacar Lo?" Tanyaku pada Raline.

"Lo yakin Ann mau baperin si Fatir?" Kala itu Raline sangat khawatir.

"Iya, Ann. Lo yakin? Maksud gue. Fatir itu orangnya baperan. Tar kalau dia suka Lo beneran dan Lo bilang ke dia kalau Lo cuma iseng. Kan sama aja Lo udah mainin perasaan dia." Kali ini Chika menceramahi ku. Tapi aku tidak mau mengurungkan niatku itu.

"Apasih. Gue bakal buktiin kalau dia gak baperan kaya yang kalian bilang. Yakali cowok baperan. Dia tuh sama aja kaya cowok-cowok lain. Bajingan." Ucapku kala itu. "Udah-udah. Mana kontaknya si Fatir?"

"Tapi kan Lo sukanya sama si Faza, Ann." Huh. Mereka menyebalkan. Mengapa mereka membawa-bawa nama itu. Aku tidak merespon mereka karena kesal.

Beberapa saat setelah itu, ponselku bergetar.

"Tuh udah gue kirim Ann. Jangan keterlaluan ya baperin anak orangnya. Tar malah Lo yang suka kan gawat." Aku tersenyum dan membuat jari telunjuk dan jempol ku membentuk huruf O

'mulai dari mana ya?' pikir ku kala itu dengan beberapa ide jahil.

Hai
Addback ya
Anna kelas X IPA 1

Ok.

'cepat juga ia merespon' fikirku.

Kok main hp?

Saat itu memang masih jam pelajaran. Tapi aku memang bukan tipe yang rajin, kau juga tau kan? Apalagi memang kelas ku ditinggal guru yang katanya pergi karena kucingnya sakit. Dan kelas ku diberi tugas. Beberapa dari kami saat itu ada yang mengerjakan tugas itu. Karena itu aku tenang karena bisa melihat tugas mereka nanti.

Lama juga kau membalas pesanku.

Lagi searching buat tugas.
Lo juga main hp.

Oh buat tugas toh.
Gue mah gurunya lagi ngurus kucingnya yang lagi sakit:v

Biar gue tebak.
Bu Rika kan?

Wkwkwkwk
Bener banget:v
Kok Lo tau sih?

Kan gue yang kemarin meriksa kucingnya.

Serius?
Wah keren.

Enggak.

Lah:(

Lucu sekali responmu itu. Tapi chat ku hanya dibaca.
'tuh kan. Dia tuh gak baperan kaya yang mereka bilang.' pikirku.

"Gimana?" Tanya Chika.

"Sukses." Aku memperlihatkan obrolan kita pada sahabatku.

"Parah sih Lo Ann." Respon Raline membaca obrolan kita.

"Gitu doang kan?" Tanya Chika.

"Ya gak lah. Untuk sekarang ya gitu dulu. Harus ada tarik ulur dong." Ucapku sambil tertawa. "Eh tapi Lo pada jangan bilang ya ke pacar-pacar Lo. Bisa gagal rencana gue."

quo vadis?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang