Kelas XII, aku mendengar kabar bahwa kau tak lagi bersekolah disini. Kau pindah ke luar kota. Ada perasaan bersalah pada diriku. Seminggu setelahnya, aku putus dengan Faza.
Kau tahu? Aku tidak nyaman berpacaran dengan Faza. Banyak akun anonim yang menghujat ku. Dan Faza banyak dekat dengan perempuan lain. Ketika aku protes dia hanya menjawab. 'cuma baperin doang kok.' Jadi aku memutuskan untuk mengakhiri hubungan kami.
Beberapa hari berlalu, aku pun menyadari ada sesuatu yang hilang. Aku merasa hampa. Hidupku menjadi tidak berwarna. Saat itu, hidupku sangat monoton.
Sampai sekarang, aku masih sangat kehilanganmu. Aku masih berharap kau kembali. Aku sudah menunggumu disini. Di depan tangga minimarket ini. Aku akan memberimu jawabannya. Apakah sudah terlambat untukku menjawabnya sekarang?
Entahlah sudah berapa bulan aku kembali ke tempat ini untuk sekedar menunggumu. Sudah berapa kali juga aku diusir orang-orang itu karena duduk disini. Sudah berapa bulan juga aku tidak datang ke sekolah. Padahal ujian nasional sudah lewat seminggu lalu. Aku tidak peduli.
"Mau sampai kapan Lo kaya gini Ann?" Raline dan Chika datang. Aku terdiam tidak menjawab pertanyaan Raline.
"Udahlah Ann. Bukan salah Lo Fatir pergi. Memang udah takdirnya dia pergi. Lo gaboleh kaya gini. Lupain Fatir, Ann." Chika memang bisa berkata begitu. Tapi tidak. Kau kira semudah itu aku melupakanmu?
"Gak semudah itu buat lupain Fatir." Ucapku tanpa mengalihkan pandanganku pada jalanan berharap kau melewati jalan itu.
"Gampang Ann. Asal lo mau." Justru aku gak mau lupain kamu. Aku hanya menggeleng.
"Fatir gak mungkin balik kesini. Dia aja gak tau Lo nungguin dia kaya gini."
"Makanya gue mau narik perhatian banyak orang, Lin, Chik. Mungkin dengan gitu gue terkenal karena udah mengganggu orang-orang. Saat itu gue bilang ke orang-orang. Kalau gue kaya gini buat Fatir." Ucapku menahan tangis. "Dan Fatir bakal tau kalau gue kaya gini buat dia. Dia bakal balik kesini, ke tempat ini, buat nemuin gue." Kali ini tangis ku tidak tertahan.
"Lo gila Ann?" Iya aku gila karena menunggumu.
"Iya gue gila karena Fatir."
"Gak gini caranya, Ann. Lo bisa kan cari dia aja?"
"Udah! Gue udah cari tau kemana dia pergi. Tapi gaada yang ngasih tau gue. Fatir gamau gue cari dia." Aku terisak. "Jadi mungkin kalau gue nunggu, dia bakal balik."
"Ann, pulang yuk? Fatir pasti gamau liat Lo menderita kaya gini."
"Justru karena Fatir gamau, dia bakal balik kesini."
"Seenggaknya Lo harus makan Ann. Lo udah kurus gitu."
"Gue bakal makan kalau Fatir yang suruh." Aku gak akan makan fat, aku nunggu kamu.
Aku menunggumu kembali disini. Aku akan membuat keributan kalau perlu. Agar aku terkenal karena menunggumu disini. Sehingga ketika kau mendengarnya, kau akan kembali ke tempat ini. Untuk mendengar jawabanku. Aku bahkan bertanya pada orang-orang. Jika mereka melihatmu, tolong katakan padamu aku sedang menunggumu disini.
Apa kau sudah mendapat kabar itu, Fat? Kalau belum, aku akan berusaha lebih lagi agar kau mendengar kabarnya. Cepatlah datang, Fat. Aku rindu. Aku ingin menjawab pertanyaanmu kala itu. Aku akan menjawab iya fat. Ayolah. Aku menunggumu.
Hei. Apakah dari kalian ada yang mengenalnya? Jika iya, tolong katakan padanya aku masih menunggunya disini. Terimakasih.
